Acha turun dari mobil, disusul oleh Daren. Baru saja kaki Acha memijak parkiran sekolah, Citra datang menghampirinya dan Daren.
"Pagi sayang?" Citra memasang senyum manisnya. Gadis ini sangat menggemaskan. "Pagi, Acha?"
"Pagi juga, Cit." Acha balas menyapa ramah. Sementara Daren hanya tersenyum lebar.
"Daren, aku bawain kamu bekal. Ini aku yang masak, loh." Citra menyerahkan tempat makanannya kepada Daren.
Daren tersenyum lebar sembari meraih bekal pemberian Citra, "Thanks, Cit. Lo emang pacar yang pengertian." Daren mengelus pelan puncak kepala Citra.
Acha masih diam di tempatnya. Menyaksikan keromantisan Daren kepada Citra. Ini adalah kali pertama Daren bersikap selembut itu kepada perempuan selain Acha.
"Kok dada gue sesak, ya?" Acha membatin pelan. Senyumnya tetap ia kembangkan meskipun itu terlihat sungkan.
"Ee Cha, gue juga beliin lo pizza." Citra menyerahkan sebuah box pizza kepada Acha.
Acha tersenyum girang sembari meraih pizza tersebut.
"Padahal tadi gue udah beliin Acha pizza. Malah, udah kandas dimakan sama Acha pas di jalan. Eh, lo malah ngasi Acha pizza lagi." Daren menyahut.
"Ya nggak pa-pa. Kan aku udah janji sama Acha, kalo aku bakal sering-sering ngasi Acha pizza." Citra menyangkal masih dengan senyumnya yang terus terkulum manis.
"Thanks ya, Cit? Lo emang pacar Daren yang paling baik. Sering-sering bawain gue pizza. Dengan begitu, lo pasti bakal dapet restu dari gue." Acha terkekeh pelan.
"Gampang, Cha. Nggak sulit kok untuk nurutin kemauan lo itu." Citra balas terkekeh.
"Yaudah kalau gitu gue sama Acha ke kelas duluan ya, Cit?" pamit Daren yang langsung dianggukkan oleh Citra.
"Iya, Ren."
"Cha, yuk ke kelas?" ajak Daren.
Acha manggut-manggut. Selanjutnya Acha dan Daren berjalan beriringan menuju kelas. Suasana sekolah sudah cukup padat. Lima belas menit lagi, bel pertanda pelajaran dimulai akan berbunyi.
Di kelas sudah terisi oleh banyaknya siswa-siswi. Wajar saja, jam pelajaran akan segera dimulai. Termasuk Rian, Andra dan Flo sudah duduk berbincang di deretan bangku Acha dan Daren.
Tanpa menunggu lama, keduanya segera bergegas menempati kursi meja belajar masing-masing. Acha meletakkan ranselnya di atas meja. Selanjutnya gadis itu membuka box pizza pemberian Citra, lalu mulai melahapnya.
"Pagi-pagi udah makan pizza aja, Cha." Andra nimbrung. Tangan pria itu bergerak pelan mendekati box pizza Acha.
Sadar jika Andra akan mengambil pizzanya, dengan cepat Acha menepis kuat tangan Andra hingga pria tersebymut berteriak meringis kesakita.
"Wadawww! Sakit, pe'a!" Andra mengibas-ibaskan tangannya yang perih.
"Salah sendiri. Ngapain lo nyoba ngambil pizza gue?" Acha memasang wajah sinis. Memasukkan kembali sesuap pizza ke dalam mulutnya.
"Ya kan, bisa diomongin baik-baik, Cha. Nggak usah pake mukul segala. Udah gitu lo mukulnya pake tenaga dalem." Andra nyerocos kesal. Bibirnya manyun.
"Bodo amat." Acha menjawab malas.
"Tumben Ren, lo bawa bekal dari rumah." Rian angkat bicara saat melihat Daren memasukkan bekal pemberian Citra ke dalam laci mejanya.
Daren diam sejenak, "Bukan gue yang bawa, tapi di kasih Citra tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIT [TAMAT]√
RandomSepenggal kisah persahabatan antara Acha dan Daren. Hubungan persahabatan yang sudah terjalin selama sebelas tahun, tanpa melibatkan perasaan? Tidak mungkin. Di balik tawa dan canda, ada bisikan hati yang tak terucapkan. Ketidakpekaan Acha dan Daren...