1 | Terlambat

9.7K 462 26
                                    

Note : Sebelum membaca cerita ini, saya ingin menyampaikan bahwa cerita ini benar-benar tidak mengandung unsur plagiat. Dari pengalaman yang sudah-sudah, ada beberapa yang mengatakan bahwa cerita yang saya tulis hampir sama dengan cerita berjudul "friendshit" lain yang mereka baca. Maaf, jika ini mengganggu kalian para readers di cerita "friendshit" yang saya sendiri tidak tau siapa penulisnya. Tapi saya bisa memastikan bahwa cerita ini benar-benar tidak memplagiat cerita yang kalian maksud. Mohon dibaca sampai akhir sebelum berkomentar. Konflik berat dalam cerita saya berada di part menuju ending. Silahkan dibaca, dan semoga berkesan ya... Terimakasih :')

***

||Masa bodo dengan omongan orang lain adalah jalan ninjaku menuju puncak kebahagiaan~

-Natasha Cheryl-

***

Tersingkap, Acha nenarik balik selimut tebal yang membuatnya enggan untuk meninggalkan kasurnya. Bunyi jam baker di atas nakas diabaikan oleh Acha. Tidak penting. Tidur lebih bermanfaat.

"Acha!"

Acha mengabaikan teriakan berat seorang pria dengan nada suara tinggi. Suara tersebut dianggap seolah angin lalu. Jangankan menetap di telinga, nyantol aja enggak.

"Acha, bangun nggak, lo?!" pria tersebut mengguncang-guncang tubuh Acha kuat, membuat Acha menggumam beberapa kali.

"Apaan sih, Ren? Ganggu banget." Acha menjawab malas dan masih memejamkan matanya.

"Bangun, Acha. Kita bisa telat berangkat ke sekolah. Belum lagi ini hari pertama masuk sekolah. Bangun, buruan!"

Acha membuka matanya, dan mendapati seorang pria yang duduk di sisi kasurnya.

"Ganggu lo." Acha mendengus kesal. Selanjutnya Acha kembali menutup matanya rapat.

"Yaelah tidur lagi." pria tampan itu mendecak kesal dengan tingkah Acha yang sulit diatur. "Bangun, Acha!"

Acha beringsut duduk saat tangannya ditarik paksa. Mendengus. Lalu menatap kesal ke arah pria tersebut yang telah mengganggu jam tidurnya.

"Mandi sana, nggak pake lama," ucap pria tersebut menekan ucapannya.

Acha mengangguk pelan. Selanjutnya perlahan Acha menurunkan kakinya ke bawah. Saat Acha akan bergegas bangkit, ia membatalkan niatnya lalu menatap aneh kearah pria yang masih memasang wajah datar itu.

"Kenapa lo?"

"Hm... cium." Acha memperlihatkan sederet gigi putihnya sembari sedikit terkekeh.

"Gila lo?" pria tersebut mengerutkan dahinya hingga membentuk lipatan-lipatan tipis.

"Cium gue, Daren..." Acha semakin bergelagat aneh yang membuat Daren bergidik merinding.

"Mandi sana lo, bau banget lagi." Daren mengumpat kesal lalu mendorong pelan bahu Acha.

Acha mendengus lalu melangkah ogah-ogahan menuju ke arah kamar mandi. Tidak lupa sebelumnya, ia meraih handuk kesayangannya.

"Nggak pake lama!" Acha hanya menggumam menanggapi ucapan Daren.

Daren geleng-geleng kepala melihat tingkah Acha yang super menyebalkan itu. Pria jangkung berwajah tampan itu lantas menaruh ranselnya di atas nakas, lalu merapikan tempat tidur Acha yang berantakan. Bantal-bantal serta boneka-boneka disusun rapi di sudut tempat tidur. Selanjutnya Daren mempersiapkan segala perlengkapan sekolah Acha, lalu dimasukkan ke dalam ransel Acha yang sama persis seperti ransel kepunyaannya--couple.

FRIENDSHIT [TAMAT]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang