Leo Yang Terbunuh

1.1K 184 97
                                        

Perhatian : Bab ini mengandung unsur kekerasan, kata-kata kasar dan makian yang mungkin membuat sebagian pembaca kurang nyaman. Dimohon kebijaksanaannya sebelum membaca.

"Jadi Leo akhirnya mati setelah pertarungan sengit itu? Sayang sekali, padahal dia adalah singa terkuat. Tapi jika Leo tidak dibunuh, Herkules tidak akan bisa melaksanakan tugasnya." gumam Rosalie sambil memandangi layar ponselnya.

"Hei, matikan ponselmu. Sinar dari layarnya mengganggu konsentrasiku. Itu juga tidak baik untuk kesehatan matamu." gerutu Theo yang berusaha merebut ponsel Rosalie sambil tetap mengemudikan mobilnya.

Lampu di persimpangan itu berubah merah. Theo menginjak rem mobilnya dan berhenti di persimpangan yang terlihat sepi itu.

"Kemarikan ponselmu. Sudah kubilang jangan menyalakan ponsel di dalam mobil yang gelap." ujar Theo yang berusaha meraih ponsel Rosalie.

"Kau ini kenapa? Aku hanya ingin tahu jalan cerita Leo. Gara-gara kau aku ketinggalan ceritanya di radio tadi. Kau fokus saja mengemudi, jangan urusi ponselku." sahut Rosalie sebal.

"Aish, kau ini kenapa susah sekali diberi tahu." gumam Theo sambil menurunkan alis karena kesal.

Beberapa detik kemudian lampu itu berganti hijau. Theo kembali memacu mobilnya meninggalkan persimpangan itu.

Di atas salah satu gedung di persimpangan itu terlihat Capricorn sedang menyiapkan sesuatu. Ia memasang sebuah pasak pada salah satu ujung kawat baja yang baru saja ia ambil dari ranselnya. Di ujung yang lain Capricorn mengaitkan kawat baja itu pada sebuah besi berujung runcing yang bentuknya mirip seperti tombak kecil bermata empat yang dapat dilipat. Tombak itu kemudian dimasukkan ke dalam ujung laras senapan setelah pasak pada salah satu ujungnya ditanam pada beton tempat ia berpijak.

Capricorn lalu mengambil teropong night vision dari dalam tasnya dan memasang benda itu di atas senapan. Setelah dirasa siap Capricorn mengarahkan senapannya ke persimpangan yang ada di bawah sambil mengamati persimpangan itu lewat teropong.

Di atas atap gedung terpisah, Sagittarius, Aquarius, dan Scorpio juga mengawasi perempatan yang sama dengan Capricorn. Mereka semua mengarahkan senapannya dengan posisi siap menembak. Tak lama kemudian sebuah mobil sedan terlihat mendekat dari sisi perempatan dimana Capricorn berada. Capricorn mengarahkan teropongnya pada plat mobil itu.

"Mobil 38 NA 7256 terlihat mendekat. Target sedang mengarah pada koordinat yang telah ditentukan." ujar Capricorn lewat radio.

"Target terkonfirmasi." ucap Aquarius.

"Bersiap menembak." ujar Scorpio.

Sagittarius memusatkan penglihatannya pada mobil itu melalui teropong di senapan. "Menembak dalam 3, 2, 1".

Sebuah kawat panjang meluncur cepat mengarah pada mobil itu setelah pelatuk ditekan. Tombak kecil yang ada di ujung kawat langsung menembus kap depan sebelah kiri mobil itu. Kawat itu menancap kuat di sana dengan suara hantaman keras. Kawat yang terhubung dengan beton gedung itu langsung menegang ketika tertarik oleh laju mobil.

Tak berselang lama mobil itu berputar 360 derajat beberapa kali saat tak bisa melaju lagi akibat tertahan oleh kawat itu. Sebuah kawat lain langsung melesak menuju kap depan mobil sebelah kiri. Diikuti kawat lain di kap belakang mobil sebelah kiri, lalu kap mobil sebelah kanan. Kini seluruh sisi mobil itu tertahan oleh kawat yang terhubung langsung ke gedung di sekelilingnya.

Mobil itu tidak bisa bergerak. Pria yang duduk di kursi sopir berusaha menginjak pedal gas dalam-dalam untuk kabur. Suara keras mesin mobil yang meraung langsung terdengar. Namun kawat baja itu bekerja dengan baik menahan mobil itu agar tidak pergi. Roda ban hanya berputar di tempat sambil mengeluarkan asap putih tanpa bisa bergerak ke mana-mana.

Dua WarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang