*5 tahun kemudian
"Bunda, ayo pulang" ucap anak kecil padaku dengan nada khas anak kecil.
Aku menghadap ke samping disitu aku melihat malaikat kecil yang cantik sekali.
"eh anak Bunda udah selesai mainnya sama Bang Genta, mau bobo siang yah? " tanya manjaku padanya.
Malaikat kecil itu hanya mengangguk, seperti nya dia sudah kelelahan bermain dan sudah waktu nya tidur siang.
"Ara... Ara... " Genta berlari menghampiri Ara, malaikat kecilku.
"Mami, Bang Genta mau tidur siang bareng Ara Boleh gak Mi? " tanya Genta pada ibunya yang menyusul nya.
"coba tanya Bunda nya Ara dulu " suruh ibu nya yang tak lain adalah Sahabat ku sendiri yaitu Milla.
"Boleh yah Bunda nya Ara? " pinta Genta padaku.
"Boleh Bang Genta" ucapku mengelus puncak kepala Genta.
" yeay Boleh Mami" ucap Genta pada Milla.
Lalu Genta dan Ara berlari masuk ke dalam rumah.
"anak berdua itu gak bisa di pisahin emang" ucap Milla padaku dengan sedikit tertawa.
"iya udah kayak Adek kakak kandung" jawabku.
"yuk masuk Mil" ajak ku pada Milla.
Kami pun masuk kedalam rumah.
***
"Sayang ayo Bangun, udah sore. Kamu belum mandi nanti Ayah pulang, kamu belum mandi, katanya mau jalan jalan, ayo bangun" aku membangunkan Malaikat kecilku ini dengan hati hati.
"Bang Genta mana Bunda? " tanya nya yang baru membuka matanya.
"Bang Genta nya udah pulang" jawabku."Assalamualaikum" ucap seseorang dan setelah itu masuk ke dalam kamar Ara.
"Walaikumsalam" jawabku.
"Anak Ayah kok belum mandi katanya mau jalan jalan sama Bang Genta Juga" ucap nya lalu mencium puncak kepala Ara."Ara aja nih yang di cium? " canda ku padanya
"Bunda nya Ara cemburuan yah Ra" ucap nya pada Ara dan Ara hanya mengangguk antusias.Lalu Dia yang sudah menjadi Suami sekaligus Ayah dari Malaikat kecilku menghampiri ku dan mencium bibirku sekilas dan memelukku lama.
"Ayah sama Bunda mau terus pelukan gitu? Terus Ara gak di ajak gitu? " ucap Ara yang sudah berdiri di atas kasur.
"sini anak Ayah sama Bunda" ucap Ridho Ayah dari Anak ku.
Lalu Ara segera melompat kedalam pelukan Ridho dan kami pun berpelukan di dalam Kamar Ara.
Aku bersyukur Tuhan masih memberiku kesempatan sekali lagi untuk bersama Ridho.
Tuhan memberikan Kuasanya, saat dulu aku dan ide gilaku hampir merengut Ridho dari kehidupanku saat aku memohon dan menangis di samping Ridho yang tak bernyawa tiba tiba Tangan nya bergerak dan jantung nya kembali berdetak.
"Maaf" ucapku yang masih memeluk keduanya.
"sudahlah. Lupakan masalalu itu kan sekarang aku sudah disini dan Kita sudah di beri Putri Kecil yang cantik ini" jawab nya seolah tau dengan perkataan maafku."Ayah, Bunda. Ara kapan punya adek? Supaya bisa maen sama Ara sama Bang Genta" celetuk polos Ara.
"Ara mau punya Adek?" tanya Ridho pada Ara dan Ara mengangguk Antusias.
"iya nanti malam Bunda sama Ayah bikinin Adek buat Ara yah" ucap Ridho.
"yeay. bikin nya gimana yah? " tanya Ara.
Aku dan Ridho hanya tertawa karena mendengar pertanyaan Polos dari Ara.
'Kebahagiaanku sudah bersama ku kini, aku akan selalu menjaga dan mempertahankan nya sampai kapanpun'
***
"Rasa yang paling menyakitkan adalah ketika mencintai sahabat sendiri dan tak berbalas"
"Namun jika cintamu terbalas,
Kamu akan menjadi seseorang
Yang paling beruntung karena mendapatkan cinta Dan persahabatan"-SALSA FARAYA ANANDISTA-
***
haii , gimana akhir cerita ini?
Untuk sekian kalinya aku ucapin banyak banyak terima kasih sama para Readers yang setia baca dan nungguin aku Up cerita.
Jangan lupa di Follow juga akun Watpatt nya okeh...
Bye guys...
Sampai ketemu di cerita baru yah....
❤❤❤
Jakarta , 25 Januari 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND AND LOVE [COMPLETE]
Storie d'amore"rasa yang paling menyakitkan adalah ketika mencintai sahabat sendiri dan tak terbalas"