Note : Terimakasih untuk yang udah nunggu :')
***
"Lo salah, Daren. Justru ini kesempatan besar untuk gue memenuhi hasrat gue."
Elle melangkah menuju ke arah anak tangga. Menyusuri satu per satu anak tangga tersebut secara perlahan. Hatinya bergejolak ria sekarang ini. Tidak menyangka jika Daren sendiri yang telah memberikan peluang yang besar untuknya.
Tap, tap, tap.
Suara derap langkah kaki Elle terdengar jelas karena situasi rumah yang sangat sepi. Semakin lama, ia semakin tiba di atas. Dan sekarang, Elle sudah memijakkan kakinya di lantai ke dua. Sekarang ia hanya perlu mencari di mana letak kamar Acha.
Elle membuka pintu kamar yang berada tepat di hadapannya. Kosong. Tidak ada siapa-siapa. Elle sempat melihat sebuah foto Maya yang menggantung di sudut dinding sebelah kanan. Elle dapat menyimpulkan jika itu adalah kamar Maya.
Elle melangkah ke kamar berikutnya. Kamar yang terletak di pojok kanan dengan pintu berwarna coklat tua yang tertutup rapat. Perlahan Elle melangkah menuju ke arah kamar tersebut.
Elle meraih gagang pintu lalu membukanya perlahan.
Elle menyeringai saat matanya menangkap sosok Acha yang tengah tidur di atas ranjang dengan sangat nyenyak. Sepertinya Acha tidak menyadari kedatangan Elle di rumahnya.
Elle melangkah memasuki kamar Acha lalu menutupnya kembali. Tidak lupa Elle mengunci pintu tersebut, agar tidak ada yang bisa masuk ke dalam sana.
Elle melangkah mendekati Acha secara perlahan. Gadis cantik itu tengah tidur dengan posisi menyamping, yakni lambung kanan.
Jantung Elle berdegup kencang saat ia sudah benar-benar dekat dengan Acha. Acha hanya mengenakan baju tidur yang sangat tipis. Membuat Elle semakin bergairah. Elle dapat melihat lekuk-lekuk tubuh Acha yang semakin meningkatkan hasratnya. Tubuh mungil Acha yang telah membuat jiwa Elle terasa terpanggil.
Elle menempatkan dirinya pada sisi ranjang Acha. Mengelus pelan rambut indah Acha yang terurai lebat.
"Akhirnya, apa yang gue tunggu-tunggu, bakal tertuntaskan malam ini, sayang..."
Elusan Elle turun menuju ke arah pipi gembul Acha, lalu turun menuju ke arah bibir tipis gadis tersebut.
Acha tertidur dengan sangat lelap sehingga ia benar-benar tidak menyadari jika bahaya sedang mengintainya.
Mata Elle terbelalak lebar saat Acha tiba-tiba mengerang sembari meregangkan otot-otot tangannya ke atas. Acha merubah posisi tidurnya menjadi telentang.
Elle mengelus dadanya saat melihat kedua mata Acha yang masih tertutup rapat. Elle tersenyum miring saat melihat posisi Acha yang sudah telentang.
"Lo ngasi gue lampu hijau, Cha..."
Elle menyingkapkan selimut yang menutupi sebagian tubuh Acha. Sekarang Elle dapat melihat semuanya dengan jelas. Tubuh mungil Acha benar-benar sangat menggoda Elle.
"Bentuk tubuh lo nggak jauh dari ekspektasi gue, Cha..."
Elle mendekatkan wajahnya ke arah wajah Acha. Elle benar-benar sudah tidak tahan untuk segera memenuhi hasratnya.
Wajah Elle berhenti tepat di hadapan wajah Acha. Ditatapnya lama wajah gadis di hadapannya itu. Gadis cantik yang tertidur pulas. Gadis tak berdosa yang akan ia hancurkan masa depannya.
Tiba-tiba saja Elle menjauh dari Acha. Mengerang frustasi tanpa suara saat hatinya tidak mendukung untuk melakukan hal tersebut.
"Kenapa gue nggak bisa? Kenapa gue justru kasian sama Acha?" Elle menjambak rambutnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIT [TAMAT]√
RandomSepenggal kisah persahabatan antara Acha dan Daren. Hubungan persahabatan yang sudah terjalin selama sebelas tahun, tanpa melibatkan perasaan? Tidak mungkin. Di balik tawa dan canda, ada bisikan hati yang tak terucapkan. Ketidakpekaan Acha dan Daren...