MB. 19 (c)

4.7K 172 11
                                    

Lanjutan dari part sebelumnya..

Happy Reading


Aku sungguh menginginkanmu.

Tangan itu terus meraba dada bidang sang pemilik, matanya mulai terpejam, memeluk tubuh kekar itu. Tak ada rasa nafsu kini yang keluar ialah perasaan kesedihan satu sama lain.

"Kak Bilo nggak akan tau kalau kamu nggak cerita." Bisiknya di depan bibir setelah mencium Kelin.

"Aku nggak ingin cerita." Jawabnya.

"Kalau gitu jangan bersedih. Berhentilah memikirkan..." Bilo berhenti sejenak kemudian menghela nafas, "berhenti memikirkan hal yang tidak penting. Pikirkanlah yang berada di dekat mu sekarang ini." Lanjutnya, Kelin berkerut.

"Pikirkan saja kakakmu yang tampan dan mempesona ini, penuh kharismatik, dan pandai dalam segala hal." Bilo tersenyum membanggakan dirinya dengan jari telunjuk dan jempolnya ia dekatkan ke dagunya.

Kelin tersenyum melihat tingkah kakaknya.

Berhasil, dia senyum.

"Huh.. iya, iya." Kelin mendekatkan wajahnya ke dada lebar milik Bilo, "maaf."

Mengerti yang dirasakan Kelin kini Bilo mengelus pucuk kepala Kelin. "Semua orang punya permasalahan sendiri-sendiri, tergantung mereka bagaimana menyikapinya."

Kelin semakin mengeratkan pelukannya. "Saranghae." Lirihnya pelan tapi masih bisa didengar Bilo.

Bilo tersenyum. "Nado.. saranghaeyo." Jawabnya, Kelin mendongak, mengerjap bingung. "Kak Bilo pernah lihat drakor nggak?" Tanyanya lucu.

"Hm."

"Kapan?"

Pertanyaan Kelin membuat Bilo mengingat-ingat kembali memorinya dulu tapi tak dia dapatkan. "Entah, udah lama."

"Kak Bilo nggak tidur?" Tanya Kelin kembali.

"Tidur kok, setelah kamu tidur."

"Tidur sini apa kamar?"

"Sini juga kamar sayang."

"Kamar Kelin sini apa kamar Kak Bilo?"

"Sini."

"Kelon apa nggak?"

"Kelon."

"Kok gaje, ya?"

"Emang!"

"Berhentiin aja ya?"

"Jangan!"

"Oke."

Mereka lalu tertawa bersama merasakan ketidak jelasan yang terjadi, Kelin mengusek-usek kepalanya di dada Bilo. "Hahaha, geli, Lin."

Kelin berhenti kemudian ketawa. "Kerasa, ya?"

"Iyalah." Jawab Bilo.

Telunjuk tangan Kelin mencolek dada Bilo. "Siapa suruh pakai kaos oblong."

Bilo mengangkat satu alisnya. "Terus?"

"Buka, gih, nggak usah pakek baju sekalian, dari pada pakai kaos begitu. Kayak gembel." Ejek Kelin yang mulai tertawa terbahak-bahak.

Kalau sedih melas banget, kalau waras greget banget, ampun deh lama-lama gua basmi sampai tuntas nggak bisa berdiri bagus kali, batin Bilo gemas melihat Kelin yang kini tertawa.

Untung bad mood–nya cepet ilang. Ia melihat Kelin tertawa sampai air matanya hampir keluar.

"Udah? Kayak gembel, ya?"

PLAYING WITH MY BROTHER [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang