Acha mendengus, memutar matanya jengah begitu menyadari bahwa ternyata orang yang mengganggu waktu tidurnya adalah Kiena. Si cewek super kuker yang suka mengganggu kehidupan Acha.
"Lo lagi..." Acha mendengus. "Gue sampe bosen ngeliat muka lo."
"Lo pikir gue nggak bosen ngeliat muka lo, huh?" Kiena menjawab keras.
Acha membuang nafas berat. Melemparkan pandangannya ke arah Kiena dengan super malas, "Ya kalo lo emang bosen ngeliat muka gue yang cantik jelita mempesona ini, yaudah, trus lo ngapain nyamperin gue segala?" Acha menggeleng-gelengkan kepalnya. "Huah..." Acha menguap lebar dan kembali membenamkan wajahnya untuk melanjutkan tidurnya.
"Jauhin Daren." lagi, Kiena mengajukan permintaan konyolnya yang tidak akan mungkin dikabulkan oleh Acha. Mustahil, gila.
Acha tidak peduli, tidur lebih menyenangkan.
"Gue lagi ngomong, Acha!" Kiena memukul keras meja belajar Acha. Emosi dengan sikap gadis itu yang tidak memperdulikan ucapannya.
"Omongan lo nggak guna." Acha menjawab malas. "Mending tidur."
"Gue nggak becanda, Acha." Kiena semakin murka.
"Bodo amat."
Kiena tersenyum miring sembari menahan emosinya. Melirik ke arah kedua teman yang masih berdiri di belakangnya dengan bersisian.
"Hajar sekarang."
***
"Dongok lo, emang." Andra mendorong kepala Rian kuat.
"Sakit, goblok!" Rian tidak terima, balas mendorong kepala Andra.
Sementara Daren tidak peduli. Pria itu hanya geleng-geleng kepala melihat pertengkaran antara Rian dan Andra. Daren lebih memilih untuk melangkah lebih cepat agar ia segera tiba di kelas. Acha pasti sudah sangat menunggunya. Karena suasana kantin yang cukup padat, mengakibatkan Daren dan kedua temannya harus mengantri dahulu. Dan itu memakan waktu lumayan lama. Benar-benar sial, padahal Daren hanya ingin membeli sebotol air mineral untuk Acha.
"Ya elo, siapa suruh tadi manggil-manggil Salma? Bikin malu." Andra memasang wajah ketus.
"Lah, ngapa lo yang malu?" Rian mendecak. "Emangnya habis gue manggil si Salma, gue nelanjangin lo? Nggak kan?"
"Tapi lo neriakin nama gue tadi, pe'a!" Andra mendecih. Rian sama nyebelinnya dengan Acha, menyebalkan sekali.
Bruk!
Rian dan Andra sama-sama kaget saat mereka berdua membentur punggung Daren. Sanking kuatnya tumbrukan mereka, Daren sampai terdorong paksa ke depan. Bahkan nyaris terjatuh. Tapi ini bukanlah salah Rian maupun Andra selaku penabrak, melainkan ini adalah kesalahan Daren sendiri yang berhenti mendadak.
"Apaan sih, bos, ngerem mendadak?" Rian menggerutu.
"Nggak tau nih, untung muka ganteng gue nggak luntur." Andra mendesis manja.
"Apaan sih, lo, nggak nyambung." Rian menoyor kepala Andra kuat. Terlalu PD hingga membuat si pendengar merasa jengah.
"Acha kok, nggak ada?" Daren mulai panik. Memeriksa seluruh sudut kelas, namun Acha memang tidak ada di dalam sana, begitu pula dengan Flo.
Rian dan Andra ikut mencari-cari Acha, namun gadis itu memang tidak ditemukan. Kelas benar-benar sepi, tidak ada seorang manusia pun selain mereka bertiga di dalam sana.
"Mungkin lagi keluar kali, Ren, sama Flo." Rian mencoba menenangkan.
"Lo nggak perlu khawatir sampe segitunya kali, Ren." Andra menyahut. "Lagian konyol banget kalo sampe Acha ilang, nggak mungkin."
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIT [TAMAT]√
De TodoSepenggal kisah persahabatan antara Acha dan Daren. Hubungan persahabatan yang sudah terjalin selama sebelas tahun, tanpa melibatkan perasaan? Tidak mungkin. Di balik tawa dan canda, ada bisikan hati yang tak terucapkan. Ketidakpekaan Acha dan Daren...