MB. 36

1.8K 76 6
                                    

Follow, Vote, and Comment berpengaruh besar bagi author. Thanks!

-Song by: TXT_Angel Or Devil-

Happy Reading


Disaat seperti ini mungkinkah Sean hanya berhalusinasi atau dia benar-benar melihat apa yang dia lihat saat ini. Bilo bersama ketiga temannya.

Sean hanya menghentikan mobilnya dari jarak jauh. Dia hanya mengamati gerak-gerik Bilo dan gengnya. Tidak ada pikiran negatif dalam otak Sean. Tak lama dia mengamati. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari ponselnya.

"Kenapa, Om?" Langsung tanya Sean.

"Cepat pulang. Om mau ngomong sama kamu."

Hampir saja Sean ingin memberitahu keberadaan Bilo, namun telepon itu langsung terputus. Haruskah Sean peduli? Sean berpikir jika ini bukan lagi urusannya. Dia seperti sudah menyerah.

*

Rasa pegal benar-benar menusuk tubuhnya, Membuatnya berat untuk bergerak. Perlahan ia membuka matanya, mengerjap beberapa kali, bau serta desain ruangan yang berbeda membuat kesadarannya cepat kembali dari alam sadarnya, dan dia yakin bahwa dia sekarang ini bukan sedang berada di rumahnya sendiri. Bahkan suhu sekitar saja sudah di rasa berbeda.

Kelin langsung bangkit dan berlari menuju jendela besar yang masih tertutup gorden. Ia menyibaknya kuat-kuat dan betapa terkejutnya dia ketika tahu kalau dia bukan lagi berada di negara kelahirannya. Dan dia tahu dia berada di mana.

"Goedemorgen, Mon cheri!"

Kelin terkejut, dia berbalik badan dan melihat sosok Bilo dengan kaos putih polos dan celana bola hitam, ia tengah memegang secangkir teh hangat dan bersandar di ambang pintu. Menampakkan senyum tampannya, siapapun pasti akan pingsan dengan senyuman itu. Kecuali Kelin yang mampu mengendalikan diri.

"Kak Bilo.. kita di—"

"Kita di Limburg, Belanda, baby"

Kelin membelalakkan matanya, bahkan dia baru sadar jika dia kini tengah memakai piyama putih polos dengan corak bunga kecil berwarna pink.

"APA!"

Kelin berlari keluar kamar, dia melewati Bilo begitu saja. Ia melihat tempat ini mirip rumah yang begitu sederhana. Lebih tepatnya perumahan khas yang ada di Belanda.

Pandangan Kelin beredar di penjuru ruangan. Ruang tengah, dapur, bahkan kamar mandi juga ikut Kelin kunjungi, bahkan di bawah ada gudang. Tiba-tiba dia jadi ingat cerita yang ada di film horor. The Conjuring dan Insidious ikut terngiang di kepalanya. Ia menelan saliva berat. Langkahnya beralih ke pintu depan. Dengan cepat dia membuka pintu itu dan tampaklah taman halaman depan yang indah.

Rumput tebal yang sepertinya mengelilingi taman, rumput itu tak begitu tinggi dan tak lebat, juga ada pohon di sebelah kanan rumah, membuat nuansa sejuk, bahkan jika Kelin lihat pohon itu seperti pohon mangga yang ada di Indonesia.

Juga yang membuatnya kebingungan adalah orang-orang yang ada di sekitar. Bilo mengambil perumahan yang bersebrangan langsung dengan jalan. Benar. Di depan menunjukkan jalan yang sepi akan kendaraan, hanya ada mobil yang terparkir di depan rumah orang lain, orang-orang yang berlalu lalang dengan berjalan santai, bahkan ada juga yang jogging, ia juga melihat anak-anak yang bermain sepeda. Beruntungnya Kelin juga melihat bus sekolah yang selalu di tayangkan di film tv, bus yang berwarna kuning, yang tidak pernah ada di Indonesia.

Jantung Kelin berdegup kencang, perasaan yang ada di dalam dirinya begitu berbeda. Dia baru sadar jika dirinya hanya mengenakan piyama dan rambut yang sedikit berantakan khas bangun tidur.

PLAYING WITH MY BROTHER [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang