Saat ini semua sedang kumpul di salah satu cafe yang sengaja mereka pesan untuk mencari hiburan, gak jelas tapi ya memang begitu kenyataannya.
Satu satu dari mereka maju ke panggung untuk menunjukkan bakatnya, mulai dari menyanyi, rap, sampai dance pun mereka tunjukkan.
Seakan akan mereka itu adalah yang terbaik dari segalanya dan tidak mau di kalahkan oleh siapapun.
Dan sekarang saatnya Rosé yang maju ke panggung, dia akan menyanyi, ya itu sudah terlihat karna dia membawa gitar kesayangannya ikut ke atas panggung.
Alunan gitar yang Rosé mainkan membuat siapa saja yang mendengarnya menjadi tenang, satu kata yang mewakili lantunan gitar itu, yaitu Merdu.
Memang begitu bukan, bahkan semua sudah tau jika Rosé pandai memainkan alat musik salah satunya gitar.
Tak ku sangka
Semua seperti ini
Semua yang indah
Berubah jadi sirnaSuara merdu Rosé mengawali lagu, semua yang ada di sana di buat terpukau oleh Rosé.
Tak habis pikir
Kau tega seperti ini
Meninggalkan aku
Tanpa suatu kepastianKu hanya bisa berharap
Kau bahagia disana
Dengan dia pilihanmu
Walau dia sahabat kuBiar aku yang pergi
Biar aku yang tersakiti
Biar aku yang berhenti
Berhenti mengharapkan muOh Tuhan kuatkan aku
Menerima semua ini
Jika dia memang untuk ku
Ku harap kembalikan dia pada kuSemua yang ada di sana bingung siapa yang di maksud dengan dia dan siapa sahabat nya itu.
Ku hanya bisa berharap
Kau bahagia disana
Dengan dia pilihanmu
Walau dia sahabat kuBiar aku yang pergi
Biar aku yang tersakiti
Biar aku yang berhenti
Berhenti mengharapkan muOh Tuhan kuatkan aku
Menerima semua ini
Jika dia memang untuk ku
Ku harap kembalikan dia pada kuLantunan musik dan gitar berhenti menandakan bahwa lagu telah selesai, dari awal hingga akhir lagu tidak ada yang tepuk tangan, hingga tiba tiba.
Prok prok prok
Tepuk tangan terdengar sangat kencang, Rosé hanya tersenyum manis menanggapi itu.
Rosé turun dari panggung dan langsung mendapatkan benyak pertanyaan.
"Yang lo maksud dia terus sahabat lo itu siapa Rosé?" tanya Wendy penasaran.
"Ada lah kalian gak perlu tau, yang kalian tau cukup dia udah bahagia sama sahabat gue" ujar Rosé sambil melihat laki laki dan perempuan sedang tertawa bersama, hatinya begitu sakit ketika melihat orang yang dia sayang itu lebih bahagia dengan yang lain yaitu sahabatnya sendiri.
Rosé langsung mengalihkan tatapannya mencari objek lain untuk di lihat agar hatinya tidak sakit lagi.
"Gue ke kamar mandi dulu" ucap Rosé.
Yang lain hanya bisa menggangukkan kepalanya.
Tak lama setelahnya June meminta izin untuk mengangkat telpon, tidak dia tidak benar benar angkat telpon melainkan ia ingin mengikuti Rosé.
Langkahnya terhenti ketika ia mendegar isak tangis perempuan yang ia yakini itu adalah Rosé, ia pun mencari tempat bersembunyi agar tidak di ketahui oleh siapa pun.
Dia mendengar dengan saksama, Rosé mengucapkan kalimat yang sukses membuat ia mematung di tempat.
"Untuk apa lo bilang ke gue kalo lo sayang sama gue kalo pada akhirnya lo pacaran sama sahabat gue sendiri Daniel" ujar Rosé parau.
"Ketika gue udah mulai sayang sama lo, tapi lo malah jadian sama Joy" sambung Rosé.
"ARGH GUE BENCI LO KANG DANIEL" teriak Rosé frustasi.
Setelahnya Rosé mencuci wajahnya agar tidak terlihat habis menangis dan agar terlihat lebih segar.
Saat Rosé keluar dari toilet beberapa saat kemudian June keluar dari tempat persembunyiannya dan kembali ke tempat mereka kumpul.
"Rosé lo gak papa?" tanya Daniel.
Rosé hanya tersenyum miris mendengar pertanyaan Daniel tersebut, bagaimana gak apa apa bahkan Daniel sendiri yang membuat Rosé menjadi seperti ini.
"Gak papa kok, gak usah sok khawatir gue bisa jaga diri" ujar Rosé dingin.
Tak biasanya Rosé seperti ini, bahkan Suga, Sehun, Guanlin yang terkenal dingin pun kaget melihat perubahan sikap Rosé menjadi dingin.
"Kok lo dingin gitu sih Rosé?" tanya Sana.
"Serah gue, hidup hidup gue, emang kenapa kalo gue dingin? Masalah? Enggak kan" cuek Rosé.
"Ada masalah?" tanya Suga.
Kenapa tiba tiba Suga nanya? Alasannya cuma satu, karna mereka maksa karna katanya Suga kan dingin tuhh jadi siapa tau bisa nyelesain masalahnya.
"Peduli sama gue lo?" sinis Rosé.
"Di tanya baik baik, jangan bikin orang emosi" dingin Suga.
Rosé hanya memutar bola matanya malas.
"Rosé kok lo jadi gini sih? Lo ada masalah cerita ke gue, siapa orang yang buat lo kaya gini??" tanya Daniel bertubi tubi.
"Sadar yang buat gue kaya gini itu elo" balas Rosé.
"Kok gue?" bingung Daniel sambil mengangkat alisnya sebelah.
"Omongan lo gak bisa di percaya niel, lo boong sama gue, waktu itu lo bilang lo sayang sama gue niel tapi nyatanya apa??? Sekarang lo malah jadian sama sahabat deket gue Joy. Maksud lo ngomong gitu ke gue apa? Gue udah sayang sama lo niel, tapi apa yang gue dapet? Hati gue sakit pas gue tau lo jadian sama Joy, dan dengan gampangnya lo carita ke gue gimana cara lo nembak Joy" ujar Rosé panjang lebar.
Ucapan Rosé membuat dada Daniel sesak.
"Gue gak papa kok, tapi lo harus janji sama gue, lo gak boleh nyakitin Joy" kata Rosé.
"Gue janji" jawab Daniel.
Rosé menepuk bahu Daniel pelan dan langsung pergi dari tempat itu, sebelumnya Joy memeluk Rosé dan mengucapkan kata maaf, dan Rosé hanya membalas itu dengan senyuman.
***
Huhu aku up hari ini gaes, ini juga aku paksain....
Gak sesuai ekspektasi ya??
Tapi ya emang gini jalan ceritanya.
Jangan lupa vote dan komen.
Sampai bertemu di part selanjutnya.
Pai pai
KAMU SEDANG MEMBACA
BlackVelvet [REVISI]
Фэнтези[CERITA SEDANG DI REVISI] Cerita tentang anak anak generasi micin