Gadis Tomboi

6.5K 501 31
                                    

Sudah hampir 2 minggu sejak Jeni pertama kali bertemu Lisa. Mereka sering makan bersama seusai latihan. Walaupun berbeda tim trainee mereka sudah sangat dekat seperti sudah lama bertemu. Bahkan mereka juga beberapa kali pergi bersama di saat senggang di sela-sela padatnya jadwal latihan. Mungkin karena Jeni satu-satunya trainee perempuan yang fasih berbahasa Inggris sehingga Lisapun nyaman untuk berada di dekatnya.

Hari ini setelah latihan Jeni akan mengajak Lisa makan di resto yang sebelumnya pernah ia datangi. Jeni duduk di sebuah sofa hitam di lantai pertama di gedung tempatnya berlatih sambil mendengarkan musik dari ponselnya sembari menunggu Lisa.

"Sudah lama? Maaf  baru datang . Tadi trainernya datang terlambat jadi selesainya juga agak lama." jelas Lisa panjang lebar.

"Tidak apa-apa, aku juga belum lama. Ayo berangkat sekarang." ucap Jeni sambil beranjak dari sofa tempat ia duduk.

Mereka berdua berjalan menyusuri trotoar kota Seoul yang diterangi lampu-lampu dari bangunan disekitarnya dan lampu kendaraan yang lalu lalang di jalan.

"Jadi bagaimana?" tanya Jeni sambil menoleh ke arah Lisa.

"Apanya?" sahut Lisa dengan raut wajah bingung.

"Bagaiman perasaanmu setelah kau datang kesini?"

Lisa mengarahkan wajahnya ke langit dan tersenyum tipis.

"Akhirnya aku ada kesini."

Lisa diam sejenak, menghembuskan napas pelan, lalu melanjutkan kata-katanya

"Kau tau? Dari dulu aku memang suka dengan semua hal yang berhubungan dengan musik, apalagi dance. Aku sangat suka dance sejak dulu sampai aku pernah membolos sekolah karena ikutan lomba dance."

Lisa tertawa kecil mengingat masa lalunya  sendiri.

"Dan aku dimarahi habis-habisan oleh ayahku karena itu. Ayahku bahkan melarangku melakukan dance lagi. Untungnya di lomba itu aku juara 2 jadi ayahku tak jadi melarangku."

Jeni dan Lisa berdiri dibelakang kerumunan orang-orang yang akan menyeberang jalan. Begitu lampu bergambar pejalan kaki berubah menjadi hijau kerumunan itu mulai berjalan pelan begitupun dengan Lisa dan Jeni. Begitu sampai di seberang jalan Lisa melanjutkan ceritanya.

"Setelah aku memenangkan lomba itu ayahku jadi mendukungku asal aku tak membolos lagi. Sejak saat itu aku jadi lebih banyak mengikuti lomba dance sampai aku tahu ada agensi asal Korea yang sedang membuka audisi di Thailand. Aku latihan mati-matian setiap hari karena aku tahu itu agensi besar jadi pasti sangat sulit untuk ditembus. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah aku biasakan lari pagi untuk menjaga stamina. Pulang sekolah aku langsung pulang dan latihan sampai malam. Sampai kadang aku tertidur dan lupa makan malam  karena kelelahan."

Jeni menghentikan langkah kakinya dan menatap lurus ke mata gadis disampingnya yang lebih tinggi darinya itu.

"Dan semua itu terbayar dengan adanya Kau di sini. Saat ini."

Lisa tersenyum kearah Jeni.

"Itu tempatnya, kita masuk yuk." kata Jeni begitu mereka sampai di resto yang dimaksud.

*****

"Kau sering makan di sini?" tanya Lisa sambil mengamati sekeliling.

"Baru dua kali ini. Resto ini baru buka belum ada sebulan."

Kini mereka berdua sedang duduk berhadapan di salah satu meja di resto itu. Tak lama kemudian ada laki-laki berbaju rapi datang ke meja mereka sambil membawa sebuah nampan besar. Laki-laki itu meletakkan makanan ke meja makan lalu pergi setelah mengucapkan selamat makan.

Dua WarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang