Happy Reading
.
.
.
-Song by: Halsey_Without Me-
"Gua enggak nyuruh elo buat main-main di sana."
"Iya, iya, lo nggak tau gua dapet yang lebih bagus kali ini.""Hmm.. gua harap bakal bagus beneran, jangan sampai gagal kaya beberapa hari lalu."
"Santai, tenang aja. Gua bakal ngabarin elo ketika pas waktunya. Kita nikmatin bersama.""Cari tempat yang lebih aman."
"Siap, bro!"Sambungan telepon itu berakhir. Smirk mengerikan itu mengembang, otaknya memikirkan berbagai macam rencana untuk mendapatkan mangsa buruannya.
Dekati Kelin terlebih dulu.
*
Mata yang begitu berat untuk dibuka. Sesekali Kelin mencubit dirinya sendiri agar tersadar dari hawa ngantuknya, tapi percuma rasa sakit itu hanya bertahan sesaat saja.
Disandarkannya kepala itu di punggung meja, di tangannya sudah ada buku yang dia buat untuk menutupi dirinya yang tengah meletakkan kepalanya agar tidak terlihat oleh guru di depan. Tapi tetap saja, namanya guru tak bisa dibohongi ketika ada siswa-siswinya yang sedang mengantuk.
"Kelin, kamu tidur?" Tanya guru bahasa indonesia itu. Bu Eta.
Seketika Kelin langsung terjaga dan menegakkan tubuhnya. "Eh?"
Bu Eta menggeleng. "Cuci muka dulu sana." Pintanya.
Kelin dengan berat perasaan melangkah keluar kelasnya dengan keadaan letoy.
Di kamar mandi dia hanya memandangi dirinya di cermin, wajah kusut serta mata yang sedikit memerah.
"Berantakan banget sih gua. Haishh.. udah
nggak ngantuk lagi kan kalau ditegur, padahal tadi kalau bisa tidur enak kali, kan?" Gerutunya dengan diri sendiri.Kelin membasuh mukanya dengan air yang mengalir dari keran wastafel itu. Diambilnya sapu tangan dari sakunya dan mulai mengeringkan tangan serta wajahnya.
Terbesit pikiran untuk bolos di kepalanya, dilihatnya jam digital yang melingkar sempurna di tangan kirinya.
"Tinggal dua puluh menit tersisa.. Hmm, ke perpus aja lah, tidur atau baca buku fantasi enak nih."
Kelin keluar dengan santainya berjalan menyusuri lorong sekolahnya. Sepi, karena ini adalah jam pelajaran dan Kelin bukannya mengikuti KBM dia malah seenaknya sendiri membolos jam pelajaran.
Tak banyak guru yang menegurnya karena tingkahnya, mereka tahu bahwa Kelin adalah murid yang cerdas , dia memiliki cara sendiri untuk menangkap suatu pembelajaran maka dari itu, guru di sana diam saja atau sekedar menanyakan, —"Apa yang kamu lakukan?"—
Jikapun menegur, itu hanya guru BK/BP atau guru yang lumayan dekat dengan Kelin.Sampailah dia di perpustakaan, tapi waktu dia memegang knop pintu ternyata dikunci.
"Shit!"
Kelin mendengus kesal dan celingak-celingukan barang kali ada guru lewat atau petugas keamanan sekolah tapi tak di dapatnya. Yang benar saja, sekolah yang ditempati Kelin adalah sekolah favorit se-kabupaten dan terbesar, tak jarang guru-guru yang malas berkeliaran kesana-kemari, naik turun tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING WITH MY BROTHER [END]✔️
Teen Fiction[Romance 17+] =>Dimohon untuk bijak membaca sesuai umur<= ~Fansfiction~ Menaruh rasa pada lawan jenis. Bukan salah, namun apakah pantas jika itu saudara mu sendiri? Awalnya mulai mereka jalani, namun seiring berjalannya waktu, mereka menyadari satu...