Chapter 18

25.9K 514 11
                                    

Rizky melangkah gontai membuka pintu kamarnya. Di depan pintu terlihat Tuan Bram Permana yaitu ayah Rizky. Tuan Bram memasuki kamar Rizky dan dibelakangnya terlihat Rizka adik perempuan Rizky yang masih SMA mengikuti.

Pak Bram menatap Rizky dan Halimah secara bergantian, sedangkan Rizka terlihat melipat tangannya dan menatap Halimah dengan sinis.

"Ayah sudah mendengar cerita dari ibu mu.."

"I..iya..yah..."

"Benar ia sedang mengandung anakmu"

"Benar yah.."

Tuan Bram menghela nafasnya. Ia mendekati Rizky. Rizky bersiap-siap dengan konsekuensi menerima kemarahan ayahnya.

"Rizky, ternyata kamu merupakan pemuda yang bertanggung jawab"

"Ma..maksud ayah.."

"Ayah tidak akan mempersalahkan kamu karena menikahi gadis ini, siapa namanya ?"

"Halimah Yah.."

"Ya, ayah tahu jodoh tak bisa dipaksakan, apabila jodohmu Halimah ayah tak akan menyalahkan tindakanmu untuk menikahinya"

"Terima kasih Yah...Rizky sangat senang ayah mau menerima Halimah sebagai menantu"

"Ayahhhh....kenapa ayah merestui perempuan kampung ini masuk ke keluarga kita"

Suara Rizka tersebut mengagetkan Rizky dan ayahnya.

"Rizka, kenapa kamu bicara seperti itu. Halimah ini kakak iparmu"

"Enggak Yah, aku gak mau punya ipar yang kampungan seperti dia"

Rizka dengan mata mendelik marah menunjuk Halimah yang masih saja tertunduk.

"Rizka, ayah tidak pernah mengajarkan kamu sikap tidak tahu sopan santun seperti itu"

Rizka menghentakkan kakinya ia keluar dari kamar Rizky dan menutup pintu dengan keras. Tuan Bram hanya menggeleng melihat tingkah laku putrinya.

Tuan Bram mendekati Halimah, ia tersenyum.

"Sini Nak, siapa namamu?"

"Halimah..tuan"

"Jangan panggil saya tuan, panggil ayah..kamu kan anak saya juga"

"Iya..ayah.."

"Halimah jangan sungkan lagi ya...rumah ini rumahmu juga..tapi pesan ayah kamu bersabar menghadapi ibu dan adikmu Rizka mereka memang keras kepala, apabila terjadi suatu hal yang membuatmu tidak nyaman katakanlah pada ayah"

"Iya ayah.."

"Satu pesan ayah pada Rizky, jaga menantu ayah dan cucu ayah yang dalam kandungan itu ya."

"Pasti ayah...Rizky akan selalu menjaganya"

"Ya sudah..ayah mau istirahat dulu ya..baru pulang dari kantor, ajak istrimu istirahat juga kasian iya masih terlihat lelah. Nanti ayah pesankan kepada bibik buat memanggil kalian pada saat makan malam"

" Makasih ayah...ayah telah mendukung kami"

"Iya nak..."

Rizky memeluk ayahnya, ia sangat bahagia setidaknya ada seseorang yang jadi tempatnya berlindung disaat ibu dan adiknya tidak menyukai kehadiran Halimah.

~

Sepeninggal Tuan Bram, Halimah terlihat berbenah pakaian yang masih tersimpan di koper. Sekalian mencari handuk, ia ingin mandi karena badannya terasa lengket. Namun ia tidak juga menemukan anduknya.

"Kenapa Dek.."

"Handuk ku Mas, belum ketemu aku mau mandi.."

"Ya udah kamu masuk ke kamar mandi dulu, nanti mas carikan Handuknya"

Halimah menuruti perkataan suaminya. Ia segera masuk ke kamar mandi, ketika memasuki kamar mandi ia sangat terpesona melihat kamar mandi yang mewah. Terlihat Bathtub sehingga membuat Halimah ingin berendam. Karena keasyikan berendam ia hampir tertidur. Tak mengetahui kalau Rizky masuk ke kamar mandi.

Melihat Halimah yang berendam tanpa sehelai benang pun Mr.P Rizky langsung memberontak dan mengeras, ia tak tahan lagi. Segera ia melepaskan boxernya. Ia ikut masuk ke dalam bathtub, disodok-sodoknya dengan lembut Mrs.V milik Halimah. Halimah membuka matanya dan mengerang.

"Mas.."

"Dek...aku gak tahan...bolehkan aku jenguk adek bayinya"

Wajah Halimah memerah, ia mengangguk. Rizky yang melihat anggukan istrinya tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia mencumbu istrinya. Sehingga istrinya mengelinjang nikmat. Dan, selanjutnya dapat ditebak apa yang diterjadi, hanya desahan-desahan nikmat keduanya yang terdengar.

CINTA GADIS DESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang