MAAF

1.1K 60 1
                                    


Keesokan hari nya saat aku berkaca,aku begitu terkejut karena memar di sudut bibirku semakin terlihat jelas. Aku bingung menjelaskan pada ibu jika ibu melihat sudut bibirku yang memar ini. Aku menguncir rambut ku namun aku bingung harus menutupi memar ini,aku terus berfikir lalu melintas sebuah ide bagaimana cara agar ibu tidak melihat memar ini. 'ahhh...gua pakai masker aja,ahh sungguh pintar ny'batinku

Lalu aku mengambil masker didalam laci belajarku dan aku memakai nya dan aku berjalan keluar kamar mencari ibu untuk pamit pergi kesekolah

"mah...mamah..."teriakku mencari nya

"kenapa sa,mamah di dapur"jawabnya dari arah dapur dan aku menuju dapurhendak berpamitan

"mah,salsa berangkat sekolah ya"aku ingin segera mungkin berangkat kesekolah

"sarapan dulu,nanti kena magh lo,ets kamu kok tumben pakai masker segala"ucapnya padaku 'aduuh gua harus bilang apa nih'batinku

"lagi pilek sama flu mah,jadi pakai masker takut nular"jawabku asal padanya aku tau itu membuat nya curiga karena kemarin aku baik-baik saja

"perasaan kamu kemarin gak apa-apa deh sa,kamu bohong ya sama mamah"benar dugaanku ibu tidak akan mempercayainya karena ibu tahu kalau ada yang aneh padaku pasti terjadi sesuatu.

"coba buka masker nya mamah tahu kamu bohong"dan benar saja ibu memaksa aku untuk membuka masker yang aku pakai dan aku tidak bisa mencegah nya aku hanya bisa pasrah disaat dia membukanya.

"ya ampun sayang,pipi kamu kenapa memar begini"ucapnya begitu terkejut saat melihat memar di pipiku

"gak apa-apa mah"jawabku padanya yang khawatir

"bantuin siapa lagi kamu sayang" ibuku tahu jika aku seperti ini,karena membantu orang, ibu selalu tau kalau aku tidak akan berkelahi tanpa sebab ,seperti waktu aku kelas 11 aku membantu Dodit teman sekelasku yang di bully oleh Putra dan teman-teman nya. Putra merasa terganggu karena aku membantu Dodit waktu itu.aku pun berkelahi dengan nya dengan bekal karate yang aku punya aku bisa menghindar dari sekarang nya dan waktu itu ada yang mengadu pada guru BK(Bimbingan Konseling) tiba-tiba guru itu masuk ke kelas lalu ia memanggilku dan Putra untuk keruangannya. Akhirnya aku dan Putra mendapat surat panggilan untuk orang tua.

Orang tua kami datang esok nya dan langsung menuju ruangan BK guru itu mengatakan bahwa aku mendapatkan skors selama tiga hari karena aku hanya membela Dodit dan Putra mendapatkan skors selama satu minggu.

"sa,kamu bantuin siapa lagi"tanya ibu lagi.

"maaf,mah. Kemarin Salsa bantuin ibu-ibu yang di ganggu preman"jawabku sambil menunduk takut dimarahi olehnya

"sayang,lain kali hati-hati,kalo kamu mau bantuin orang yang sekiranya lawan kamu lebih kuat dari kamu minta bantuan,jangan sendirian"jelas ibu padaku dengan mengusap kepalaku syukurlah dia tidak memarahiku

"ia mah maaf,tapi mamah gak marahkan?"tanyaku padanya

"gak sayang,asal kamu hati-hati ya,ya udah sarapan dulu,mamah udah bikin nasi goreng"

"ia mah,salsa sayang mamah"ucapku padanya. Aku dan ibu pun sarapan berdua seperti biasanya karena sudah seminggu ayah ku sedang di tugaskan oleh bos nya keluar kota mengurus proyek baru.

***

Setelah selesai sarapan aku langsung berpamitan dengan ibu dan aku segera berangkat kesekolah karena Ridho masih marah padaku,aku berangkat memesan ojek online,karena aku malas membawa si 'jiggy' (motor ninja milikku).

Sesampainya disekolah aku langsung masuk ke kelas dan ternyata Ridho belum sampai di sekolah. Aku langsung duduk dibangku ku,tidak lama setelah itu Milla datang bersama Dirga dan Ridho.

FRIEND AND LOVE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang