Halimah terus menangis ketika Lina mengancamnya dengan pisau. Sementara itu kedua pembantunya juga diikat oleh Lina. Mereka semua ketakutan. Mereka berharap Rizky segera datang dan menolong.
Entah apa yang ada dalam pikiran Lina, ia melepas semua bajunya, dengan hanya mengenakan pakaian dalam ia kelihatan santai menyiksa Halimah dan pembantunya. Lina memainkan pisau tersebut ke wajah Halimah.
"Kau tahu Halimah, selama aku terbuang aku berusaha menghidupi diri sendiri, aku bekerja banting tulang demi sesuap nasi. Sementara wanita yang kau sebut ibu itu malah bersenang-senang dengan keluarga barunya tanpa pernah mau mencari aku...hhhhhhmmm...tak hanya ibu mu, kau juga merusak kebahagiaanku, kau telah merebut Rizky dariku. Jika aku lukai wajahmu yang cantik ini apakah Rizky tetap mencintaimu..??"
Lina menggoreskan ujung pisau yang tajam itu ke pipi Halimah, tentu saja pipi Halimah terluka dan mengeluarkan darah. Halimah meringis kesakitan. Kedua pembantunya pun berteriak ngeri.
"Bagaimana..sakit kan..mau yang lebih sakit lagi ?"
"Jangan..Lina..."
Halimah terus menangis.
"Apa...jangan katamu...baik..aku akan melepaskanmu..asal kau juga mau melepaskan Rizky untukku.."
"Tidakkkk...Lina...."
Tiba..Tiba...
BRUKKKK
Suara pintu didobrak
"Lina...kau apakah istriku...kurang ajar..kau berani menyakitinya...wanita gila..."
Lina terkejut karena kedatangan Rizky, ia tak menyangka Rizky akan datang.
"Rizky sayang, kau sudah datang...aku kangen banget sama kamu..."
Lina datang menyongsong Rizky dengan pisau yang masih berada ditangannya dan keaadaan setengah telanjang. Melihat hal tersebut Rizky mewaspadai hal-hal yang tidak diinginkan
"Cihh...wanita gila, apa mau mu ?"
Lina memeluk Rizky, payudaranya yang besar kelihatan berguncang. Jika dalam keadaan normal mungkin hal itu dapat membangkitkan birahi Rizky. Namun sekarang Rizky diliputi amarah yang luar biasa.
"Mau kau apakan istriku, Lina.."
Lina hanya diam, ia malah mengarahakan pisau itu ke arah Rizky
"Ikut aku..."
Rizky pun mengikuti Lina, terlihat istrinya sedang meringkuk dipojok ruangan. Halimah terlihat sangat ketakutan. Rizky terkesiap melihat wajah Halimah yang berdarah. Rupanya Lina sudah bertindak sangat nekad.
"Kamu mau tahu...apa yang aku mau...aku mau kita bercinta dihadapan istrimu"
"Tidak Lina, aku tidak akan menodai kesucian pernikahan ku"
"Ohhhh...lelaki setia, kamu pilih salah satu..bercinta denganku atau istrimu aku siksa"
"Aku tidak akan memilih salah satunya"
"Mmmh....kurang ajar kau Rizky..pelet apa yang digunakan gadis desa itu hingga kau jatuh ke pelukannya"
"Jaga mulutmu Lina...tidak ada pelet atau guna-guna, kaulah yang sudah hilang akal sehat"
"Bajingan......kau Rizky"
Lina seperti orang kesetanan mengarahkan pisau ke arah Rizky namun tiba-tiba...
BUGH...BUGH...
Sebelum Lina melukai Rizky ia ambruk ke lantai, ternyata Hendra yang sebelumnya datang bersama Rizky berhasil melumpuhkan Lina dengan pukulan.
Rizky dan Hendra sebelumnya sudah mengatur strategi. Rizky bertugas mengalihkan perhatian Lina, dan Hendra akan melumpuhkan Lina lewat pintu belakang. Tak lama kemudian Agus dan Eko datang bersama petugas polisi dan meringkus Lina.
"Ky...Hen...elo gak papa?"
"Gak papa gus...pak polisi cepat bawa wanita itu"
"Baik Pak, kami akan membawa wanita ini"
Rizky melepaskan ikatan tangan dan kaki Halimah, sedangkan kedua pembantu dilepaskan oleh Hendra. Rizky menggendong Halimah yang ke sofa, ia segera mencari kotak P3K untuk mengobati luka di wajah istrinya. Lukanya tak berbahaya namun cukup membuat perih. Dengan hati-hati Rizky membersihkan luka di wajah istrinya. Ia segera mengambil perban dan plester untuk menutupi luka tersebut. Ia kasihan melihat istrinya. Wajahnya sangat pucat, dan terlihat shock.
Rizky meraih Halimah dalam pelukannya. Istrinya menangis terisak.
"Udah..sayang...jangan takut..udah lewat kok..."
"Mas aku takut...."
"Gak papa...ada mas di sini, gak ada yang bakal nyakitin kamu..."
"Iya mas.."
Hendra, Eko, dan Agus ikut bergabung bersama mereka.
"Ky..Mah...sebenarnya kita udah berhasil menyelidiki siapa Lina sebenarnya"
"Siapa dia Ndra...?"
"Ini ada kaitannya sama ibu mertua loe.."
Halimah membelalakan mata mendengar penuturan Hendra, tiba-tiba ia teringat foto yang diperlihatkan Lina sebelumnya. Ia mengambil Foto yang tergeletak di lantai.
"Lina memperlihatkan foto ini padaku orang yang difoto ini mirip ibuku, apa benar ini ibu..?"
Hendra menghela nafas.
"Sebaikanya, elo panggil ibu ke sini, biar kita tau cerita yang sebenarnya dari beliau sendiri"
"Baik, gue hubungin ibu dulu...siapa tahu ia bisa datang..."
Tiba-tiba wajah Halimah semakin memucat, keringat dingin keluar.
"Masss....."
"Kenapa Dek.."
"Perutku Sa..sa...kit"
"Apa...?"
"Kayaknya aku mau lahirin"
Rizky melihat ada air yang merembes diantara kedua kaki istrinya. Ia sangat panik.
"Guys...tolongin gue...temenin gue ke rumah sakit"
Hendra menyambar kunci mobil. Rizky menggendong istrinya ke mobil ia terlihat sangat panik.
"Ky..biar gue aja yang nyetir..elo temenin istri elo di belakang"
"Cepetan Ndra..."
"Iya...iya..."
Hendra melajukan mobilnya dengan kencang, Rizky yang tidak sabar sesekali berteriak agar Hendra lebih cepat lagi. Namun jauh dilubuk hati Rizky ada kebahagiaan, ia akan menjadi seorang ayah.
Bentar lagi Rizky-Halimah tamat ya...setuju gak aku bikin sekuel nya..masih dengan cerita gadis desa dengan tokoh beda??
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA GADIS DESA
RomansaHalimah hanyalah seorang gadis desa sederhana namun hidupnya berubah ketika ia bertemu Rizky seorang pemuda kota yang membuatnya jatuh cinta dan menyerahkan segalanya