MB. 18

6.3K 134 20
                                    

Happy Reading

.

.

.

-Song by: PENTAGON_Runaway-


Mobil dengan kecepatan tinggi itu melaju membelah jalanan kota malam, detak jantung yang terpompa dengan kencang tak karuan, serta keringat dingin yang terus menempel di kulit bersih itu membuat ketidak nyamanan.

"Menurut lo kemana dia bakal pergi?" Tanya Sean melihat ke arah Bilo yang menatap tajam jalanan.

"Dia bakal pulang." Jelas datar Bilo masih dengan mata fokus ke jalanan.

Sean menghela nafas. "Gimana lo bisa tau?"

"Entahlah. Perasaan gua bilang kalau dia bakal ke rumah, atau mungkin kita bisa berpapasan di jalan dengannya terlebih dulu."

Sean hanya mengangguk kecil, dia tidak bisa lagi berkomentar karena melihat raut wajah Bilo serta hawa yang tidak enak ini, dia hanya mengikuti saja, terlebih lagi dia tidak tahu kenapa Kelin bisa-bisanya marah dengan Bilo yang hanya dicium oleh seorang wanita.

Apa Kelin tau semua kebejatan Aletta sampai-sampai dia kesal? Atau tak mungkin jika dia cemburu karena Bilo dicium cewe lain, dia hanya kakaknya. Ah entahlah, batin Sean bertanya-tanya.

"Gua benci." Gumam Sean.

Bilo yang di sebelahnya mengernyit. "Lo.. apa?" Tanya Bilo, "benci siapa?" Tanya Bilo kembali memastikan.

"Succubus." Gumam lirih Sean kembali.

"Berhentilah bergumam."

Sean menggeleng. "Gimana lo bisa ketemu sama dia?"

"Dia? Siapa? Succubus?" Tanya balik Bilo yang dibalas anggukan Sean.

"Dia datang tak diundang." Bilo menyunggingkan senyum kecut, "biarin saja, suatu saat dia bakal dapet karmanya sendiri." Lanjutnya.

"Lo yakin?" Sean ragu.

Bilo mengangguk mantap. "Harta nggak ada apa-apanya, dia dan keluarganya sama saja. Gua juga bakal bantu lo nemuin bukti yang bisa dilaporkan ke pihak berwenang."

Sean menunduk, memandangi jari-jari tangannya. "Seharusnya gua merekam semuanya, gua pergi gitu aja. Gua emang bodoh." Ucapnya sedih.

"Pasti nyakitin banget, semua itu terdengar di telinga lo sendiri, sorry." Bilo mengelus pundak Sean berusaha menenangkan. Dia tidak mau mengungkit kenangan orangtuanya itu, terlebih lagi Sean sekarang yang hanya tinggal sendiri di apartemen.

"Nggak papa." Sean mengusap kasar wajahnya. "Kita lakuin dulu yang sekarang, gua nggak tau apa yang Kelin pikirin sampai buat dia kayak gitu ke elo, tapi lebih baik lo minta maaf." Jelas Sean.

Bilo mengangguk mengerti dan berfokus kembali pada jalur yang dilaluinya.

*

GGRREEEKK!

"Masuk dulu." Pinta Kelin ke Toni yang dibalas anggukan dan senyuman, dia memasukkan motornya ke dalam setelah Kelin membukakan gerbang untuk masuk.

Kelin menekan password untuk membuka pintu rumah, Bilo menguncinya dengan password waktu ingin berangkat tadi.

Kelin mempersilakan Toni masuk kedalam dan memintanya untuk duduk, sedangkan dirinya mengganti baju dan menyiapkan minuman.

PLAYING WITH MY BROTHER [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang