Taewu sedang berdiri di depan cermin kamarnya sambil merapikan rambut. Sebuah blazer merah tua dengan kerah berwarna hitam telah menempel di tubuhnya melapisi kemeja putih berkancing hitam yang ia kenakan. Hari ini ia akan mengajak Jisu menghadiri perayaan klub sepak bola SMA Chungdam seperti yang telah direncanakan.
Setelah dirasa penampilannya sudah cukup rapi ia menyemprotkan beberapa kali botol minyak wangi ke tubuh lalu berjalan keluar kamar.
"Hyung, aku bawa motormu dulu." kata Taewu pada kakaknya yang berada di toilet dengan setengah berteriak.
"Jangan lupa isi bensinnya. Jangan seperti kemarin." sahut Taekwang dengan setengah berteriak pula.
"Aku tahu, aku pergi dulu."
Taewu kemudian berjalan keluar rumah menuju motor kakaknya. Baru saja ia menaiki benda itu dan akan menyalakannya tiba-tiba telinganya menangkap suara Narae dari belakang.
"Oppa, tumben sekali kau rapi seperti ini. Mau kemana?"
Taewu menoleh. Ia mendapati adiknya sedang berdiri di depan pagar rumah dengan tas punggung di belakang tubuh. "Kau sudah pulang? Bimbelmu sudah selesai?"
"Mentornya sedang tidak bisa datang. Jadi aku pulang lebih awal." jawab Narae sembari berjalan mendekati Taewu dan mengamati bagaimana kakaknya itu berpenampilan saat ini.
"Jadi oppa mau kemana?"
Narae mendekatkan wajahnya ke baju Taewu lalu mendenguskan hidung saat menyadari ada bau tidak biasa dari badan kakaknya. "Bahkan oppa sampai memakai parfum? Oppa akan pergi berkencan?"
Taewu menghela napas pelan sambil menyalakan motornya. "Aku juga berharap ini bisa disebut sebagai kencan. Tapi tergantung bagaimana dia melihatnya."
"Dia siapa? Jisu eonnie? Jadi kalian memang berpacaran? Daebak!" celetuk Narae sambil tersenyum lebar.
"Sudahlah, jangan bertanya terus. Cepat masuk." perintah Taewu.
Narae berjalan menuju pintu. Ia berhenti sebentar lalu berbalik menghadap Taewu sambil mengepalkan tangan ke depan. "Oppa, fighting!"
*****
Aku sudah di depan.
Taewu mengirim pesan itu begitu sampai di depan rumah Jisu. Ia duduk di samping motornya sambil memutar ponsel di tangan menunggu kemunculan gadis itu. Tak lama kemudian Jisu membalas pesan Taewu.
Sebentar, aku akan turun.
Jisu segera keluar kamar. Ia berjalan menuruni tangga dengan setengah terburu-buru.
"Mau kemana?" tanya Jiyun saat melihat adiknya sedang turun tangga dengan dandanan yang sangat rapi dari sofa di ruang tengah.
"Pergi keluar." sahut Jisu.
"Kemana?" tanya Jiyun lagi.
"Perayaan klub sepak bola SMA-ku." jawab Jisu yang kini sedang membuka sebuah kotak sepatu di dekat rak sepatu di depan pintu. Ia mengambil sepasang sepatu hak rendah dari sana dan memakainya.
Jiyun berjalan menghampiri Jisu lalu memberikan serentetan pertanyaan seperti orang yang sedang menginterogasi. "Perayaan? Dimana tempatnya? Kau pergi sendiri? Pulang jam berapa?"
Jisu melenguh pelan. "Eonnie, jangan berlebihan seperti itu. Aku hanya menghadiri acara sekolahku saja."
"Aku hanya tidak ingin terjadi apa-apa lagi denganmu. Sejak kejadian di minimarket itu aku jadi khawatir padamu." gumam Jiyun dengan nada cemas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Warna
Hayran KurguMenjadi kaya? Menjadi terkenal? Bukan. Ini bukan tentang itu. Ini tentang pengorbanan untuk meraih apa yang diimpikan. Ini tentang kerja keras untuk menjadi apa yang didambakan Catatan : Semua tokoh diluar Blackpink adalah fiktif Peringkat: #153 Jis...