Aku dan Rizky sudah mengurus segalanya, untuk kepergian besok mulai dari paspor dan lainnya.
Rizky mengantarku kerumah setelah mengurus semuanya, kami tidak kemana mana karena harus berkemas untuk pergi besok. Rizky menghentikan mobilnya di depan gerbang rumahku.
"gak mampir dulu, Ky"tanyaku padanya sebelum membuka pintu mobil
"gak usah Sa, gua juga kan mau kemas kemas buat besok"jawabnya
"ya udah gua masuk dulu"ucapku hendak turun dari mobilnya namun ia mencekal tanganku dan mengulurkan tangan kanannya,aku hanya menaikan satu alisku.
"salim dulu sama pacar"ucapnya menyengir dan aku menyalami tangannya
"jangan tidur malam ya, supaya besok badannya segar"nasihatnya
"siap bos"ucapku hormat padanya lalu ia mengacak pelan rambutku
"dah masuk gih"ucapnya. Aku mengangguk tanda setuju dan turun dari mobil nya
"assalamualaikum"ucap Rizky dari dalam mobil yang kacanya dibiarkan terbuka
"walaikumsalam"jawabku. Setelah itu ia pergi,aku melambaikan tanganku sampai saat mobilnya benar benar hilang. Rizky baik tapi kenapa sulit sekali untuk membuka hatiku untuknya.***
Sore ini aku berniat kerumah Milla, aku hendak melihat keadaannya setelah hampir seminggu kepergian Dirga dan untuk pamit padanya.
Aku langsung mengeluarkan Si Jiggy lalu memakai helm dan langsung pergi menuju rumah Milla.***
"assalamualaikum,tante"salamku pada tante Ajeng saat aku masuk ke dalam rumahnya.
"walaikumsalam, eh Salsa. Udah lama gak kesini, mau nemuin Milla ya"ucapnya
"ia tan. Millanya ada kan? "
"ada dikamar. Kamu temuin aja dia lagi istirahat"ucapnya dan setelah itu aku langsung menemuinya di kamar.
Aku melihat Milla sedang duduk di pinggir kasur dengan menatap jendela dalam diam, lalu aku menepuk bahunya dan ia langsung menghapus air matanya. Aku mengusap lembut kepalanya.
"Mil. Lo gak papa kan? "tanyaku padanya
"ia gua gak papa kok Sa, gua cuma kangen aja sama Dirga" jawabnya
"lo harus lanjutin hidup lo ya, lo jaga diri lo sendiri baik baik disini"ucapku tanpa menatapnya
"emang lo mau kemana? Lo gak mau bareng dan jaga gua Sa?"tanyanya membawaku untuk menatapnya
"sorry Mil, bukannya gua gak mau jagain dan bareng sama lo, gua rasa Ridho bisa jagain lo tanpa gua"ucapku
"dan gua kesini cuma mau liat keadaan lo terakhir kalinya"lanjutku
Dan Milla hanya menatapku meminta penjelasan
"gua mau kuliah di luar negeri Mil"jawabku atas tatapannya
"dan mungkin ini cara gua ngelupain Ridho"lanjutku dan ia langsung menangis memelukku
"gua bakal kehilangan sahabat terbaik gua Sa, kenapa lo harus kuliah di luar negeri sih kenapa gak disini aja"ucap Milla dalam isak tangisnya
"hehehe, jangan nangis dong, kan kita masih bisa Vc-an"ucapku dengan menghapus air matanya
"gua harus bisa ngelupain Ridho,Mil. Gua gak mau cinta gua buat beban dia"ucapku lesu
"gua gak bisa larang lo buat pergi Sa. Semoga lo juga bisa lupain Ridho di sana,tapi kalo lo gak bisa jangan di paksain. Good Luck ya, semoga sukses disana"ucapnya lalu aku izin ingin pulang dan ia mengantarku.
"tante, Salsa mau pamit pulang dan sekalian pamit buat besok Salsa berangkat kuliah ke luar negeri"ucapku pada tante Ajeng
"kamu kuliah diluar negeri, kalau gitu tante doain semoga kamu sukses disana"ucap tante Ajeng
"Amiiin"jawabku dan langsung berpamitan dan Milla mengantarku sampai keluar. Aku memakai Helmku lalau melambaikan tanganku kepada Milla dan meninggalkan rumahnya."see you Mil"
***
Malam ini aku sedang bersiap-siap dan memasukan pakaianku kedalam koper dibantu ibu. Aku melihat apa ada yang belum ku masukan je dalam koper sepertinya sudah semua. Termasuk foto aku bersama Ridho yang baju putih abu-abu kami di penuhi coretan,dan foto masa kecil kami, foto bersama Dirga,Milla,Rizky semua sudah kumasukan kedalam koper.
"gak kerasa ya anak Mamah udah gede sekarang"ucap ibu di belakangku dan aku berbalik menghadapnya setelah menutup koper
"mamah gak nyangka kamu bakal ninggalin mamah lama, mamah pasti kesepian"ucap ibu sudah mulai menangis
"mamah gak boleh nangis ih, Salsa kan cuma mau kuliah di amrik, dan kita kan masih bisa teleponan atau Vc-an mah"ucapku menghapus air matanya
"tapi kan beda waktu nya Sa"ucapnya
"tapi Salsa tetep akan usahain supaya kita telepon terus mah"ucapku
"baik baik disana ya sayang"ucap ibu dengan mengelus puncak kepalakuDrttt..... Drttt... Drtt...
