Chapter 43

16.5K 502 35
                                        

Usia kandungan Halimah sekarang menginjak 9 bulan. Rizky sangat protektif terhadap istrinya. Ia tak sedikitpun menjauh dari istrinya. Ia takut ketika istrinya ingin melahirkan ia tak ada disampingnya.

Namun, hari itu Rizky mendapat telpon dari kampus, kalu ada berkas wisuda yang harus diurus. Dengan terpaksa Rizky harus meninggalkan istrinya.

"Dek, aku pergi dulu ya...hati-hati di rumah, jangan angkat yang berat-berat. Jangan capek-capek, makan jangan telat, kalo ada orang yang tak dikenal jangan bukain pintu...kamu harus istirahat aja ya...."

"Aduuduuh...suamiku yang baik iyaaa....aku nurut apa kata kamu..."

"Dannnn...jangan lupa kasih aku kiss dulu..."

" Huuuuu...maunya..."

Rizky tertawa mendengar perkataan istrinya. Ia segera pergi ke kampus.

~

Sepeninggal Rizky, Halimah menghabiskan waktunya dengan membaca novel-novel yang dibelikan Rizky, sementara pembantunya sedang sibuk di dapur. Rizky tahu Halimah sangat gemar membaca makanya ia senang sekali membelikan istrinya novel.

Waktu-demi waktu berlalu, namun suaminya tak kunjung datang. Halimah masih sabar menunggu kedatangan suaminya.

Ketika Halimah asyik membaca, pintu  rumahnya diketuk. Ia dengan malas beranjak untuk membuka pintu, ternyata yang ia temui di depan pintu adalah Lina. Wanita yang selama ini mengganggu keluarganya.

"Mau apa kamu ke sini...??"

Lina tak menjawab pertanyaan Halimah. Ia duduk dengan santai di sofa ruang tamu.

"Siapa mengijinkan kamu kamu masuk ke rumahku"

Lina masih tak menjawab, ia malah dengan santai duduk.

"Halimah, aku mau kau melihat ini..."

Lina melemparkan sebuah foto terlihat seorang perempuan cantik dengan seorang anak kecil di pangkuannya. Anak kecil tersebut mirip sekali dengan Lina, dan wanita yang memangku anak kecil tersebut mirip sekali dengan Aminah, Ibu dari Halimah.

Halimah sangat terkejut melihat foto tersebut. Ada hubungan apa Lina dengan dirinya dan Ibunya.

"Apa maksud semua ini Lina, aku tak kenal siapa kamu...kenapa ada foto ibuku.."

"Hahahahha...tentu saja kau tak tahu, selama ini kau hidup bertingkah sebagai tuan putri seorang juragan, kau tak tahu bagaimana penderitaanku..yang berjuang demi sesuap nasi.."

"Aku tak mengerti maksudmu Lina..."

"Kau tak mengerti atau pura-pura tak mengerti.."

"Aku betul-betul tak mengerti Lina..?"

" Kau mau tahu...aku adalah anak yang dibuang oleh ibumu, paham kau...sedari kecil aku tak mengenal sosok ibu, aku dibesarkan di panti asuhan. Setelah aku dewasa akhirnya aku tahu kalau ibuku masih hidup dan bersenang-senang sebagai istri juragan kaya, mirisnya kau anak perempuan itu berhasil merebut orang yang aku cintai"

"Tidak...tidak...Lina..kau salah..ibu ku tak pernah bercerita kalau punya anak selain aku dan adikku"

"Tentu saja...ia tak pernah bercerita..ia takut aibnya terbongkar.."

"Tidak Lina..ibu tidak seperti itu...aku akan menghubungi ibu dan mencari tahu kebenaran ini"

"Apa yang mau kau cari tahu Halimah, aku sudah lama mengikutimu....untuk bayaran penderitaanku selama ini kau harus mati..agar suamimu yang tampan dan orang tuamu yang kaya itu menangisi mayat mu"

Lina mengeluarkan pisau, ia akan menangkap tangan Halimah. Namun Halimah berusaha lari, perutnya yang besar itu membuat ia kesulitan menghindari Lina. Halimah hanya bisa berteriak minta tolong ketika Lina berhasil menangkapnya. Kedua pembantunya yang mendengar keributan tersebut segera keluar menghampiri mereka.

Namun Lina mengancam mereka apabila mereka berani bertindak maka ia tak segan membunuh Halimah. Tentu saja kedua pembantu yang berum3ur sudah tua tersebut tak berani.Pisau itu terlihat berkilat dan hampir menusuk leher Halimah.

Halimah terisak menangis ia sangat takut. Ia cuma berharap Rizky cepat datang kembali menolongnya. Lina mengambil tali yang sudah disediakan di tasnya, ia mengikat Halimah.

"Lina, aku mohon kasiani aku dan anakku"

"Buat apa aku mengasihanimu, kau yang telah merebut segalanya dariku"

Salah satu dari kedua pembantu itu merogoh ponsel di kantung roknya. Ia berusaha menelpon Rizky diam-diam. Ia berharap Rizky akan mendengar percakapan antara Halimah dan Lina yang cukup keras tersebut, dan dapat memahami kalau Halimah dalam bahaya.

~

Sementara itu di kampus, Rizky yang sedang sibuk bersama teman-temannya menerima telpon dari pembantunya. Ia heran kenapa pembantunya menghubunginya. Biasanya jika perlu sesuatu Halimah menghubunginya langsung.

Rizky mengangkat telpon tersebut. Ia terkesiap mendengar suara istrinya dan suara perempuan lain, yang mirip dengan lina..ya...ia tahu itu suara Lina. Dengan cepat ia mengambil kunci mobilnya. Ia harus menyelamatkan istrinya yang sedang dalam bahaya. Teman-temannya kaget melihat Rizky yang terlihat tergesa-gesa. Hendr menyapa Rizky.

"Ada apa ky?"

"Istri gue dalam bahaya...Lina nekat mau mencelakai istri gue.."

"Ya udah gue ikut lo...Agus..Eko..kalian hubungi polisi"

"Ok"

Mereka segera bertindak sebelun jatuh korban. Rizky sangat khawatir dengan istrinya. Ia mengemudi mobil seperti orang kesetanan, dalam pikirannya hanya satu yaitu Halimah.

CINTA GADIS DESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang