Mansion megah itu kini sepi seperti tidak ada tanda tanda kehidupan di dalamnya, namun itu yang mungkin di pikirkan jika orang melihatnya dari luar saja, buktinya sekarang mereka semua bermain di taman belakang kok.
"Jen, lo bisa bantuin gue gak?" tanya Bambam.
"Bantuin apaan? Jangan aneh aneh" ujar Jennie.
"Gue kan suka sama Lisa lo mau gak bantuin gue, biar gue sama Lisa jadian?" mohon Bambam.
Jennie melotot gak percaya sama apa yang Bambam bilang, gimana enggak Bambam sama Lisa udah sahabatan dari kecil woii, kaget aja gitu.
"Lo sama Lisa udah sahabatan dari kecil Bam, lo mau kalo lo sama Lisa pacaran dan setelah kalian putus, kalian malah musuhan?" ucap Jennie.
"Gue juga mikir gitu Jenn... tapi gue suka sama Lisa, gue gak mau Lisa jadian sama yang lainn" kata Bambam.
"Sehun sama Ten itu suka juga sama Lisa, gue bingung" ucap Jennie.
"Tolong gue please Jen" ujar Bambam.
"Gue gak bisa Bam" balas Jennie.
"Jenn please lahh" mohon Bambam.
"GUE GAK BISA, LO NGERTI GAK SIH HAH?! MIKIR YANG ADA PERSAHABATAN KITA SEMUA ANCUR KALO LO KAYA GINI" teriak Jennie, membuat semua memperhatikan mereka berdua.
Cukup. Jennie sudah muak dengan semua ini, dari masalah Rosé dan Daniel, terus sekarang Bambam meminta pertolongan pada dirinya untuk membantunya jadian sama Lisa, What the hell.
Bahkan mengurus hidupnya sendiri saja ia belum becus, bagaimana jika ia di mintai pertolongan untuk membantu hubungan orang lain bisa gila dia.
Ia tidak ingin jika persahabatan mereka hancur gitu aja cuma gara gara hal sepele, percuma sama mau sampai Bambam memohon sama dia sampai nangis darah bisa di pastikan ia tidak akan membantu Bambam, biarkan Bambam mengurusnya sendiri, kenapa dia harus ikut campur dengan urusan temannya itu.
Jennie sekarang bahkan meninggalkan kolam renang lalu masuk ke dalam kamarnya, dia tidak peduli dengan tatapan yang seolah bertanya padanya apa yang sebenarnya terjadi, kenapa gadis bermata kucing itu sampai marah, itu yang sedang mereka pikirkan.
Bambam? Laki laki itu diam di tempatnya sambil mengepalkan tangannya menahan agar ia tidak marah, bahkan sekarang wajahnya sudah merah padam.
***
Tbc.
Pendek banget yaaa
Maapkan akuu
Jangan lupa vote dan komen
Sampai bertemu di part selanjutnya
Pai pai
KAMU SEDANG MEMBACA
BlackVelvet [REVISI]
Fantasy[CERITA SEDANG DI REVISI] Cerita tentang anak anak generasi micin