Aku terbangun karena guncangan dibahuku, dan aku membuka mataku dan ternyata itu Milla yang sedang menangis. Dan aku sekarang dalam posisi duduk dan kini ia memelukku. "lo kenapa Mil? "tanyaku padanya seraya mengelus bahunya "Sa, Dirga tadi malam... Hikss... Kecelakaan, Hiks... Dan sekarang dia lagi kritis"ucap Milla dengan menangis,aku terkejut dan langsung ikut menangis dengan memeluknya erat. "lo tau dari mana Mil?"tanyaku lagi "barusan Ridho nelepon gua, dan ternyata dia nelepon gua dari tadi malam"jawabnya "ayo Sa, anterin gua kerumah sakit sekarang"lanjutnya lagi "ayo. Tapi kita rapih rapih dulu" dan setelah rapih kami langsung bergegas menuju rumah sakit. Ketika aku sampai mobil Milla ternyata ia sudah siap untuk mengemudikan mobilnya dan ku ketuk kaca mobilnya. "ayo Sa, buruan tunggu apa lagi? Gua takut Dirga kenapa napa"ucapnya "lo jangan nyetir gua aja, pikiran lo lagi gak tenang, gua takut lo kenapa napa juga"jelasku padanya dan syukurlah dia mau mendengarkan ku dan langsung turun menukar posisi. Aku langsung melajukan mobil Milla menuju Rumah Sakit.
***
RIDHO POV
FLASBACK ON Rumah Milla
Aku dan Dirga langsung mengambil motor masing masing. Namun ketika aku hendak memakai helm Dirga menepuk bahuku dan aku menoleh padanya. "gua saranin lo baca ini, supaya lo tau perasaan Salsa sama lo"ucapnya dan memberikan buku berwarna navy. "apa ini. Ga? "tanyaku padanya "buku daerynya Salsa"jawabnya "lo dapet dari mana daerynya Salsa? "tanyaku bingung "gua ambil diem diem dari ruang tamu, waktu dia sama Milla lagi nyiapin buat kita ber-baque-an tadi"jawabnya "terus urusannya sama gua apa? " "lo baca aja, sebelum lo nyesel"jawabnya dan aku hanya menaikan satu alisku. Bingung. "gua gak bakal baca, ini privasinya Salsa, Ga."ucapku hendak mengembalikan buku itu padanya "udah pegang aja,siapa tau lo berubah pikiran dan mau baca itu" jawabnya,
lalu ia memakai helmya dan dengan terpaksa kusimpan buku itu dibalik jaketku. Dan mengenakan helmku. Kami pun melaju pergi meninggalkan Rumah Milla. Jalanan sudah cukup lenggang, aku melihat Dirga yang menaikan kecepatan motornya diatas rata rata. Dan saat di perempatan jalan.
Brakk....
Motor Dirga oleh mobil sedan dari arah kanan yang menerobos lampu merah, aku segera menghampiri tubuh Dirga yang sudah terbaring bersimbah darah. "Ga. Bangun Ga" tak ada respon darinya. Aku langsung menghubungi ambulance. Aku tidak sempat melihat plat mobil itu karena pengemudinya langsung melarikan diri. Tak berselang lama mobil ambulance itu segera datang, pada perawat langsung membawa Dirga masuk ke dalam mobil ambulance.
***
Dokter dan perawat segera membawa Dirga keruang IGD. aku menunggu di luar ruangan. Aku mencoba menelepon Milla dan juga Salsa berkali kali namun ponsel mereka tidak aktif. Baiklah akan kuhubungi besok pagi.
*** Pagi ini aku mencoba menghubungi Milla kembali dan sepertinya tersambung "halo, Dho. Kenapa? "tanyanya diseberang sana seperti bangun tidur "Mil. Dirga kecelakan dan sekarang belum sadar"ucapku To The Point. "lo gak bercanda kan Dho? " "gak Mil. Sebaiknya lo kesini sekarang. Alamatnya gua kirim" ucapku mematikan sambungan telepon.
*** Dokter baru saja keluar dari ruangan Dirga dan ia mengatakan bahwa Dirga semakin kritis. Dokter bilang Dirga ingin menemuiku aku langsung mengenakan baju steril yang disarankan dokter sebelum masuk menemui Dirga. Saat aku masuk ke dalam ruangan IGD Dirga memaksakan untuk mengukir senyuman aku langsung berdiri didekatnya. "Dho... "ucapnya sekuat tenaga "apa Ga, lo perlu sesuatu"ucapku "tolong.... S~sadar sa~ma p~peras~saan lo sendiri"ucapnya tersendat sendat "lo gak usah banyak bicara dulu, lo masih lemah"ucapku memegang tangannya "gu~guaa... Ud~dah gak kuat Dho, gua tau s~sebenarnya lo itu suka sama S~salsa, tap~pi lo gak sadar itu" "gu~a minta t~to~long jagain Milla yah... Kalo gua udah gak ada"ucapnya masih dengan tersendat sendat "lo harus kuat Ga. Lo gak boleh ngomong gitu. Dan lo gak boleh ninggalin kita"ucapku padanya namun ia hanya mengukir senyuman damai dan...
Tiiiiiitttt...... Monitor detak jantung Dirga menunjukan sebuah garis lurus dan tanpa bisa aku tahan air mataku jatuh... "Dirgaaa........" "dokter..... Suster..... Dokterrrrr"teriakku
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RIDHO POV END
***
Aku dan Milla nemasuki gedung yang berbau obat obatan ini. Kami berlati menuju ruang IGD dan disana sudah ada Ridho dan kedua orang tua Dirga. "Dho. Gimana Dirga? "tanya Milla pada Ridho namun ia tidak menjawab "om,tante. Gimana keadaan Dirga? Dia baik baik aja kan? "kini Milla beralih pada kedua orang tua Dirga namun tante Helena ibu Dirga langsung memeluk Milla dan menangis sejadi jadinya. Aku menoleh kearah Ridho dengan tatapan seolah bertanya 'apa Dirga...? ' dan Ridho hanya mengangguk mengiyakan seketika lututku melemas dan langsung terduduk di lantai rumah sakit. "kamu yang sabar ya sayang. Mungkin ini yang terbaik buat Dirga"ucap tantr Helena pada Milla "tante. Dirga gak mungkin meninggalkan? "tanya Milla "kamu yang sabar ya"kini Om Darwin Argantara ayah Dirga yang menghampiri Milla dan mengelus kepalanya "gak mungkin om. Ini gak mungkin tante"teriak Milla dengan bergantian menatap kedua orang tua Dirga
Lalu pintu ruang IGD terbuka dan terlihat dokter membawa ranjang pasien yang diatasnya terbaring sudah tak bernyawa. Aku berdiri ingin mendekat kearah sahabatku itu namun belum sampai didekatnya aku tidak sanggup menopang tubuhku dan Ridho dengan sigap menangkapku dan memelukku. "Dirga.... Lo gak mungkin ninggalin gua,katanya lo sayang sama gua dan gak bakal ninggalin gua, gua sayang lo, Ga"ucapnya Milla dengan menangis. Aku tak sanggup lagi menahan air mataku agar tidak jatuh aku memeluk Ridho erat dan ia juga memelukku erat. "Dirga... Banguuunnn... Lo denger gua kan"teriak Milla histeris namun apa daya Dirga sudah tak bernafas. "maaf, pasien akan dibawa ke ruang jenazah, untuk itu permisi"ucap dokter, lalu membawa ranjang itu menjauh dari kami dengan Milla yang berteriak histeris dipelukan tante Helena. Dan Milla langsung terjatuh pingsan, Ridho langsung melepaskan pelukanku dan menghampiri Milla.
*** Pemakaman Dirga selesai dan semua orang sudah pergi kecuali aku, Rizky, Ridho, Milla dan orang tua Dirga. Milla masih menangis di depan makam yang bertuliskan Dirga Argantara tersebut "sayang ikhlasin ya. Tante sama Om pulang duluan"ucao tante Helena mengelus bahu Milla lalu pergi meninggalkan makam tersebut. "Sa, kita diterima di Harvard"bisik Rizky padaku "dan seminggu lagi kita berangkat"ucapnya. Entahlah apa aku harus sedang mendengarnya, dalam keadaan seperti ini berita itu sangat tidak tepat. "Mil. Udah ya nagisnya, kita pulang yuk"bujukku pada Milla "lo duluan aja Sa"ucapnya datar dan tanpa menoleh sedikitpun "tapi Mil.... " "gak papa, lo pulang aja Sa, gua masih pengen disini"ucapnya padaku "ya udah,gua sama Rizky pulang duluan ya"ucapku namun ia tidak menjawab "gua duluan Dho, tolong jagain Milla"ucapku menepuk bahu Ridho. Aku dan Rizky pun meninggalkan mereka berdua. Air mataku menetes saat ingat masa dimana aku, Ridho dan Dirga dihukum bersama sewaktu SMP dan dimana kami dikejar oleh anjing namun kami hanya tertawa sambik berlari waktu itu. Dan masih banyak lagi. "udah Sa, ikhlasin"ucap Rizky menggenggam tanganku dan menghapus air mataku dan berusaha tersenyum padanya.
'SELAMAT JALAN Dirga Argantara, semoga lo tenang dan bahagia ya disana'
*** Yeay Update lagi 😁. Jangan pernah bosen ya baca cerita aku dan selalu aku ucapkan terimakasih yang mau baca, dan makasih buat yang udah masukin cerita Friend And Love ke dalam Reading list kalian. Jangan lupa Vote and Komen ya.