"Hei Jisu! Bangun! Cepat Bangun! Sudah jam enam lebih!" Jeni mengguncang-guncang tubuh Jisu yang masih ditutupi selimut putih tebal.
Melihat Jisu yang tidak bereaksi Jeni kini mengguncang tubuh Jisu lebih kencang. "Hei, Ayolah! Apa kau mau terlambat kesekolah?"
Jisu menggeliat membuka selimutnya sambil bergumam tidak jelas. Dengan mata masih setengah terbuka ia meraba meja di samping tempat tidurnya untuk mencari ponselnya.
"Memangnya sekarang jam berapa?" tanya Jisu dengan nada malas.
"Hampir setengah tujuh." Jawab Jeni.
Jisu membuka ponselnya. "Astaga! Hampir setengah tujuh!" Matanya kini terbuka lebar. Jarak dari asrama ke sekolahnya memerlukan waktu satu jam. Ia belum mandi dan ia juga belum sarapan. Jika tidak bergegas ia bisa terlambat. Jisu bangkit dari tempat tidurnya dan segera menuju kamar mandi.
"Bukankah sudah kubilang tadi?" gumam Jeni kesal karena Jisu tak mendengarkan jawaban Jeni
Lima belas menit kemudian Jisu kembali ke kamar setelah mandi. Ia melihat Jeni yang sudah berseragam rapi. "Kau sudah siap?"
"Tentu saja, tinggal kau yang belum siap dari tadi." gerutu Jeni kesal karena menunggu Jisu dari tadi
"Lisa dan Rose?"
"Mereka sudah di kantin di lantai satu"
Jisu bergegas memakai seragamnya. Ia kemudian berdiri di depan cermin untuk menyisir rambutnya dan merapikan bajunya lalu diam sebentar untuk memastikan bahwa penampilannya tidak ada yang aneh. Setelah itu ia mengambil tas punggungnya dan segera keluar apartemen menuju lift bersama Jeni.
Mereka berdua langsung menuju ke kantin setelah tiba di lantai satu. Setiap trainee yang masuk kelas debut diberi jatah makan gratis dua kali setiap hari. Makan pagi di kantin asrama dan makan siang di kantin gedung YG. Jam makan mereka dipisah antara trainee laki-laki dan perempuan. Biasanya trainee perempuan akan makan tiga puluh menit lebih awal daripada trainee laki-laki.
Lisa melambaikan tangannya begitu melihat Jeni dan Jisu yang berdiri tak jauh dari tempatnya. Sambil membawa nampan berisi makanan, Jeni dan Jisu berjalan menuju meja dimana Lisa dan Rose berada.
"Kenapa kalian lama sekali?" tanya Lisa begitu Jeni dan Jisu medekat dan duduk.
"Karena ada tuan putri yang sulit dibangunkan." Goda Jeni sambil melirik ke arah Jisu.
"Sebagai pengawalku, seharusnya kau membangunkanku lebih awal." Gurau Jisu.
"Haha, lihatlah duo Kim kita ini. Baru sehari saja tinggal bersama tapi kalian terlihat sangat mesra." Celetuk Lisa
Tiba-tiba mata Jisu sekilas menangkap sebuah tas gitar di samping tempat duduk Rose. "Kau mau kemana?"
"Aku mau ke bistro tempat audisi dulu. Hari ini adalah pengumumannya." Jawab Rose santai
"Pengumuman hasil audisi? Kurasa kau pasti akan lolos audisi itu." Ujar Jisu.
"Tapi aku masih belum mengerti, Jika yang berada di panggung saat itu adalah kau lalu bagaimana kau bisa mengikuti audisi itu sementara kau sudah terikat kontrak dengan YG? Bukankah itu melanggar aturan?" Tanya Jeni penasaran.
"Sebelum menandatangani kontrak dengan YG, Aku terlebih dahulu menandatangani kontrak dengan bistro itu saat akan audisi. Secara hukum aku belum terikat dengan YG saat mengikuti audisi itu. Jadi aku tidak melanggar peraturan siapapun. Lagipula kontrak itu hanya berlaku jika aku lolos audisi. Tidak ada jaminan aku akan lolos audisi bukan?"
"Lalu bagimana jika kau ternyata lolos dan kontrak itu mulai berlaku? Apa Sajangnim menyetujuinya?"
"Masa kontrakku dengan mereka hanya tiga puluh hari. Setelah itu aku tidak akan memperpanjang kontrak dengan mereka. Tentu saja menjadi trainee YG adalah prioritasku. Sajangnim tidak masalah dengan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Warna
ФанфикMenjadi kaya? Menjadi terkenal? Bukan. Ini bukan tentang itu. Ini tentang pengorbanan untuk meraih apa yang diimpikan. Ini tentang kerja keras untuk menjadi apa yang didambakan Catatan : Semua tokoh diluar Blackpink adalah fiktif Peringkat: #153 Jis...