Lisa berjalan menyusuri trotoar menuju halte bus yang berada tak jauh dari asramanya. Hari sudah larut. Suasana mulai sepi. Ia melangkah sambil menunduk menatap gerak kakinya yang diterangi oleh lampu jalanan dan lampu kendaraan yang sesekali masih lewat.
Sejujurnya Lisa tidak tahu apakah bus itu masih beroperasi di jam semalam ini. Bahkan sekalipun masih beroperasi ia juga tidak tahu akan turun dimana. Ia berjalan ke halte bus itu karena memang tidak tahu lagi harus membawa dirinya kemana. Ia adalah orang asing di sini. Tidak ada orang lain yang ia kenal. Tidak ada kerabat atau sanak saudara. Ia tidak memiliki tempat untuk ditinggali selain asrama trainee-nya. Asrama itulah satu-satunya tempat yang bisa ia sebut sebagai rumah. Tapi ia tidak bisa berada di sana lagi. Setidaknya untuk saat ini.
Karena sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa sadar Lisa sudah berada dekat dengan halte bus yang ia tuju. Ada seorang wanita paruh baya dengan pakaian kantoran sedang duduk di sana. Lisa duduk di sisi terjauh bangku halte itu sambil menyandarkan kepala. Ia mendongakkan kepala menatap salah satu lampu penerangan berwarna kuning temaram yang ada di seberang jalan. Ia menatap lampu itu sambil melamun. Sekarang kemana? Ia tidak memiliki tujuan. Ia benar-benar tidak tahu harus harus tidur dimana malam ini. Badannya sedang penuh luka. Ia tidak mungkin tidur diluar. Apalagi malam itu udara terasa dingin meskipun bukan sedang musim dingin. Dengan mengenakan jaketpun rasa dingin masih bisa menembus masuk. Membuat sekujur tubuhnya yang terasa sakit bertambah nyeri.
Lampu terang sebuah bus yang datang menarik Lisa dari lamunanya. Pintu bus terbuka dan wanita yang duduk bersamanya di halte tadi masuk ke dalam. Lisa tak beranjak dari tempatnya. Ia hanya duduk sambil memandangi bus yang berhenti di depannya dengan tatapan kosong beberapa saat, sampai akhirnya pintu bus tertutup lagi dan bus itu melaju meninggalkannya.
Apa yang baru saja dilakukannya? Kenapa ia tidak naik bus itu? Apakah sekarang ia menyesali keputusannya? Apakah ia menyesal karena telah pergi dari asrama? Apakah ia ingin kembali saja sekarang? Tidak, jika ia kembali sekarang itu akan memperburuk keadaan. Jeni adalah orang yang tempramen. Jika ia kembali sekarang semuanya akan bertambah buruk.
Lisa kemudian menegakkan duduknya begitu muncul sebuah gagasan di kepalanya. Apa sebaiknya menginap di tempan Kennan saja? Benar! Itu adalah pilihan yang paling masuk akal. Lagipula tidak ada orang lain yang dikenalnya dengan baik di Korea selain Kennan. Baiklah, sudah diputuskan. Ia akan menginap ditempat Kennan malam ini.
Lisa mengambil ponsel dari dalam saku. Ternyata dari tadi ada beberapa panggilan masuk dari Jisu, namun Lisa tidak menghiraukan panggilan itu. Ia mengetik sesuatu di ponselnya dan baru saja akan mengirimkannya pada Kennan ketika tiba-tiba ada pesan masuk dari Jisu. Lisa membaca pesan itu tanpa membalasnya. Ia meneruskan mengetik pesan pada Kennan dan menekan tombol kirim.
Tapi tiba-tiba Lisa menghentikan jarinya sebelum benar-benar menekan tombol itu. Ia kemudian mengerutkan dahi. Jika memberitahu Kennan bahwa ia akan menginap di sana bisa saja Kennan malah menolak. Apa sebaiknya langsung datang saja ke sana?
Lisa diam sejenak bergelut dengan pikirannya sendiri. Setelah beberapa saat ia akhirnya memutuskan untuk langsung ke sana. Lisa menghapus pesan yang telah diketiknya tadi untuk Kennan dan kembali memasukkan ponselnya ke saku.
Belum sampai ponsel itu masuk ke sakunya tiba-tiba ada pesan lagi dari Jisu. Lisa membaca pesan itu. Kini ia merasa perlu membalasnya.
Aku tidur di tempat temanku.
Lisa kemudian mengirim pesan lagi.
Jangan tanya tempatnya dimana.
Dan jangan mencoba mencariku.
Kini ia mematikan ponselnya dan menjejalkannya ke dalam saku. Tak lama kemudian Lisa melihat sebuah taksi datang dari kejauhan. Ia berdiri dan menghentikan taksi itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Warna
Fiksi PenggemarMenjadi kaya? Menjadi terkenal? Bukan. Ini bukan tentang itu. Ini tentang pengorbanan untuk meraih apa yang diimpikan. Ini tentang kerja keras untuk menjadi apa yang didambakan Catatan : Semua tokoh diluar Blackpink adalah fiktif Peringkat: #153 Jis...