Aku dan Ridho kembali ke Apartement , namun bukan Apartement Ridho melainkan Apartement Bang Rendra, karena masa sewa Apartement Ridho habis dan terpaksa harus tidur di sini malam ini.
"lo sih Dho bukannya di beli aja Apartement nya, malah sewa segala" ucapku yang berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman dingin.
"gua belum ada duitnya gila buat beli Apart disini" jawabnya
"minta sama om wisnu lah, kan lagi banyak duit, lo mau minum apa? " tawarku pada nya.
"apa aja yang bikin seger. Gua bukan tipe anak yang apa apa minta ke orang tua Sa" ucapnya.Dan yah dia masih seperti Ridho yang aku kenal , yang tidak suka menghabiskan uang orang tua begitu saja.
"kalo beasiswa lo masih aman aman aja kan selama tiga tahun ini?" tanya ku padanya lalu duduk di sambing nya dengan memberikan minuman kaleng.
"pernah hampir ke cabut sih waktu awal awal gua kuliah" jawaban dari Ridho membuat ku hampir tersedak air.
"gila lo, baru awal mau di cabut aja, emang kenapa kok bisa hampir di cabut sih? " tanyaku penasaran.
"gara gara IP gua gak tinggi" jawabnya
santai sambil minum.
"kok bisa IP lu gak tinggi?" tanyaku sekali lagi, aku tidak percaya dengan seorang Ridho yang tidak mendapatkan nilai yang Tinggi.
"gua waktu itu selalu gak fokus waktu dosen ngajar" jawabnya lagi
"kok bisa sih lu gak fokus, kenapa coba" ocehku padanya.
"lo. Gua terlalu mikirin lo yang ilang tanpa kabar dan cuma ninggalin selembar surat" jawabnya dan menetap mataku dalam dengam wajah yang serius. Dan membuatku diam di tempat."j-ja-jadi gara gara lu mikirin gua Dho bikin lo gak fokus kuliah" jawabku gugup.
"maaf banget kalo gua udah bikin beasiswa lo hampir di cabut, maap gua yang egois Dho" sesalku padanya.
"ssttss.. Udah gak papa itu udah berlalu. Bukan salah lo juga kok" ucapnya mengelus kepala ku.
"tapi gua bener bener minta maap Dho" ucapku dengan memeluk nya.
" iya Sa, gak papa " ucapnya.Aku tidak menyangka hanya dengan kepergianku yang tanpa kabar akan membuat Ridho tidak fokus dengan kuliahnya dan hampir membuat beasiswa nya di hentikan.
"terus sekarang kita di Apart ngapain nih , bosen banget kalo cuma duduk doang" ucapku yang mulai bosan.
"kita? Ngapain?" tanya balik Ridho dengan wajah menjengkelkan
"waah.. Waaah, bahaya nih, pikiran lo kemana mana yah Dho" tuduhku padanya.
"selagi gak ada orang Sa, cuma kita berdua" jawabnya masih dengan wajah menjengkelkan nya.
"waah, bener bener pikiran lo kotor ini" cecarku padanya.
"lo gak usah ngedeket ke gua, lo makin deket gua pukul. Wah bener minta pukul" ucapku tak main main saar dia makin mendekat ke arahku.Aku berdiri untuk menhindar dari nya namun Ridho masih mendekat ke arahku dan...
Bugh...
Satu pukulan telak tepat di wajahnya dan kini Ridho meringis ke sakitan.
"aduh Sa, lo mah gak ada akhlak nya jadi cewek, gak ada manis manisnya, gua kan cuma bercanda" ucapnya sembari memegangi pipi nya yang habis aku pukul.
"kan gua bilang jangan deket deket lo malah makin ngedeket ke gua" ucapku tak merasa bersalah.
"ya kali gua mau ngapa ngapain lo Sa" ucapnya dengan meringis ke sakitan.Aku meninggal kan nya menuju dapur.
"woi lo mau kemana Sa? Tanggung jawab muka gua" ucapnya padaku yang menuju arah dapur.
"berisik lo"ucapku tanpa peduli.Lalu aku kembali dengan mambawa air hangat untuk mengompres wajah nya dan kotak P3K.
"nih kompres dan obatin muka lo" ucapku meletakan semua itu di meja depan wajahnya.
"kompresin lah kan gara gara lo bikin begini" ucapnya
"ogah suruh siapa pikiran lo mesum" ucapku dan berjalan ke arah jendela."Salsaa" panggil nya namun aku tak menengok.
"Oi Salsa Faraya Anandista" panggil nya dengan nama lengkapku.
"apaan sii... "Cekrek...
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND AND LOVE [COMPLETE]
عاطفية"rasa yang paling menyakitkan adalah ketika mencintai sahabat sendiri dan tak terbalas"