Serangan Balik

1.8K 231 17
                                    

Jisu berjalan bersama Jeni memasuki gerbang SMA Chungdam. Mereka berdua berjalan diantara murid-murid lainnya yang mulai berdatangan ke sekolah pagi itu. Tanpa sengaja seorang siswi menabrak Jisu dari belakang. Jisu terkejut dan kehilangan keseimbangannya namun tak sampai terjatuh.

"Maaf sunbae." ucap siswi itu sambil menunduk di depan Jisu.

Jisu tersenyum dan mengangguk. Siswi lainnya yang berjalan bersama siswi yang menabrak itu ikut menunduk.

"Hei, kau jangan dekat-dekat dengannya. Kudengar dia kemarin mencuri ponsel anak kelas satu." gumam siswi itu pada siswi yang menabrak lalu pergi.

Jisu bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan. Namun ia tak mengindahkannya dan lanjut berjalan.

"Pagi nona Jisu." sapa Taewu yang tiba-tiba muncul dan berjalan di samping Jisu.

Jisu menoleh, "Oh, kau rupanya."

"Oh, kau rupanya? Sapaan macam apa itu? Mana ucapan selamat pagimu yang biasa kau ucapkan itu?"protes Taewu.

Jisu mendengus, "Ya..ya, selamat pagi tuan Taewu."

Jeni memalingkan wajahnya dan terkekeh mendengar percakapan mereka berdua.

"Nona Jisu, tuan Taewu. " gumam Jeni menirukan cara mereka memanggil satu sama lain sambil menahan geli.

"Yang benar saja, apa aku harus menonton drama ini setiap berangkat ke sekolah?" ujar Jeni lirih pada dirinya sendiri sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kau bilang apa tadi?"

"Kau bilang apa tadi?"

Jisu dan Tewu berkata diwaktu yang bersamaan sambil menatap Jeni. Jeni berkedip cepat. Ia menatap Jisu dan Taewu secara bergantian.

"Ha? Apa? A-aku tidak bilang apa-apa?" tukas Jeni mengelak.

"Ngomong-omong, selamat untuk pertandingan yang kemarin sunbae. Kudengar SMA kita lolos ke babak semifinal." ucap Jeni mencoba mengganti topik pembicaraan.

"Kapan pertandingan selanjutnya?" tanya Jisu.

"Pekan depan. Kebetulan pertandingannya diadakan hari minggu. Jika kalian ada waktu datanglah menonton."

"Sepertinya percuma untuk memintanya datang. Asal sunbae tahu, Jisu eonnie tidak begitu menyukai sepakbola."

"Benarkah? Sayang sekali."

Mereka bertiga kemudian menghentikan langkah ketika melihat ada kerumunan murid di depan sebuah papan pengumuman. Samar- samar Jisu menangkap apa yang kerumunan murid itu sedang bicarakan.

"Jadi dia orangnya?"

"Bukankah dia pernah menjadi model bersama iKON? Aku tak menyangka dia sebenarnya adalah pencuri."

"Hei, awas pencurinya ada di belakang kita." ujar salah seorang murid di sana tiba-tiba.

Semua murid langsung berbalik dan menatap Jisu dengan tatapan menghakimi. Mereka pelan-pelan menjauh dari Jisu. Papan pengumuman yang semula tertutup dengan kerumunan murid-murid itu perlahan terlihat jelas apa yang tertempel di sana. Ada foto Jisu berukuran cukup besar. Di bawah foto itu tertera sebuah tulisan.

Maafkan saya karena mencuri ponsel milik murid kelas 1. Nama saya Kim Jisu dan saya adalah pencuri. Saya tidak akan mengulangi perbuatan memalukan ini lagi.

Jeni menyeringai dan berjalan menuju papan pengumuman itu. Ia menyobek foto itu lalu membuangnya ke lantai.

"Apa yang sedang kalian lihat hah?! Cepat masuk ke kelas kalian!" gertak Jeni.

Dua WarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang