Chapter 32

16.5K 443 32
                                        

Bram melajukan mobilnya menuju rumah. Ia akan mencari berita dari para pembantu di rumahnya. Sesampai di rumah suasana lengang. Ia memencet bel rumahnya berkali-kali. Kemudian terdengar suara seseorang yang membuka pintu.

"Tu..tuan..."

"Bik, kumpulkan semua yang ada dirumah ini"

"Baik tuan"

Tak lama berselang, semua pembantu dan sopir berkumpul di ruang tengah.

"Saya hanya ingin bertanya, apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini, apa yang kalian sembunyikan dari saya"

Para pembantu dan sopir hanya menunduk takut.

"Kalian tak perlu takut, sayalah pemilik rumah ini, bukan Dewi,katakan lah dengan jujur apa yang terjadi"

Mereka masih diam, dan menunduk. Bram menghela nafasnya.

"Baiklah, sepertinya saya juga perlu melaporkan kalian pada pihak berwajib dengan tuduhan bersekongkol dengan Dewi"

Para pembantu dan sopir terperanjat mendengar ucapan Bram tersebut.

"Ka..kami...takut dengan ancaman Nyonya.. Tuan.."

"Untuk apa kalian takut dengannya, sayalah lah yang menggaji kalian dan mempekerjakan kalian, Mang Udin..kamu pasti mengetahui sesuatu..katakan pada saya.."

Mang Udin yang tadinya membungkuk dan gelisah akhirnya berani memandang wajah Tuan Bram.

"Ceritakanlah Mang..."

"Sebenarnya setiap kali Tuan tak ada di rumah, Nyonya sering membawa laki-laki ke rumah ini, bukan hanya satu orang tapi berganti-ganti, saya tidak berani melapor pada Tuan karena saya diancam kalau saya melapor keluarga saya di kampung akan di sakiti"

Mata Tuan Bram berkilat menahan marah, rahangnya mengeras.

"Bik Suti, apa yang mau kau ceritakan"

Bram melihat gestur tubuh Bik Suti yang terlihat gelisah.

"Waktu itu Nyonya mengajak beberapa orang laki-laki ke rumah ini..kalau tidak salah ada 5 orang..mereka mengadakan pesta sampai mabuk...dan maaf tuan mereka selalu berpesta seks, Nyonya Dewi selalu digilir rame-rame"

Bram memukul meja tamu, ia sangat marah. Para pembantu sangat terkejut.

"Lanjutkan Bik.."

"Non Rizka yang baru pulang dari rumah temannya menemukan suasana rumah seperti itu sangat terkejut karena melihat Nyonya bermain seks dengan 5 orang sekaligus, namun Nyonya yang dalam keadaan mabuk malah meminta non Rizka ikut bergabung dengan mereka, tentu saja Non Rizka tidak mau, namun salah satu dari tamu Nyonya Dewi berhasil menangkap Non Rizka. Kami tidak tahu apa yang terjadi setelahnya Tuan..."

Bik Suti bercerita sambil terisak, karena merasa bersalah dengan Tuan Bram.

"Setelah berapa lama, kami baru berani keluar dan mencari Non Rizka, tenyata...ternyata...dia sudah dalam keadaan sekarat Tuan"

"Maafkan kami tuan, kami tak berdaya apa-apa"

"Kalian tahu dimana Dewi sekarang"

"Kami tidak tahu Tuan, ketika kami menemukan Non Rizka keadaan sudah sepi"

"Sudah kalian bubar..."

"Baik Tuan"

Wajah Tuan Bram merah padam mendengar penuturan pembantunya. Ia segera ke kamar tidurnya. Dilihatnya lemarinya sudah acak-acakan. Ia membuka lemari perhiasannya, ternyata Dewi juga membawa kabur perhiasannya. Mungkin hanya barang itulah yang dapat ia bawa karena semua barang berharga dan surat menyurat diletakkan Bram ditempat yang aman.

Bram bertekad akan mengejar Dewi sampai kemana pun, dan akan memberikan pelajaran yang tidak akan pernah dilupakan seumur hidupnya.

CINTA GADIS DESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang