MB. 9

14K 176 12
                                    

"Selamat datang di HyperMall! Selamat berbelanja!"

Kelin langsung berlari ke eskalator menuju lantai dua, dimana game world berada. Sedangkan Bilo bergumam entah apa yang membuat Kelin bodo amat dengan itu.

Benar-benar seperti anak kecil, bahkan Bilo harus berlari mengejar Kelin saking semangatnya anak itu.

Kelin menunggu Bilo tak lama untuk membayar koin yang telah dia pesan. Tatapan tajam Bilo mengarah pada Kelin, tapi tatapan itu tak membuat Kelin takut, justru terkikik senang, serasa mempermainkannya.

"Bayar, kak, cepetan." Pinta Kelin.

"Ck, iye ah bawel."

"Ini koinnya." Kelin menangkup koin yang lumayan banyak ia taruh di dalam tas kecilnya.

"Dasar." Bilo geleng-geleng melihatnya, ia merasa seperti bapak yang sedang mengasuh anak. Ia menerima kembalian dari kasir uang berwarna kuning yang sebelumnya ia membayar dengan selembar uang warna biru.

"Ceweknya semangat banget mas." Kata salah satu kasir koin.

Bilo berkedip. "Aha.. i-iya."

Kenapa pada ngira kalau gue sama Kelin kayak pasangan? Cocok? Kalau cocok ya nggak masalah sih, tapi masalahnya apa gue sama dia nggak ada muka saudara-saudara sama sekali? Batin Bilo merasa aneh.

Bilo langsung menghampiri Kelin dan ikut bermain. Bahkan mereka berdua sempat battle.

"Yes, dapet!"

"Ah, kok Kak Bilo sih yang dapet?!" Kelin melipat tangan kesal. Boneka Tiger versi mini sudah berada di tangan Bilo.

"Ya masa kamu nggak bisa?" Ejek Bilo yang fokus kembali dengan mesin capit boneka. Melihat Bilo membuat Kelin dongkol karena dia tidak pernah dapat. Ia lalu berjalan hendak mencari mainan lagi.

"Nih!"

Kelin tertegun, tiba-tiba Bilo menyodorkan boneka Lion versi mini pada Kelin.

"Buat aku, kak?"

Bilo mengangguk, tentu saja hal itu membuat Kelin kegirangan.

Selesai mereka bermain, Bilo dan Kelin langsung menuju lantai dasar untuk makan.

"Spaghetti-nya dua, coca cola satu, sama chocolate flute-nya satu, ya, mas." Pesan Bilo kemudian menghampiri Kelin yang sudah berada di bangku.

"Lin, lo deket sama Kino, ya?"
Bilo menaruh ponselnya, pandangannya tertuju pada Kelin.

"Ya gitu, kan kakak tau sendiri dari SD gua udah deket sama dia."

"Emang kenapa, kak?" Lanjut Kelin bertanya balik.

Namun Bilo hanya menggeleng pelan dan memainkan ponsel kembali, tak lama pesanan mereka datang dan mereka menikmati makanan mereka masing-masing.

*

"Udah? Cuman ini aja sayang?"

"Iya, udah ini aja."

Gua kayaknya denger suara yang nggak asing, batin Kelin melihat sekeliling.

Pak Sean? Eh—tunggu, Kak Sean?

Kelin terkejut ketika melihat mantan wali kelasnya itu dan sekaligus teman kampus Bilo. Lebih kagetnya lagi, dia melihat seorang wanita bersamanya.

Kelin mengintip dari belakang Mannequin, ia terus membuntutinya.

"Mbak, saya nitip dulu, ya? Mau ke bagian sepatu." Ucap Sean yang diterima oleh pelayan kasir.

Dan di situlah Kelin berkerut kening, kenapa tuh dua orang papasan sama Kak Bilo sih?!

PLAYING WITH MY BROTHER [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang