Chapter 31

21.8K 497 29
                                    

Rizky dan ayahnya sangat mengkhawatirkan keadaan Rizka, mereka terus berdoa semoga keadaan Rizka membaik. Setelah sekian lama menunggu akhirnya dokter yang menangani keadaan Rizka keluar.

"Bagaimana keadaan adik saya Dok ?"

Dokter menghela nafas.

"Begini Pak, racun yang diminumnya hampir merusak organ dalam nya, syukur sekali ia cepat di bawa kemari.  Namun, maaf...ada yang perlu saya katakan bahwa kemaluan korban membengkak sepertinya ia mengalami kekerasan seksual berkali-kali"

"Apa....kurang ajar siapa yang telah melakukannya"

Tuan Bram mengepalkan tangannya. Matanya berkilat marah.

"Dewi..apakah kau juga terlibat, akan ku cari kau sampai dapat.."

Tuan Bram sangat marah, ia menduga Dewi adalah dalang dibalik semua ini.

"Begitulah yang dapat saya sampaikan, kita berdoa semoga pasien cepat sadar"

"Kami sudah boleh masuk Dok"

"Ya silakan"

Dokterpun berlalu dari hadapan mereka.

Rizky sibuk menenangkan ayahnya. Ia  bingung harus melakukan apa. Tak pernah ia melihat ayahnya semarah itu. Walau bagaimanapun ayahnya telah menganggap Rizka sebagai anak sendiri.

"Ayah jangan bertindak gegabah, kita hubungi Om Malik, kita minta bantuan padanya"

Tuan Bram segera menghubungi Pak Malik, pengacaranya. Ia meminta Pak Malik dan anak buahnya untuk mencari keberadaan Dewi.

"Awas kau Dewi, aku tak segan-segan membuat kau menderita lebih dari yang kau lakukan pada anak-anakku"

Rizky terdiam mendengar perkataan ayahnya tersebut. Ia tahu jika ayahnya marah maka tak bisa dibantah.

Rizky teringan belum menghubungi Halimah sejak tadi, ia takut Halimah mengkhawatirkannya. Segera ia merogoh HP nya untuk menguhungi sang istri.

"Assalamualaikum..Dek, mas udah dari tadi di Rumah Sakit"

"Waalaikumsalam, syukurlah mas...gimana keadaan Rizka?"

"Rizka masih belum sadar, tapi dia sudah ditangani oleh dokter dengan baik"

"Kasian Rizka, mudah-mudahan ia cepat sadar Mas"

"Iya dek...oh..ya..kamu gak usah tunggu Mas...soalnya Mas nginap di Rumah Sakit nemanin ayah...kasian ayah sendirian. Kunci pintu, kalo ada orang yang gak kamu kenal jangan dibuka ya.."

"Iya mas...mas juga hati-hati ya..."

"Iya Dek...I Love You...bilang sama si Kembar ayahnya gak nengokin malam ini ya.."

"Husshh...ayahnya mesum...I Love You juga ayah mesum"

Rizky tersenyum mendengar perkataan istrinya.

~

Kondisi Tuan Bram sangat lelah, ia tertidur di bangku tunggu. Rizky memandang wajah ayahnya. Raut tua mulai terlihat di wajah ayahnya. Ia sedih di usia yang semakin tua ayahnya mengalami permasalahan yang berat. Pelan-pelan Rizky memegang lengan ayahnya.Ayahnya terbangun.

"Ada apa Ky"

"Ayah mau kopi nih Rizky bawain kopi hangat buat ayah. Tadi Rizky beli di luar"

"Makasih ya Ky...kamu anak ayah yang baik"

"Iya yah...kita berdoa semoga Rizka baik-baik saja, oh ya..aku mau ke dalam dulu ya menemani Rizka"

"Iya Ky.."

Rizky memasuki ruangan tempat Rizka di rawat, terlihat wajah Rizka yang pucat. Di eluskan rambut Rizka, walau bukan saudara kandung Rizky sangat sayang pada Rizka, teringat ia dulu sangat senang karena akan punya adik yang akan diajak bermain bersama. Demikian juga ayahnya, walaupun ia tahu kalau Rizka bukan anak biologisnya namun ia sangat menyayangi Rizka, apapun kebutuhan Rizka akan dipenuhinya.

Kini segalanya berubah, Rizka yang semakin dewasa ternyata mempunyai sifat menurun dari ibunya. Walaupun begitu ia tetap sayang pada Rizka. Rizka yang manis, lucu, dan ceriwis. Rizky tersenyum sendiri ketika teringat kenangan masa kecilnya dengan Rizka.

"A..a.....ahhh"

Rizky terkejut mendengar suara yang keluar dari mulut Rizka, ternyata Rizka sudah sadar.

"Dek..kamu sudah sadar"

"Ahh...aa...."

Rizky terkejut kenapa hanya suara itu yang terdengar dari mulut Rizka. Cepat-cepat ia memanggil ayahnya yang sedang duduk diluar serta perawat yang sedang jaga.

"Ayah...Rizka sudah sadar"

Tuan Bram segera menghambur ke dalam ruangan, perawat yang sedang bertugas jaga pun segera tiba bersama dokter. Mereka memeriksa keadaan Rizka.

"Ahh...aa.....aa"

"Dokter kenapa dengan adik saya.."

Rizky terlihat panik, karena hanya kata-kata seperti itu yang keluar dari mulut adiknya. Dokterpun memeriksa keadaan Rizka.

"Pak..racun yang diminum Rizka juga merusak pita suaranya"

"Apa...pita suara Rizka rusak?"

Dokter hanya bisa mengangguk. Rizka yang mendengar semuanya menangis histeris. Rizky memeluk adiknya untuk menenangkannya. Ia akan mencari tahu penyebab sebenarnya, dan keterlibatan ibunya sehingga Rizka berbuat nekat seperti itu.

CINTA GADIS DESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang