MB. 11

12.1K 156 6
                                    

Jangan lupa Vote and comment nya gaes:D
Vote and comment dari pembaca mempengaruhi semangat author:)
Fighting!
.
.
.

-Song by : Stray Kids_MIROH-

"Yak!! Kembaliin buku gua Kak!" Bilo ngambil buku fisika Kelin begitu saja.

"Nomor 4 ini salah! Ulang!" Pinta Bilo yang menepuk jidat Kelin memakai buku. Walau tidak keras, hal itu membuat Kelin meringis.

Kesal. "Ya ajarin kek."

Bilo menggeleng. "Dari 15 soal yang salah cuman satu. Benerin sendiri, nanti kalo udah bilang 'nyerah' baru gua bantuin." Jelas Bilo.

"Nyerah." Ucap Kelin asal.

Tuk!

"Nggak gitu juga." Dua jari Bilo mengetuk jidat Kelin.

Mendengus. "Dasar!"

Mereka berdua sekarang ini sedang berada di ruang tamu. Vani dan Stephano pergi ke acara teman mereka. Sedangkan Bilo asik bermain ponsel, tetapi yang membuat Kelin kesal adalah yang dibuat mainan Bilo adalah ponsel Kelin sendiri.

Kadang raut wajahnya menjadi serius, kadang santai, kadang juga Bilo mengangkat satu alisnya, semenarik itukah ponsel Kelin?

Ting Tong!

Sontak, Kelin dan Bilo menoleh pada pintu. "Siapa?" Tanya Bilo mendaratkan pandangan ke Kelin.

Kelin menggeleng tak tahu. Bilo lalu mengintip dari jendela balik gorden, Kelin mengikuti.

Dan ternyata Kino yang datang di kediaman mereka. Benar saja, rumah mereka dan Kino terbilang cukup dekat, hanya selisih beberapa blok dari rumah, jalan kaki saja sampai.

Kelin langsung membukakan pintu. "Oy! Kino."

Kino tersenyum.

Mereka saling salaman dan adu kepalan tangan. Ala-ala anak gaul, bisa dibilang mereka punya gaya salaman tersendiri. Bahkan Bilo hanya diam memperhatikan tanpa berkedip.

"Hehe.. Maaf ye kalau gua ganggu, tapi gua cuman mau ngerjain tugas fisika bareng." Ucap Kino agak grogi.

Lucu banget wajahnya.

"Kebetulan. Yaudah masuk gih." Pinta Bilo. Merekapun duduk dan Kino mulai menaruh buku tugas dan buku catatannya.

Mereka duduk lesehan di atas karpet antara sofa dan kursi, karena mejanya sejajar dengan dada mereka, jadi sedikit nyaman kalau duduk lesehan.

Belajar ala anak SMA-pun dimulai.

Bilo hanya duduk di sebelah Kelin dan fokus sama ponsel. Kali ini ia memakai ponselnya sendiri. Kelin mengintip sedikit, sepertinya itu group chat teman geng Bilo. Begitu pikir Kelin.

Kelin kenal betul teman-teman Bilo. Farel yang keren dan sikapnya yang kegantengan itu seperti teman Kelin, si Dimas. Lalu Nita yang ceria, feminim, kadang juga tingkahnya mirip anak kecil tak beda tipis dengan teman Kelin si Tania, dan yang terakhir adalah Dika, dia paling waras di antara teman-temannya, dan juga kalem-kalem menghanyutkan seperti teman Kelin si Fahad.

Kelin mengintip sedikit

Farel
Cepetan kerumah Dika, Bil. Sekarang!

Hanya itu yang ditangkap mata oleh Kelin.

"Shit!" Umpat Bilo.

"Kenapa, kak?" Tanya Kelin menatap Bilo yang sudah berdiri.

"Em, anu.. Lin, kamu sama Kino di rumah aja, ya. Jangan keluar." Dia kemudian mengambil kemejanya di sofa.

"Emang kenapa, sih, kak?" Kini giliran Kino yang bertanya.

Bilo mengangkat bahu. "Nggak papa. Kalian berdua gak perlu tau. Yaudah, gue nitip adik gue ya, No."

Kino hanya bisa mengangguk kepala paham. Sedangkan Kelin terlihat tak terima.

Menutup pintu, sosok Bilo sudah pergi meninggalkan rumah.

Kelin mengernyit heran. "Perlu kita selidiki?"

"Nggak usah lah, Lin. Lagian Kak Bilo juga nyuruh gua buat ngejaga elu." Kino lebih memilih itu dari pada berurusan dengan urusan Bilo.

Tetapi bukan Kelin namanya kalau nggak penasaran atau bisa dibilang —kepo—

Tak kehabisan akal, Kelin langsung mengetikkan sesuatu di grupnya.


Kelin
Lo-lo pada ada kerjaan nggak? Ke rumah gua gih, bisa kagak?


Tania
Nggak ada. Bisa kok, Lin.

Dimas
Bisa diatur.

Fahad
Oke.


Kelin
Sip, cakep lo-lo pada.


*

"So.. Why?" Tania mulai bertanya.

"Kalian masih inget temen gengnya Kak Bilo?" Tanya Kelin balik.

"Hm? Siapa?" Tanya Dimas yang duduk di atas sofa sambil makan keripik singkong, satu toples dikuasai dia seorang.

"Oh, Kak Farel, Kak Nita sama Kak Dika itu, kan?" Jawab Kino menjentikkan jari.

Jangan salah, mereka sudah saling mengenal. Teman-teman Bilo berarti teman-teman Kelin juga. Begitupun sebaliknya.

Tania berkedip. "Oh iya, iya."

"Oalah itu toh, tau mah gua. Kirain temen yang lain." Dimas dengan tampang tanpa dosanya berucap.

"Emangnya ada apa, Lin?" Fahad mulai bertanya yang pada akhirnya dijelaskan oleh Kelin apa yang telah dia lihat dari layar ponsel Bilo.

Mereka membahas tentang Bilo.

"Yaudah ayo aja. Kerumah Kak Dika, kan? Masih inget gua." Tanpa ba-bi-bu lagi, Dimas mulai gegabah.

"Eh, eh, jangan dong. Gua diberi amanah Kak Bilo buat ngejaga Kelin biar nggak keluar." Kino nahan Dimas yang udah berdiri dari sofa.

Ceklek!

"Lamban lo semua." Tanpa disadari mereka, Kelin ternyata sudah membuka pintu depan, siap untuk keluar.

"Kuy!" Antusias Dimas langsung keluar rumah dan menuju mobilnya.

Tania dan Fahad saling menatap kemudian Tania melirik keluar, kode untuk Fahad agar ikut juga. Lengkungan di bibir Fahad terukir, langsung saja mereka keluar dan masuk ke mobil Dimas.

Sedangkan Kino cengo.

"Ayo, No. Nggak ikut?"

"Lin, gua di suruh jagain elu."

Kelin memutar bola mata bosan. "Yaelah, ikut atau tinggal!?" Finalnya langsung ke Kino.

"Ck, iya, iya. Oke, gue ikut." Kesalnya.

Kelin duduk di belakang dengan Fahad dan Kino, sedangkan Tania dan Dimas di depan, of course yang ambil alih setir si Dimas, secara itu adalah mobil Dimas.

"Ke rumah Kak Dika, kan?" Tanya Tania lagi yang noleh ke Kelin.

"Yup. Masih inget, kan?"

"Masih lah." Jawab Dimas percaya diri.

"Eh, tunggu, jadi tadi kalian ke rumah gua satu paket pakai mobilnya si Dimas?" Tanya Kelin yang baru menyadari sesuatu.

Fahad yang dari tadi fokus dengan game langsung mengangguk.

"Good job." Kelin mengacungkan jempol.

"Gua mah apa, Lin. Antar jemput anak orang." Keluh Dimas meratapi nasibnya.

Mereka tertawa. "Amal, Dim." Sahut Kino.

"Yaudah ayok."

Dimas pun tancap gas menuju rumah Dika.

•••

PLAYING WITH MY BROTHER [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang