Chapter 50

12.4K 385 13
                                    

Akhirnya mereka pergi meninggalkan areal pemakaman tersebut, untuk sementara beberapa hari ke depan bu Amirah akan tinggal di rumah Rizky, sebelum kembali ke desa dengan bu Aminah. Tentu saja Halimah sangat senang dengan kehadiran Tantenya, ia merasa keluarganya sekarang sudah lengkap.

Rizky berjanji akan mengajak bu Amirah untuk menjenguk Lina esok hari di kantor polisi.

~

Akhirnya mereka sampai di kediaman Rizky, Amirah sangat kagum melihat kehidupan keponakannya. Ia merasa bahagia ketika melihat keponakannya juga bahagia. Apalagi ia melihat kedua cucu kembarnya yang sangat lucu. Tapi ada rasa sedih menelusup di hatinya ketika ia membayangkan Lina, seandainy ia dulu tak meninggalkan Lina, mungkin Lina sekarang jadi gadis baik-baik dan dapat membina rumah tangga dengan bahagia.

Hari sudah larut malam mereka sudah membersihkan diri dan bersiap siap untuk tidur. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara telpon yang memecah keheningan.

KRINGGGGGGG...KRINGĢGGGG

Rizky bergegas mengangkat telpon tersebut. Halimah yang melihat Rizky menerima telpon juga bertanya-tanya siapa yang menelpon mereka malam-malam. Apalagi ekspresi Rizky terlihat panik.

"Apa...baik..pak..kami akan segera kesana..?"

"Siapa mas..?"

"Dari kantor polisi Dek...kamu siap-siap..ajak ibu dan Tante juga"

"Iya..Mas..."

Halimah tidak paham apa yang sebenarnya terjadi, ia segera memberitahukan hal tersebut kepada Ibu dan Tantenya.

~

Mereka sekarang sudah berada dalam mobil. Rizky mengemudi dengan kecepatan di atas rata-rata, wajahnya terlihat gelisah. Halimah yang memperhatikan suaminya tidak berani bertanya. Namun ketika mereka tiba dipersimpangan menuju kantor polisi mereka malah melewatinya. Halimah akhirnya bertanya.

"Mas...mau kemana sih kita.."

"Ke Rumah Sakit Dek..."

"Siapa yang sakit Mas..."

Rizky hanya diam, akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Sesampai di rumah sakit mereka sudah ditunggu oleh polisi. Akhirnya mereka menuju salah satu ruangan dengan di dampingi oleh polisi. Terlihat ada sosok terbujur kaku yang seluruh tubuhnya ditutupi kain. Rizky membuka kain penutup itu, terlihat wajah Lina yang pucat, di dahinya terdapat bekas luka dan lebam.

Bu Amirah yang melihat hal tersebut sangat histeris. Ia tak menyangka nasib putrinya akan seperti itu. Ia meraung dan meratap menyesali kepergian putrinya. Bu Aminah segera memeluk saudaranya.

"Mari..Pak..Bu..akan saya jelaskan kronologinya.."

Polisi mengajak mereka ke luar. Ia menceritakan bagaimana keadaan Lina sebelum meninggal.

"Sebenarnya sejak kemarin Lina sudah mengamuk di sel tahanan, ia menggigit teman satu selnya, melihat hal tersebut kami memindah Lina ke sel yang hanya ditempatinya sendiri. Kami sudah berusaha menghubungi HP pak Rizky tapi tidak tersambung"

"Oh..ya Pak..saya kemarin menjemput Tante saya ini yang juga ibunya Lina, mungkin di daerah itu sinyal kurang bagus"

"Ya, mungkin saja Pak..tapi setelah Lina kami pindah ke sel tersebut Lina bukannya malah tenang, tapi semakin beringas saja ia menjambaki rambutnya sendiri, kami bahkan sampai memborgol kedua tangannya. Namun, setelah satu jam Lina kami tinggal ketika kami akan memberikan makan malam terlihat Lina yang sudah pingsan, kepalanya luka, ada salah satu bagian dinding juga berdarah. Menurut pemerikasaan Lina membentur-benturkan kepalanya sendiri hingga ia tewas"

Rizky menghela nafas, ia sangat miris mendengar cerita tersebut, walau bagaimanapun Lina pernah jadi temannya. Bu Amirah yang mendengar cerita tersebut semakin histeris. Ia tak menyangka akhir hidup putrinya akan seperti itu.

Rizky mengurus kepulangan jenazah Lina, ia akan membawanya ke rumahnya dan memakamkan di TPU dekat rumahnya.

Kejadian itu ada hikmahnya, hal itu semakin mempererat persaudaraan antara Aminah dan Amirah. Terlihat Aminah dan Amirah yang saling menguatkan satu sama lain.

Maafkeun...Part ini agak pendek......

CINTA GADIS DESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang