Vote and Comment berpengaruh besar bagi author. Thanks!
-Song by: Tiger JK ft. Jinsil_Reset-
Happy Reading
Satu bulan kemudian...Stephano sudah rapi dengan setelan jas serta dasi hitam melekat di tubuhnya. Vani nampak cantik dengan dress berwarna cream selutut. Mereka memang pasangan yang sangat serasi.
Doni dan Sean sudah menunggu di lobi. Tak jauh berbeda, mereka juga menggunakan setelan jas rapi. Apalagi Sean yang terlihat gagah, tidak biasanya dia ingin mengikuti meeting seperti ini. Apalagi melakukan investasi dengan perusahaan lain.
Hampir saja Doni ingin memberi sambutan, namun di cegah oleh Stephano. "Tidak usah bersikap formal, aku tahu kau ingin menyapaku dengan embel-embel 'Tuan'. Sudah kubilang jangan."
Doni terkekeh. "Maafkan aku, jika di kantor suasananya sudah berbeda."
Mereka semua tertawa. "Ah, Sean. Kamu tampan sekali. Jarang-jarang dia ingin mengikuti meeting."
Sean tersenyum malu, "mau bagaimana lagi, ini demi kita semua. Oh iya, bagaimana keadaan Kelin dan Bilo, Om?" Tanya Sean sedikit basa-basi.
Stephano mengangguk dengan senyum yang terus terukir. "Mereka sehat, sekarang mereka tengah sibuk dengan urusan masing-masing."
"Terima kasih ya, Sean, kamu udah bisa didik Kelin dengan baik, dia sudah agak berubah jadi lebih menurut di sekolah. Biasanya, bolos menjadi hobinya." Vani tertawa mengingat tingkah Kelin yang kekanak-kanakan itu.
Sean tersenyum, "tidak masalah, Tante, saya juga senang."
Dari lift atas, datanglah pria dengan jas berwarna senada, hitam. Dia berjalan dengan seorang perempuan yang ikut berjalan di sebelahnya.
Aletta, batin Sean mengganjal.
"Wah.. wah.. wah.. Selamat datang di CV. Product. Aku kira kalian tidak akan mau dengan ajakan ku untuk melakukan kerja sama." Azka berjalan dengan angkuhnya. Menyunggingkan senyum lebar dengan tangan ia rentangkan menyambut kedatangan Stephano, dan yang lainnya.
Amatir. Apa-apaan dia. Penyambutan yang norak. Sean benar-benar tekanan batin.
*
Hari ini adalah hari yang paling menegangkan, untuk semua orang mungkin. Tapi ini benar-benar serius, SMA Jaya Sakti akan mengumumkan hasil Ujian Sekolah dan Ujian Nasional secara bersamaan.
Memang terkesan menjengkelkan untuk beberapa siswa karena merasa kenapa tidak selesai Ujian Sekolah hasilnya langsung diberi tahu? Kenapa harus berbarengan dengan Ujian Nasional?
Namun ada juga yang tidak mempermasalahkan hal tersebut. Seperti Kelin contohnya. Dia sudah menduga jika nilainya tidak akan ada yang mencapai delapan puluh. Pasti lebih. Percayalah, dia menduduki peringkat satu di SMA.
Tak heran karena yang lain juga sudah tahu seberapa jeniusnya Kelina Stephan. Bahkan Kelin hanya memandang mading dari jauh. Mading yang berisikan banyak lembaran-lembaran berisi nama siswa-siswi dan nilai hasil ujian.
Kelin berdecak dan menyunggingkan senyum kecutnya, "Makan tuh nilai." Gumamnya.
Ah.. Kelin yang dingin sepertinya kembali lagi, setelah sekian lama perasaan yang hangat itu hilang. Kini dia merasa hanya perlu berjuang sendiri.
Mungkin dia hanya perlu meminta tolong Stephano atau Vani untuk mengambilkan rapot hasil ujian itu. Desbilo? Tidak lagi. Percayalah jika mereka sudah jarang melakukan komunikasi, hanya percakapan kecil yang terjadi, perhatian pun tak saling mereka berikan, cenderung sibuk dengan urusan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING WITH MY BROTHER [END]✔️
Teen Fiction[Romance 17+] =>Dimohon untuk bijak membaca sesuai umur<= ~Fansfiction~ Menaruh rasa pada lawan jenis. Bukan salah, namun apakah pantas jika itu saudara mu sendiri? Awalnya mulai mereka jalani, namun seiring berjalannya waktu, mereka menyadari satu...