Teleponku bergetar,ada yang menelepon dan aku melihat nama Ridho tertera disana.
"gua mau ngomong.gua tunggu di taman deket Rumah" ucapnya datar diseberang sana tanpa menunggu jawaban dariku ia langsung mematikan sambungan teleponnya
"Mah, Salsa ke taman bentar ya"pamitku pada ibu dan ia hanya mengangguk lalu aku pergi menemui Ridho. Aku sudah sampai ditaman dan aku melihat Ridho yang sudah duduk di salah satu taman dan aku duduk disebelahnya
"Sa"panggilnya tanpa menatapku
"ia Dho. Lo mau ngomong apa? "tanyaku padanya
"lo masih suka sama gua? "tanyanya dan membuatku terdiam dan tidak menjawab
"okeh. Dengan diemnya lo ini,sebagai jawabannya dan berarti lo masih suka sama gua"ucapnya "dan gua harap lo luapin gua. Dan inget waktu itu janji kita bilang apa? Kita gak boleh suka sama lain, dan sahabat itu gak pernah ingkar janji"ucapnya lalu pergi meninggalkanku tanpa menoleh ke arahku. Dan tanpa bisa kutahan air mataku mengalir dengan derasnya.
'kalo itu mau lo Dho,oke gua bakal lupain lo' 'sahabat gak pernah ingkar janji' gumamku
Dan aku berjalan pulang dengan langkah malas tadinya aku hendak pamit namun ku urungkan niat itu. Aku langsung menghapus air mataku.***
Aku sedang duduk di meja belajar, aku sedang menulis surat untuk Ridho untuk pamit karena aku tidak akan sanggup melihatnya.
Dear Ridho:
Maaf kalo gua punya perasaan lebih terhadap lo, tapi gua gak bisa pungkiri itu gua bener bener sayang sama lo Dho, gua janji gua bakal lupain perasaan gua terhadap lo, gua janji Dho. Dan mungkin tadi adalah pertemuan tetakhir gua sama lo. Gua tadi niatnya sekalian pamit sama lo, tapi lo langsung pergi gitu aja. Makasih buat semuanya. Dan gua harap setelah gua pergi lo janji gak bakal nyari gua, inget 'sahabat gak pernah ingkar janji' . Selamat tinggal Dho. I LOVE YOU SO MUCHSahabat lo
Salsa Faraya AnandistaSetelah menulis itu air mataku kembali mengalir begitu saja. Ku masukan surat itu kedalam amplop dan ku taruh di atas meja belajar. Dan aku segera tidur supaya besok tidak ketinggalan penerbanganku.
***
Rizky sudah menunggu ku diruang tamu, ibu mengantarku turun menemui Rizky. Aku mencari Bi Inah Asisten Rumah Tanggaku.
"bentar ya, gua ke dapur dulu"ucapku pada Rizky dan ia hanya mengangguk aku langsung menemui Bi Inah.
"Bi. Titip ini buat Ridho ya, tapi jangan di kasih sebelum Salsa pergi"ucapku pada Bi Inah dan menyerah kan surat yang tadi malam ku tulis untuk Ridho.
"baik,non"ucapnya mengambil surat itu
"Salsa berangkat Bi"pamitku padanya lalu ku peluk dirinya
Aku kembali keruang tamu
"oh ia Sa, nanti kamu di jemput sama Rendra di bandara, jangan lupa kabarin dia kalo udah sampai ya"ucap ayah yang sudah ada di ruang tamu. Rendra adalah kakak sepupuku yang bekerja dicabang perusahaan wijaya persero yang ada di amerika dia sebagai direktur utama.
"siap,pah."jawabku
"kamu bener gak mau di anter sama mamah papah"tanya ibuku
"ia,gak usah mah"jawabku
"kamu udah bilang sama Ridho,kalau pagi ini kamu berangkat ke amerika? "tanya ibu yang kubalas dengan gelengan lemas
"ya udah,kalian berangkat nanti ketinggalan pesawat"ucap ibu yang melihat ekspresi ku
"Rizky jagain Salsa ya"ucap ayahku pada Rizky.
"ia Om. Pasti"jawab Rizky
"Salsa bukan anak kecil lagi pah"protesku pada ayah namun ayahku hanya mengacak puncak kepalaku gemas. Lalu aku dan Rizky langsung pergi keluar dan diantar oleh kedua orang tuaku. Dan ternyata taksi online yang dipesan sudah datang. Aku memeluk keduanya Sebelum masuk mobil. Dan aku melambaikan tangan pada keduanya saat taksi mulai menjauh.Good bye Indonesia.
Good bye Ridho doain supaya gua cepet lupa sama lo.***
Gimana,makin gak jelas ya ceritanya...
Jangan lupa Vote dan coment ya.
Makasih udah mau baca cerita dari aku....😘😘IG: @sayida_maghfiroh
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND AND LOVE [COMPLETE]
Любовные романы"rasa yang paling menyakitkan adalah ketika mencintai sahabat sendiri dan tak terbalas"