Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca & comment setelah membaca. Thanks!
-Song by: X1_FLASH-
Happy Reading
Malam kali ini tak seperti biasanya, sinar rembulan memamerkan cerahnya, bahkan bintang-bintang tak ingin kalah, ikut menemani, hingga tak terasa sampai pada titik rencana yang telah dibuat. Malam ini, semuanya akan bermain sesuai perannya masing-masing, walau dalam diri was-was, denyut jantung begitu cepat berdetak layaknya orang lari maraton, juga tak henti-hentinya saliva itu meluncur dari tenggorokan, cemas.
Bilo duduk di bangku depan cafe, menatap arloji yang melingkar di tangan kirinya. Jujur dia deg-degan dengan apa yang akan dia lakukan malam ini.
Seseorang yang dia tunggu tak kunjung datang, membuatnya menggigit bibir bawah bingung.
Cukup lama ia menunggu, Toni datang dan menepuk pundak Bilo.
"Eh?" Bilo sedikit terkejut.
"Udah lama nunggunya?" Tanya Toni yang kemudian duduk di depan Bilo.
"Nggak juga." Bohongnya.
"Lo mau gue pesenin minum apa?"
Bilo mengangkat alisnya. "Santai aja, gue yang bayar." Ucap Toni dengan senyum.
"Oh, em, americano aja, yang hangat."
"Oke, tunggu sini."
Toni berjalan masuk ke cafe, memesan minuman yang mereka berdua inginkan. Toni menunggu pesanannya selesai, tak butuh waktu lama, americano dan cappuccino yang dipesan telah siap.
Ia membayarnya dan mengambil dua kopi itu. Sebelum keluar menemui Bilo di bangku depan cafe, dia sempat memasukkan bubuk di dalamnya. Senyum miringnya mengembang. Tak ada yang tahu, percayalah jika keadaannya sedang sepi.
Dibalik itu, Bilo merasa ada yang mengawasi mereka, mungkin apa yang dikatakan Toni sungguhan. Jam tangannya menunjukkan pukul 21:05, baginya sudah cukup larut dan waktunya untuk tidur. Dia jadi kepikiran Kelin yang setiap kali merengek minta tidur lebih awal.
Kring!
Toni keluar membuyarkan lamunan Bilo seketika, ia membawa dua cup kopi hangat untuknya dan untuk Bilo.
"Nih." Ucap Toni memberikan americano pada Bilo.
"Thanks." Bilo menerimanya, meniupnya pelan dan menyeruput minuman itu perlahan karena sedikit panas.
Tak ada percakapan antara mereka hingga layar ponsel Bilo menyala memperlihatkan notif di sana.
To Bilo
Jangan lupa. Itu obat tidur!Bilo memiringkan sudut bibirnya. "Ada apa?" Tanya Toni setelah menyesap cappuccino miliknya.
"Enggak. Nggak papa." Bilo memasukkan ponselnya ke dalam saku.
Toni mengangguk. Akting dimulai. "Eh, Bil, ada berita heboh akhir-akhir ini." Pancing Toni.
"Apaan?" Bilo sepertinya tertarik.
"Cukup horor sih, berita tentang KKN di desa penari."
Bilo mengernyit. "Gue kayaknya pernah denger."
Toni berdecak. "Pernah lah, orang itu lagi booming."
"Kayaknya gue ketinggalan informasi, apa yang katanya itu di sana ada yang main wik-wik?" Tanya Bilo memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING WITH MY BROTHER [END]✔️
Teen Fiction[Romance 17+] =>Dimohon untuk bijak membaca sesuai umur<= ~Fansfiction~ Menaruh rasa pada lawan jenis. Bukan salah, namun apakah pantas jika itu saudara mu sendiri? Awalnya mulai mereka jalani, namun seiring berjalannya waktu, mereka menyadari satu...