Seorang perempuan berparas cantik itu sedang tertawa bahagia, ia mengenakan dress selutut berwarna putih, mahkota yang terbuat dari bunga, dan juga ia memakai heels putih.
Ia sadar bahwa sejak tadi ada yang memperhatikan dirinya, ia menoleh ke belakang dan ia melihat laki-laki tampan yang juga mengenakan pakaian serba putih sedang memperhatikannya.
Perempuan itu tersenyum manis, lalu beranjak dari tempatnya lalu berjalan mendekati laki-laki itu.
Ia menggenggam tangan laki-laki itu.
"Hello, Mark" Sapa perempuan itu.
Mark langsung tersenyum setelah mendengar suara lembut perempuan itu.
"Hello juga, Yeri" balas Mark.
Mereka saling menatap satu sama lain.
"Aku pesan berubah jadi Mark yang dulu, jadi Mark yang selalu ketawa, jadi Mark yang selalu isengin siapa aja, jangan jadi kaya sekarang, Mark yang aku kenal itu bukan Mark yang gampang emosian, bukan Mark yang dingin, bukan Mark yang cuek, tapi Mark yang humoris, jadii... Berubah ya, demi aku" Yeri tersenyum tulus.
Mark tidak menjawab, ia hanya menatap Yeri.
"Aku pamit, inget pesan aku, love you" Yeri melepaskan genggamannya lalu berjalan menjauh sambil tetap tersenyum.
Mark ingin menahan Yeri namun entah mengapa kakinya tidak bisa bergerak.
Punggung Yeri semakin menjauh, semakin menjauh lalu hilang di telan oleh cahaya putih yang sangat terang.
Dan...
"YERIIII"
Mark terbangun dari tidurnya, ia merasa mimpi itu nyata, ia menatap kedua tangannya, ia merasa seperti ada yang menggenggam tangannya.
"Cuma mimpi" lirih Mark.
Ia kembali berbaring lalu memejamkan matanya, kembali meneruskan tidurnya yang tertunda.
Keesokan harinya
"Pelan-pelan, Min" ucap Irene.
"Aww, sakittt" Irene mencengkeram bahu Mino kuat.
"Tahan, Ren" ujar Mino.
"Sakit banget, Minn" rintih Irene.
"Sabar, dikit lagi keluar" Mino berusaha menenangkan Irene.
Dann.....
"Nah udah selesai kan, coba kalo daritadi diem pasti infusannya udah kepasang daritadi" Mino membereskan barang-barang lalu menaruhnya ketempatnya semula.
"Yaudah ayok ke bawah, laper pengen makan" Irene berdiri lalu berjalan pelan.
Dengan sigap Mino merangkul pinggang Irene.
Skipp
"Bisa jalan lo kak?" tanya Jisoo heran.
Irene memutar bola matanya malas, "Ya bisa lah dodol, kalo gak bisa gue daritadi ngesot kali" Mino menaruh tubuh Irene pelan-pelan di sofa.
"Aciee yang masih pake infusan, gue dong udah enggak" sombong Lisa.
"Serah lu dugong" balas Irene tak peduli.
"Dih, cantik cantik begini di bilang dugong, kalo gue dugong, mbak mawar apaan dong??" tanya Lisa.
"Kok lo bawa-bawa gue sih, nyet" ujar Rose tidak terima.

KAMU SEDANG MEMBACA
BlackVelvet [REVISI]
Fantasy[CERITA SEDANG DI REVISI] Cerita tentang anak anak generasi micin