THE END

780 23 0
                                    


Sudah hampir bulan namun Ridho belum juga sadar. Aku selalu menjenguk Ridho setelah pulang kantor.

Aku hanya bisa memandangi fotoku terakhir kali bersama Ridho, aku rindu padanya.

"Oii. Ngelamun aja" ucap Milla yang baru datang bersama Rizky yang membuat ku kaget.
"ngagetin aja lo" ucapku padanya.

Aku dan mereka memang sudah Janjian untuk bertemu, hanya melepas penat aja.

"gimana Ridho? Ada kemajuan?" tanya Rizky padaku dan ku jawab dengan gelengan lesu.
"sabar yah Sa, gua tau ini berat banget buat lo" semangat Milla untukku.

"mau makan apa? " tanyaku pada keduanya.
"kita beli minum aja" jawab Rizky
"Mba. Satu Frappucino, satu Blue Ocean soda, sama Royal Hot Chocolate" ucapku pada Pelayan.

"oh iya nih undangan pernikahan gua sama Rizky" ucap Milla menyodorkan sebuah undangan.
"iya selamat sekali lagi, andai Ridho udah sadar, pasti minggu depan si nikahan kalian gua bakal bareng dia" ucapku menatap sendu undangan di tanganku.
"doain aja supaya Ridho cepat sadar" ucap Rizky dan aku mengangguk.

Tidak lama kemudian Minuman yang kami pesan datang, dan kami saling mengobrol tentang kesibukan masing masing.

***

"bagaimana Dok, apa ada perkembangan dari Ridho?" tanyaku pada Dokter Andi yang menangani Ridho
"gak ada perkembangan dari Ridho, namun keadaanny stabil tidak menurun sama sekali" jawab Dokter Andi.
"kamu ajak bicara terus saja dia, kamu bercerita tentang keseharian kamu dan lain lain" ucap Dokter Andi
"memang dia mendengarkan apa yang kita bicarakan? " tanyaku padanya
"dia selalu mendengarkan namun hanya tubuhnya saja yang tidak bisa bereaksi" jawab Dokter Andi.

***

"hai, kamu denger aku kan? " tanyaku pada Ridho yang tak bergeming.
"kamu tau, aku sekarang banyak banget tugas kantor minggu minggu ini" aku bercerita pada orang yang tidak menjawab sama sekali.

"kamu tau, kita di undang di acara pernikahan Rizky sama Milla. Kamu gak mau nemenin aku"
"hei jawab, Dho jawab" aku putus asa dan menangis karena dia tak menjawab sama sekali

"Aku capek Dho. Aku capek kamu gak sadar sadar. Aku capek nahan rindu Dho" tangisku di depan ny namun lagi lagi tak ada respon.

"kenapa kamu diem aja, biasanya kalo aku nangis gini kamu bakal peluk aku, kamu bakal usap air mata aku. Kamu gak bakal biarin aku nangis"

"Dho bangun"

"kamu tau kan Mas Faris. Mas Faris ngelamar aku. Tapi aku belum terima karena aku yakin kamu bakal ada perkembangan dan bakal sadar"

"tapi apa? Ini udah satu bulan lebih kamu belum sadar juga Dho"

"kamu tau Cincin yang kemarin kita pesan udah nyampe dari dua minggu yang lalu"

"aku selalu bawa cincin itu saat aku pergi kemana pun"

"bangun Dho. Kalo kamu gak bangun sekarang aku bakal nerima lamaran Mas Faris dan aku nikah sama dia" tangisku semakin jadi saat air mata Ridho mengalir dari matanya yang terpejam.

Aku tahu Ridho mendengarkanku.

"kenapa kamu diem aja" ucapku setengah teriak karena disana hanya ada aku dan Ridho yang diam tak bergeming.

FRIEND AND LOVE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang