Kehangatan dari cahaya itu terasa menusuk di tubuh Kelin. Dan ketika Kelin membuka mata ternyata benar, ini sudah pagi. Kelin melihat Bilo yang tengah membuka jendela kamar. Bilo menyunggingkan senyum ke Kelin.
"Morning, baby."
Bilo menghampiri Kelin kemudian mengecup pucuk kepala Kelin.
"Morning too, kak." Jawabnya dengan merenggangkan tubuh, terasa tubuhnya itu letih semua.
"Kak, ini hari apa?" tanya Kelin pada Bilo.
"Minggu, kenapa?"
Kelin menutup matanya kembali, kirain senin. Batinnya.
"Oh, kagak papa. Yaudah."
Kelin memposisikan dirinya kembali tidur.
"Etdah, bocah malah balik tidur, bangun woy! ngebo mulu." Bilo melempar bantal ke tubuh Kelin.
"Aish, apa sih kak? Pergi nggak?!" Usir Kelin pada Bilo dengan mengibaskan tangannya, kode untuk mengusir Bilo.
"Wah, songong nih anak. Ini kamar gua, oy!" Kesal Bilo tak terima
"Salah sendiri siapa suruh gua tidur sini? Udah tau gua orangnya molor mulu." Kelin tak kalah kesal.
Bilo diam, dia langsung berjalan ke kamar mandi.
Srat!
"Shit!"
Ternyata Kelin terkena cipratan air dari Desbilo. Tidak ingin kebanyakan bicara, Bilo langsung bertindak dengan menuju kamar mandi dan mengambil air kemudian menyiratkannya pada Kelin.
"Sialan lo, kak sama adek sendiri elah. Kan gua mau tidur bentar doang, malah di ciprat sama air." Geram Kelin ke Bilo.
"Biar bangun, jadi cewek jangan males, jangan kebanyakan tidur, nggak bagus. Masih perawan ayo bangun, jadilah adek yang baik untuk kakaknya, ayo cepetan"
Tutur Bilo pada Kelin. Oke, bagus. Pagi-pagi sudah diberikan ceramah oleh sang kakak."Iya, iya, bangun ini yaelah bawel dah kakak gua." Geram Kelin kemudian bangkit dari kasur.
Baru saja bangun, Kelin langsung ditarik oleh Bilo untuk keluar ke kamar dan menuju ke bawah.
"Pelan-pelan deh, kak." Ucap Kelin masih dengan mata setengah ngantuk.
"Gua nyium bau kentang balado ini." Jawab Bilo sumringah.
Bilo memang suka banget sama kentang, apalagi kalau Vani sudah membuat masakan kentang balado.
Berbeda dengan Kelin yang sukanya dengan es krim.
Di bawah sudah terlihat Stephano dan Vani di ruang makan.
"Morning." Sapa Bilo pada Stephano dan Vani.
"Morning, sayang." Balas Vani yang meletakkan secangkir teh hangat pada Stephano.
"Kalian semalem tidur bareng, ya?" Tanya Stephano yang sedang membaca koran.
"Hehe.. iya, Pa. Bilo udah lama nggak tidur bareng Kelin." Jawab Bilo yang mengacak-acak rambut Kelin dan asal kalian tahu saja, posisi Bilo sekarang ini belum pakai baju, alias masih telanjang dada.
Kelin mendengus asal.
Stephano dan Vani saling melirik, raut wajah mereka sedikit khawatir.
"Yaudah kalian sarapan dulu." Pinta Vani kemudian.
"Ma.."
"Iya, Lin?"
"Papa sama Mama rapi gitu mau kemana?" Tanya Kelin dengan mata yang masih sedikit mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING WITH MY BROTHER [END]✔️
Teen Fiction[Romance 17+] =>Dimohon untuk bijak membaca sesuai umur<= ~Fansfiction~ Menaruh rasa pada lawan jenis. Bukan salah, namun apakah pantas jika itu saudara mu sendiri? Awalnya mulai mereka jalani, namun seiring berjalannya waktu, mereka menyadari satu...