MB.21

3.4K 117 5
                                    

Tolong sempatkan menekan bintang untuk menghargai karya seseorang, terimakasih!

-Song by: Ariana Grande_Fake Smile-

Happy Reading


Buk!
Buk!
Buk!

Keringat terus bercucuran, hembusan nafas yang naik turun, juga kaki yang kuat dan ramping itu dengan cepat dan gesit terus menendang samsak menggunakan jurus tendangan atas.

Emosi itu dia luapkan di ruang gym lantai dua rumahnya tersebut. Tanpa dia sadari, Bilo sedari tadi memperhatikannya dengan bersandar di pinggiran pintu. Merasa iba juga kasihan, terlihat jelas raut wajah Kelin yang kesal, terus memukuli dan menendangi samsak hingga tangan dan kakinya memerah.

Dan untuk kesekian kalinya ketika Kelin ingin memukul samsak itu, segeralah Bilo mencegahnya.

"Udah," ucap lirih Bilo yang tentu saja sedikit membuat Kelin terkejut, "tangan lo sampai memerah gitu, nggak sakit apa?" Tanyanya dan tentu saja tak digubris oleh Kelin yang sedang stress.

Teringat semalam tentang sosok Toni yang tak terduga ternyata seorang gay, membuat Kelin benar-benar takut dan khawatir jika kakak kesayangannya ini akan di apa-apakan.

Terlebih lagi kesalahpahaman Bilo terhadap Sean semalam di kamar. Teringat hal itu membuat Kelin malu juga kesal, bahkan tadi saat sarapan pun mereka diam seribu bahasa, biasanya mereka berdua sering ribut, namun kini berbeda, mereka seperti orang tak saling kenal.

"Kelin.." panggil Bilo.

Kelin menghela nafas, "gue mau ke kamar."  Jawabnya lirih kemudian keluar dari ruang gym-nya.

Tuh anak kenapa lagi sih?! Batin Bilo heran juga bingung.

Sedangkan Kelin merasa bersalah dengan semuanya, ia melepas kaos putih polosnya dan hanya menyisakan tanktop di tubuh bagian atas, berjalan menuju kamar mandi kemudian melucuti pakaian yang lainnya.

Cukup lama ia melakukan ritual mandinya hingga ketukan cukup keras di balik pintu membuatnya menghentikan aktivitasnya.

"Kelin.. udah selesai belom? Lama amat mandinya!" Teriak Bilo yang tanpa izin sudah berada di dalam kamar Kelin.

"Haish.. iyaa ini baru aja kelar!" jawabnya tak kalah keras karena berteriak, "nyebelin, ganggu orang mandi aja." Gerutunya kemudian mematikan shower dan berjalan mengambil bathrobe-nya dan mengikat talinya, kemudian berjalan keluar kamar mandi dan mendapati kakaknya yang sedang santai duduk di ranjang dengan memainkan ponsel.

Dan percayalah itu adalah ponsel Kelin, karena Bilo suka sekali memainkan ponsel adiknya itu, entah kenapa namun baginya mengecek atau memainkan ponsel Kelin adalah wajib.

"Ngapain lo, Kak?" Tanya Kelin yang sedang memilih baju di lemari yang akan ia kenakan.

"Main game." Jawab Bilo yang masih fokus di depan layar ponsel Kelin.

Heran juga bingung dengan jawaban Bilo, pasalnya Kelin tak pernah men-download game di ponselnya.

"Game?"  Tanya balik Kelin, Bilo hanya mengangguk santai.

Ah udah biarin aja sono, asal anteng. Pasrah Kelin.

Sedikit kesusahan menyatukan pengait bra-nya, Kelin berdecak, Bilo yang mengetahui itu langsung menghampirinya dan membantunya.

Kelin sedikit terkejut, namun setelahnya dia berusaha bersikap biasa saja. Tak ada rasa malu di antara mereka, itu sudah menjadi hal biasa bagi Kelin jika dia memakai pakaian setelah mandi di depan Bilo, bahkan full naked pun sudah pernah ia lakukan di depan Bilo.
Dan Bilo pun juga demikian, malahan ia sangat suka melihat Kelin seperti itu, baginya ia adalah cewek terseksi.

PLAYING WITH MY BROTHER [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang