37 | Geram

1K 62 7
                                    

"Pagi, Cha."

Acha berkedip dua kali saat mendapati Elle yang tiba-tiba berdiri di ambang pintu kelas. Menyambut kedatangannya dan Daren.

"Pagi." Acha menjawab sungkan. Lalu terkekeh pelan.

"Buat lo." Elle menyerahkan satu box pizza untuk Acha.

Acha melirik ke arah Daren. Kali ini pria itu tidak terlihat marah ataupun memasang wajah datar. Daren memang benar-benar sudah berusaha untuk menerima Elle hadir dan berteman dengan Acha. Karena bagaimana pun juga, Elle adalah orang yang telah menyelamatkan Acha saat dirinya lengah.

"Boleh kan, Ren?" Acha bertanya ragu.

Daren mengangguk sembari mengulum senyum manisnya, "Boleh, Cha."

Acha meraih box pizza tersebut. Memperlihatkan wajah berbinar. Ah~ hidup kadang memang semenarik ini. Pagi-pagi Acha sudah disodorkan makanan kesukaannya saja, menyenangkan.

"Cha, gue mau ngomong sama Daren sebentar. Boleh lo masuk duluan, ke dalam?" Elle bertanya ragu.

Acha melemparkan pandangannya ke arah Elle heran. Lalu melemparkan pandangannya ke arah Daren seakan meminta persetujuan.

Daren menganggukkan kepalanya pelan sembari mengulum senyuman manis. Tidak lupa sebelum Acha berlalu, Daren mengelus pelan puncak kepala gadis tersayangnya itu.

Acha meninggalkan kedua laki-laki itu di ambang pintu. Acha memasuki kelas dan langsung menuju ke arah kursi-mejanya dan menikmati pizza yang diberikan oleh Elle barusan.

"Apaan?" tanya Daren dengan wajah tanpa ekspresi.

Elle menggaruk tengkungnya. Merasa bingung, Elle memilih untuk menghirup nafas panjang, lalu membuangnya dengan berat.

"Ee gue cuma mau bilang makasih sama lo." Elle berujar ragu.

Daren menautkan kedua alisnya, "Emang gue ngapain?"

"Ee lo udah ngizinin Acha temenan sama gue." Elle lagi dan lagi menggaruk tengkuknya karena sungkan. Padahal yang ada di hadapannya sekarang adalah Daren, sahabat Acha. Tapi Elle merasa seperti sedang berbicara dengan Ayah Acha yang bertanggung jawab penuh terhadap anaknya.

"Nggak usah lebay. Gue cuma ngerasa nggak enak aja sama lo karena lo udah nyelamatin Acha kemarin." Daren menyangkal cepat, membuang muka jengah.

"Jadi, lo masih mikir kalo gue punya niat buruk sama Acha?" tanya Elle penasaran.

"Nggak sepenuhnya, tapi masih nyisa sedikit," jawab Daren malas.

"Huh!" Elle menghembuskan nafas pelan. "Gue bakal buktiin sama lo, Ren, kalo gue bener-bener nggak ada maksud buruk temenan sama Acha."

"Semoga lo berhasil." Daren bergegas memasuki kelas, meninggalkan Elle yang masih berada pada pijakannya.

Daren melangkah mendekati Acha yang sedang memakan pizza dengan ditemani oleh Flo, Rian dan Andra. Daren duduk di sebelah Acha, mengulum senyum lebar saat melihat Acha yang memakan pizza dengan lahapnya.

Sadar sedang diperhatikan, Acha melemparkan pandangannya ke arah Daren.

"Elle ngomong apa?" tanya Acha penasaran. "Kayaknya serius banget."

Daren menghembuskan nafas pelan, lalu menggeleng, "Bukan hal penting untuk lo tau." Daren mengelus puncak kepala Acha lembut.

"Jadi gue nggak boleh tau?" Acha memanyunkan bibirnya cemberut.

"Bukan nggak boleh, tapi nggak perlu." Daren menyanggah lalu mencubit gemas pipi kiri Acha.

Acha mendengus, lalu menatap Daren sendu, "Ren... gue haus."

FRIENDSHIT [TAMAT]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang