Chapter 49

15.8K 447 11
                                        

Mereka yang ada di tempat itu terhenyak mendengar penjelasan Amirah. Pandangan Amirah menerawang ke depan mengingat masa lalunya. Ia kemudian melanjutkan ceritanya.

"Aku pingsan, kemudian aku terbangun dan kulihat Bu Retno sudah ada di sampingku, Aku meraba wajahku, aku bingung wajahku tertutup dengan perban. Tentu saja aku merasa shock, dan bertanya mengapa wajahku seperti itu. Bu Retno dengan sangat hati-hati menjelaskan padaku kalau sebagian wajahku luka bakar kena cairan kimia yang disiramkan Dewi padaku. Tentu saja aku hal itu membuatku histeris. Bu Retno terus menenangkanku. Sejak kejadian itu aku menjadi pribadi yang tertutup, aku malu bertemu dengan orang karena wajahku amat mengerikan. Bu Retno membawaku kembali ke runahnya, jujur saja aku malu menumpang di rumah Bu Retno tanpa membayar, akhirnya setelah aku cukup kuat untuk bekerja kembali akupun mencari nafkah dengan mencucikan pakaian. Tentu saja Pakaian-pakaian warga gang tersebut. Bertahun-tahun aku bekerja seperti itu. Akhirnya beberapa waktu kemudian Aku memberanikan diri menemui Lina di panti, namun kabar yang ku dapat ia tak lagi tinggal di panti tersebut. Entah mengapa terlintas dalam pikiranku kalau Dewi dibalik dalang dari semuanya. Berbulan-bulan aku mencari keberadaan Lina, akhirnya aku menemukannya, aku sangat terkejut sekali setelah sekian lama aku tak bertemu Lina ternyata ia tumbuh jadi gadis remaja yang cantik, namun ada hal yang membuatku miris. Lina tinggal satu rumah dengan seorang laki-laki, dia sangat bebas. Berhari-hari aku hanya berani memandangnya dari jauh. Akhirnya suatu hari ku lihat Dewi memasuki tempat tinggal Lina. Emosiku langsung naik ketika melihat Lina, aku langsung mendatanginya untuk memberikan perhitungan dengan Dewi, tentu saja Dewi sangat terkejut melihat kedatanganku. Aku dan Dewi adu mulut, tapi yang membuat aku sakit hati Lina tak mengakuiku sebagai ibu, ia malah lebih memilih Dewi, yang diakuinya sebagai tantenya. Aku berpikir Dewi lah yang membuat Lina seperti itu, aku gelap mata ku pukul Dewi dengan Vas bunga, Dewi pun pingsan dengan banyak darah, aku sendiri terkejut mengapa aku melakukan perbuatan itu. Teriakan Lina menarik perhatian warga sekitar, Lina mengatakan kalau aku pembunuh. Bahkan ketika itu ada   patroli polisi lewat, aku ingin ditangkap tapi ketika mereka lengah, aku berhasil melarikan diri. Aku terus berlari tanpa arah tujuan, berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya, menggelandang. Hingga aku tiba ditempat ini, kebetulan ada keluarga kaya yang kasihan melihatku. Atas bantuan mereka aku dapat pekerjaan di tempat ini, selama pelarianku aku merenungi kesalahanku, kesalahanku pada ayah dan ibu...padamu Aminah...dan pada Lina anakku sendiri. Seringkali aku menyempatkan mengirim kabar pada bu Retno, ku minta ia mengarang cerita tentangku, aku takut aparat berwajib dan Dewi masih mencariku. Jujur saja aku malu kembali ke desa, aku merasa kalau aku sangat hina. Kau tahu Aminah, suatu ketika aku pernah pulang ke desa, namun dari jauh ku lihat seorang gadis yang berperawakan seperti Lina sedang memperhatikan keluargamu, mulai sejak itu aku selalu mencari tahu apa yang direncanakan oleh Lina, doktrin yang dilakukan oleh Dewi berhasil terhadap Lina"

Bu Aminah yang mendengar cerita saudara kembarnya hanya bisa terisak sedih, ia tak menyangka hidup Amirah penuh liku-liku. Rizky dan Halimah sangat sedih mendengar penuturan Tantenya tersebut.

"Amirah, maukah kau kembali ke desa bersamaku"

"Tidak Aminah, aku sangat malu..."

"Buat apa kau harus malu, aku ini saudaramu, jenguklah makam kedua orang tua kita"

"Benar tante, tante disini sendirian, lebih baik kembali ke desa"

"Tante sangat malu sekali Halimah"

"Amirah, kau juga punya hak untuk hidup bahagia, kau tak usah memikirkan yang tidak-tidak, kembalilah Amirah. Kita buka lembaran baru.."

Amirah mengehela nafas, ia terlihat berpikir. Namun akhirnya ia mengangguk. Aminah sangat senang dengan keputusan saudaranya itu. Mereka berpelukan.

"Sebelum aku ikut kalian, aku ada satu permintaan, maukah kalian membantuku mencari Lina, aku rindu padanya.."

Mereka yang ada ditempat itu saling berpandangan. Amirah tidak mengetahui tentang keadaan Lina.

"Tante...tante tidak tahu keadaan Lina sekarang"

Amirah menggeleng. Akhirnya Rizky bercerita tentang Lina dari awal sampai akhirnya Lina di bawa oleh pihak berwajib. Terlihat raut kesedihan dari wajah Amirah.

"Ternyata Dewi berhasil menjadikan Lina yang baru, Lina yang mempunyai sifat hampir sama dengan dirinya"

Mereka terdiam mendengar perkataan Amirah.

Akhirnya karena hari sudah sore, mereka meminta Amirah untuk berkemas, untuk sementara Amirah tinggal di rumah Rizky, sebelum kembali ke Desa. Rizky berjanji akan mengajak Amirah untuk menemui Lina di kantor polisi.

Amirah berpamitan kepada beberapa rekannya sesama penjaga makam da  petugas kebersihan di areal pemakaman tersebut, Amirah sangat sedih, ia sudah sangat lama berkerja di tempat itu, secara tidak langsung rasa kekeluargaan terjalin antara mereka. Namun ia harus menata hidupnya kembali dengan membuka lembaran baru dimulai dengan menemui Lina esok hari.

CINTA GADIS DESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang