27 | Pacar Baru (2)

1.3K 78 0
                                    

"Drama lo bagus."

Bugh!

Tidak tahan, Elle mendaratkan sebuah bogeman tepat pada perut datar Daren. Daren terdorong paksa ke belakang hingga ia nyaris tersungkur.

Acha menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Merasa kaget saat Elle tiba-tiba memukuli Daren.

Suasana kelas mulai heboh. Flo, Rian dan Andra ikutan kaget menyaksikan hal tersebut.

"Pukulan lo lumayan." Daren tersenyum miring. Nyeri di perutnya benar-benar terasa membunuh.

Bugh!

Daren balas mendaratkan sebuah pukulan pada pipi kiri Elle. Pria tersebut tersungkur ke lantai. Elle meringis kesakitan sembari berusaha untuk bangkit.

Elle menyeringai. Lalu menyeka darah segar menggunakan jempol tangannya yang mengalir dari sudut bibirnya yang terkoyak, "Pukulan lo juga nggak kalah kuat." lagi, Elle tersenyum miring.

"STOP!" Acha berteriak keras. Jengah dengah keadaan yang sekarang.

Dalam seketika atmosfer kelas berubah menjadi dingin. Teriakan Acha sukses membuat nafas Daren dan Elle terdengar jelas memburu.

Acha menghembuskan nafas berat, melirik ke arah Elle dengan sinis.

"Jangan pernah pukul Daren kalo lo nggak mau berurusan sama gue." Acha menatap Elle garang. "Gue benci sesuatu yang buat Daren sakit. Apapun itu, termasuk elo."

"Sorry, Cha. Tapi-"

"Lo jangan pernah ganggu gue lagi. Jangan pernah juga ngasi gue pizza lagi." Acha mendesis pelan, menundukkan kepalanya.

"Maaf, Cha." Elle memasang wajah melas. "Gue tadi cuma nggak terima aja karena Daren bilang gue punya maksud lain ngedeketin lo." Elle menjelaskan.

Acha diam, Daren diam, yang lainnya pun diam.

"Sorry." Elle beranjak keluar dari kelas, pergi entah kemana.

Suasana kelas kbali hening. Atmosfer kelas terasa mencekam dalam seketika. Acha berjalan mendekati Daren yang masih terus memegangi perutnya yang terasa sakit. Menatap dalam mata Daren.

"Cha..."

Acha menyambar ke dalam peluka Daren. Memeluk erat tubuh sahabat kecilnya itu.

"Jangan lukain diri lo cuma untuk ngelindungin gue." Acha mendesis pelan.

"Bahkan nyawa pun gue rela, asalkan lo nggak kenapa-napa, Cha." Daren balas memeluk Acha erat.

"Gue sayang sama lo, Daren. Gue nggak suka apapun yang bikin lo sakit. Jadi jangan pernah lagi ngelindungin gue dengan cara ngelukain diri lo sendiri." Acha memeluk Daren semakin erat. Takut kehilangan benar-benar sudah merengguti Acha

"Lo lebih berharga dari pada nyawa gue, Cha."

***

"Ren, lo se-enggak suka itu, sama Elle? Sampe-sampe berantem kayak tadi di kelas?" Andra bertanya heran lalu menyeruput just jeruknya yang sisa sebagian.

Daren tidak menyahut, sibuk memainkan poni Acha yang berada di dalam rangkulannya. Acha tidur di sana, di dalam pelukan Daren, Acha merasa nyaman. Hanya bersama Daren yang bisa membuat Acha bahagia.

"Oi!" Andra menepuk bahu Daren pelan. "Gue nanya."

"Pertanyaan lo nggak penting untuk gue jawab." Daren mendesis pelan tanpa menoleh ke arah Andra.

"Tapi Ren-"

"Jangan berisik." Daren menempelkan jari telunjuknya di depan bibirnya sendiri. "Acha tidur. Kalo lo berisik, nanti Acha keganggu."

FRIENDSHIT [TAMAT]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang