Jisoo & Taeyong
"Yong, aku udah gak kuat, dada aku sakit banget" air mata yang dari tadi di tahan kini keluar juga.
"Tahan Soo, ambulance nya lagi di jalan, sebentar lagi, tahan sebentar" Taeyong menguatkan Jisoo.
"Sakit Yong, sakit banget" Jisoo menangis sekencang-kencangnya.
Rasa sakitnya kini sudah tidak bisa ia tahan, mengapa rasanya sesakit ini?? pikirnya.
"SAKIT, TAEYONG, SAKIT BANGET" teriak Jisoo sekencang-kencangnya.
Tangan Jisoo memukul-mukul tanah dengan sangat kencang.
Taeyong memeluk tubuh Jisoo, ia mengusap-usap rambut Jisoo pelan-pelan.
"Sakit Yong, d-dada a-ku s sa-kit" ujar Jisoo putus-putus.
"Sakit Yong" lirih Jisoo.
Taeyong masih sibuk mengusap-usap rambut Jisoo, hingga suara Jisoo melemah, dan perlahan-lahan mata perempuan itu tertutup sempurna.
"Kamu bisa, Soo, aku percaya kamu perempuan yang kuat, dan semoga mimpi aku semalam gak jadi kenyataan, aku bakal nunggu kamu sadar, sampai kapanpun" ucap Taeyong sambil tersenyum manis.
Irene & Mino
"A-ada sa-satu h-hal ya-ng har-harus lo ta-tau, Min" Irene menatap Mino dengan tatapan sendu nya.
"Apa?" Laki-laki itu masih terus mengusap lembut kepala kekasihnya yang berada di pangkuannya itu.
"G-gue ben-ci ka-kalo lo na-nangis, ja-jangan na-nangis kar-na g-gue, Min, ka-kalo e-emang tak-dirnya g-gue
bu-buat per-gi, pas-pasti g-gue ba-bakalan te-tetep per-gi" Irene tersenyum tipis."Lo gak boleh ngomong gitu, Rene, sampai kapanpun gak bakal ada yang bisa misah-in gue sama elo" ujar Mino.
"Gue gak bisa hidup tanpa elo, jangan pernah sekalipun lo coba-coba pergi dari hidup gue, gue gak mau kehilangan lo buat kedua kalinya, Rene" lanjut Mino.
"G-gue pa-pamit" detik itu juga Irene menutup matanya.
"AWAS AJA LO SURANN" teriak Mino.
***
6 bulan kemudian
"Pelan-pelan jalannya sayangg, kamu baru keluar rumah sakit, nanti sakit lagi" ke khawatiran laki-laki itu malah membuat kekasihnya ingin mengerjainya.
"Aku udah sembuh, udah gak sakit lagi" balas sang perempuan.
Laki-laki itu melangkahkan kakinya mendekati perempuan di depannya, lalu ia mengangkat perempuan itu seperti sedang mengangkat karung beras.
Kaki perempuan itu menendang-nendang ke udara.
"LEPASIN IHHH!!!!" teriak perempuan itu, untung saja lorong rumah sakit sedang sepi.
Laki-laki itu menghiaraukan ucapan kekasihnya itu, menganggap ucapan kekasihnya itu hanyalah sebuah angin lewat saja.
"LEPASIN AKU, LEE TAEYONG" teriak perempuan itu.
"Diem dulu sayang, kasian yang lain udah nunggu" Taeyong membuka pintu mobilnya lalu mendudukan kekasihnya itu di kursi samping, kursi pengemudi lalu memasangkan safety belt, setelah itu ia memutari mobil nya lalu masuk ke dalam mobilnya.
Taeyong mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata, kini mobilnya melintasi sebuah gedung-gedung besar pencakar langit.
Setelah 15 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah tempat.
Lantas mereka berdua keluar dari mobil.
"Kita ke sini dulu ya, jenguk sebentar" Taeyong meraih pergelangan tangan kekasihnya dengan lembut lalu menariknya pelan.
Ia menyuruh kekasihnya itu berjongkok, dan ia kembali menyuruh kekasihnya untuk menyapa temannya di hadapan mereka berdua.
"Hai, udah lama kita gak ketemu, maafin Jichu ya kalo Jichu jarang ketempat Yeri, Yeri gimana keadaannya di sana? Pasti Yeri udah gak ngerasain sakit lagi ya? Pasti sekarang Yeri udah jadi bidadari yang amat sangat cantik, Mark masih nunggu Yeri, dia bilang dia gak akan nyari perempuan lain, karena cuma ada Yeri di hatinya Mark" Jisoo mendongakkan kepalanya ke atas, menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Yer, gue udah anggap lo sebagai adik gue sendiri, gue masih belum nyangka kalo Lo bakalan pergi secepat itu, maaf kalo gue belum bisa jagain elo, gue selalu do'a in lo supaya lo selalu bahagia di sana, jangan pergi dari hati Mark ya, karena elo dia berubah, dia jadi dingin ke semua cewek, bahkan sampe sekarang pas tengah malem dia masih ngomong sama foto lo terus, Lo dateng kek ke mimpi Mark terus bilangin ke dia supaya jadi Mark yang dulu" ujar Taeyong panjang lebar.
Jisoo mengusap pelan batu yang di ukir nama Yeri dan menciumnya, lalu menaburkan bunga mawar.
"Kita pamit dulu, Yer" mereka berdua beranjak dari tempat itu.
***
"Gimana keadaan Lisa, Hun?" tanya Wendy.
"Ya seperti yang lo liat, dia udah sadar tapi masih harus pake oksigen sama infusan" balas Sehun.
"Udah bisa di ajak ngobrol?" tanya Jennie.
"Udah, tapi kalo kebanyakan ngomong gak tau kenapa katanya dadanya sesak" Sehun mengusap pelan rambut Lisa yang sedang tertidur.
Ceklek
"Jisoo, siniii" ujar Joy.
Jisoo langsung berhambur ke pelukan sahabat-sahabatnya.
Tidak lama kemudian mereka melepaskan pelukannya.
"Udah ketemu Yeri?" tanya Irene.
"Udah, dia tambah cantik ya, dia udah jadi bidadari" balas Jisoo.
Mereka semua hanya tersenyum tipis mendengar jawaban dari Jisoo.
"Rose kemana?" tanya Jisoo.
"Ada di kamar atas, tadi sih lagi ganti perban sama lagi ganti infusan, paling sebentar lagi kesini" balas Jennie.
"JISOO UDAH PULANG???" Rose langsung berlari ke arah Jisoo dan langsung menerjang Jisoo dengan pelukan nya yang sangat erat.
"Kangennn...... Miss you, my sister" ujar Rose.
"Me too" balas Jisoo.
"Ayok makan, makanan udah siapp" ujar Jin sambil menongolkan kepalanya di balik dinding dapur.
"MAKANN"
Mereka semua berlari ke ruang makan, sedangkan Lisa? Ia berada di gendongan Sehun.
***
Tenang tenang, belum end kok, masih panjang kayanya.
Masih ada lanjutannya kok tenang ini bukan end
Maaf kalo ada typo
Jangan lupa vote dan komen
Sampai bertemu di part selanjutnya
Pai pai
KAMU SEDANG MEMBACA
BlackVelvet [REVISI]
خيال (فانتازيا)[CERITA SEDANG DI REVISI] Cerita tentang anak anak generasi micin