2. Sebuah Nada

400 65 139
                                    

Vote comment jika berkenan

Happy reading!

****

Kamu adalah hal yang ku sukai namun tak menyukaiku. Kamu pemilik hati yang tak bisa aku miliki. Kamu, sebuah harapan yang aku buat sendiri walau aku tau konsekuensinya adalah luka yang dalam

****

Setelah selesai rapat, Kanaya berjalan menuju gerbang sekolah

Besok adalah pelajaran seni, ia menyukai musik, sangat suka. Tapi dia tidak bisa alat musik selain gitar. Ia ingin sekali bisa main piano

Didekat ruang musik, ia mendengar sebuah alunan nada piano yang sangat sangat indah dan terdapat rasa yang begitu nyata

Seperti menyiratkan emosi sang pianis tersebut

Kanaya mendekati ruang musik, ingin tau siapa yang bermain piano begitu hebat

Namun seseorang memanggil Kanaya

"Nay!" seru orang tersebut

Kanaya menoleh, orang tersebut tersenyum manis membuat Kanaya menahan nafas

Dia, Aldito. Sang kapten basket sekolah. Pesonanya memang sulit sekali di tolak. Jika kalian bertanya apakah Kanaya menyukainya? Jawabannya adalah iya. Sutt, jangan bilang siapa siapa ya, ini rahasia

Aldito yang kerap dipanggil Dito itu menghampiri Kanaya

"Baru mau pulang Nay?" tanya Dito

"Eh, iya Dit," jawab Kanaya

"Abis rapat Osis?" tanya Dito lagi

Kanaya mengangguk

"Pulang bareng siapa?"

"Sendiri"

"Bareng gue mau?" tanya Aldito

Kanaya menggigit bibir bawahnya untuk menghilangkan gugup

"Eh gausa gapapa, gua balik sendiri aja," ujar Kanaya

"Udah sore Nayaa, bareng aja. Ayok. Gua maksa!" ucap Aldito tak terbantahkan

Kanaya mengerinyitkan dahinya. Ada apa sebenarnya, mengapa dunianya serasa berubah akhir akhir ini

"Ayo" ajak Dito

Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju gerbang

Mereka telah sampai di parkiran dan mereka naik motor Dito

Di perjalanan hanya ada suara kendaraan berlalu lalang yang memecah keheningan

Sampai akhirnya Dito buka suara

"Gimana Osis?" tanya Dito basa basi

"Ya gituu..  Oke oke aja sih," ucap Kanaya

RAFKANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang