MB. 23

2.8K 98 7
                                    

Tolong sempatkan menekan bintang untuk menghargai karya seseorang, terimakasih!

-Song by: Maroon 5_Payphone-

Happy Reading


Terasa pusing ketika mata itu terbuka, cahaya yang tembus dari jendela bertutup gorden membuatnya cukup terusik.

Terlihat sosok tampan yang kini pulas tertidur di sebelahnya. Tak dapat mengingat sepenuhnya apa yang sudah terjadi, kini Kelin memejamkan matanya, memegang kepalanya dengan tangan kiri, masih sedikit pusing.

Kelin beranjak dari kasurnya, berjalan sempoyongan ke kamar mandi, tangannya meraba-raba tembok dan saat sampai di depan wastafel, ia melihat dirinya yang begitu acak-acakan.

Mata sipit sedikit memerah dan sedikit perih serta tenggorokan yang dia rasa kering. Benar-benar tidak mengenakkan bagi Kelin.

Dia membasuh wajahnya, juga berkumur  untuk menghilangkan rasa tak sedap di mulut.
"Gue habis ngapain sih?" Gumamnya tak dapat mengingat.

Tiba-tiba gejolak dalam dirinya muncul, hingga terasa naik melalui organ-organ di dalam tubuhnya, mual yang Kelin rasakan kini tak kuat menahan dan akhirnya Kelin memuntahkan yang ada di dalamnya.

"Hooekk.."

Shit! Gue kenapa?!

Mata yang tadi terpejam, kini terbuka sempurna, entah dari mana kesadaran itu datang? Namun Bilo telah membuka lebar matanya, melihat sekeliling dan tak menemukan Kelin di ranjang.

"Hooeekk..!"

Kelin!

Suara itu membuat Bilo langsung berlari menuju kamar mandi, ia mendapati Kelin yang kedua tangannya bertumpu pada wastafel dan berusaha mengeluarkan gejolak dari dalam tubuhnya.

"KELIN!"

Bilo langsung menghampiri Kelin, ia memijit belakang lehernya, sedang tangan kirinya mengelus lengan kiri Kelin. Jujur dia takut, dia khawatir harus berbuat apa.

Jangan... Jangan lagi..

Tak ingin mengingat-ingat yang dahulu, Bilo mengelus punggung Kelin. Dari tadi ia tidak mengeluarkan apa-apa, karena semalam dia telah memuntahkan isi perutnya hampir semuanya.

"Kelin.."

"Hah.. hah.."

Kelin sedikit terengah-engah, matanya berair, tenggorokannya sakit. Bilo mengambil handuk kecil yang menggantung, kemudian membasahinya dan membasuh Kelin. Membersihkan bibirnya juga ia mengusap air mata yang sempat sedikit keluar dari mata Kelin.

Tak ingin bicara karena tenggorokan yang masih serak, Kelin hanya diam mendapatkan perlakuan dari Bilo, setelah itu Bilo memeluknya.

Cemas yang kini Bilo rasa, juga rasa bersalah yang tak dapat melindungi adiknya, menemaninya, dan menjaganya.

Namun asal dia tahu saja jika Kelin begitu nekat dan keras kepala. Andai dia tahu jika yang Kelin pikirkan kini adalah hanya keselamatan Bilo, yang dia lakukan hanya untuk kakak tersayangnya.

Bilo menuntun Kelin keluar kamar mandi, dia menyuruh Kelin duduk, sedangkan dia mengambilkan minum di dapur. Bilo juga kesal karena dirinya lupa tak menaruh segelas air minum di nakas semalam, biasanya dia melakukan itu ketika hendak tidur. Namun hal kecil ini saja dia lupa.

Sedangkan Kelin diam, dahinya berkerut, mengingat apa yang telah terjadi.

Terakhir dia ingat semalam dia pergi keluar rumah secara mengendap-endap, dia keluar menuju suatu rumah, dan itu... Toni.

PLAYING WITH MY BROTHER [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang