|| Dari dulu hingga sekarang, masih kamu penghuninya~
-Daren Charty Lorians-
***
Acha uring-uringan di atas kasurnya yang masih berantakan. Membersihkannya? Merepotkan. Acha tidak suka hal-hal yang merepotkan. Yang Acha suka... rebahan. Rebahan lebih bermanfaat dan membuatnya tidak kerepotan. Intinya, Acha tidak suka repot.
Acha mengutak-atik laptopnya. Menonton film-film drama korea yang belum sempat ditontonnya. Baik yang baru rilis, maupun film yang sudah ada sejak lama. Sesekali gadis itu terkekeh, dan juga sesekali menggumam kebaperan.
Ceklek.
Daren membuka pintu lalu masuk ke dalam kamar Acha. Wajah datar Daren terlihat jelas. Kehadiran pria itu tidak membuat Acha mengalihkan pandangannya. Film yang sedang ia tonton, terlalu sulit untuk ditinggalkan meskipun hanya sedetik saja.
Daren lantas merapikan buku-buku Acha yang berserakan, menyusun kembali baju-baju Acha di dalam lemari hingga kembali rapi seperti semula. Membuang sampah-sampah plastik kemasan bekas ke dalam tong sampah. Semuanya. Daren membersihkan segala hal yang bukan menjadi keharusannya.
"Bangun, Cha. Gue mau beresin kasurnya." Daren menarik tangan Acha namun Acha menahannya dengan cukup kuat.
"Apaan sih, Ren? Ganggu banget tau nggak?" Acha mendecak kesal.
"Bangun gue bilang!" sentak Daren. "Biar gue bersihin nih, kasur lo yang berantakannya na'udzubillah."
"Huft!" Acha menghembuskan nafas berat. Beringsut duduk. Kemudian dengan ogah-ogahan gadis itu bangkit, dan menuju kearah sofa. Tengkurap.
Langsung saja Daren membersihkan kasur Acha menjadi rapi seperti semula. Boneka-boneka serta bantal juga sudah diletakkan di pojok tempat tidur, sehingga terlihat lebih indah.
Cengiran Acha membuat Daren memasang wajah datar. Sedari tadi Acha sibuk dengan laptopnya, tanpa memperdulikan Daren yang tunggang langgang membersihkan kamar Acha yang sama sekali bukan tugasnya.
"Cha, nanti sore gue mau jalan sama Kiena." Daren melangkah lalu duduk di depan kepala Acha yang posisinya tengah tengkurap.
Acha hanya diam. Masih fokus pada film yang sedang ditontonnya.
"Lo ikut?" tanya Daren.
Acha berkedip dua kali. Menarik nafas panjang, "Emangnya Kiena nggak keberatan kalo gue ikut?" tanya Acha ragu tanpa memalingkan wajahnya dari laptop.
"Ya terserah gue dong, mau ajakin lo atau enggak." Daren menyanggah. "Lagian gue udah bilang kok sama Kiena kalo gue nggak mau hubungan gue sama dia ngerusak hubungan persahabatan gue sama lo." Daren meraih puncak kepala Acha lalu mengelusnya pelan.
Acha mem-pouse film yang tengah ditontonnya. Mematikan laptop. Diam sejenak lalu beringsut duduk. Menatap Daren sejenak lalu menghembuskan nafas pelan.
"Gue ikut." Acha mendesis pelan. "Kemana pun Daren pergi, Acha ikut."
Daren tersenyum. Menatap dalam mata Acha. Gemas. Daren mencubit pipi imut Acha yang sangat menggoda.
"Sakit, Daren!" Acha merintih saat cubitan Daren pada pipinya terasa semakin kuat.
"Sorry." Daren hanya menyengir. Ekspressi Acha sangat lucu menurutnya. "Pipi lo gemesin, Cha."
Acha memperlihatkan sederet gigi putihnya. Bergerak agar lebih dekat kearah Daren. Acha memeluk pinggang Daren tanpa ragu. Erat. Sangat erat. Bahkan Daren sampai berhenti bernafas beberapa saat. Daren tertegun, kemudian kembali tersenyum. Menyambut hangat pelukan Acha dan membalasnya dengan mengelus pelan puncak kepala gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIT [TAMAT]√
RandomSepenggal kisah persahabatan antara Acha dan Daren. Hubungan persahabatan yang sudah terjalin selama sebelas tahun, tanpa melibatkan perasaan? Tidak mungkin. Di balik tawa dan canda, ada bisikan hati yang tak terucapkan. Ketidakpekaan Acha dan Daren...