27. Rasa rindukah ataukah tanda bahaya?

127 20 22
                                    

Don't be silent reader

Kalau ada typo kasih tau

Happy reading :)

Pelan-pelan woy!

****

~Now playing - Firasat~

****

Tak apa tak mengabariku, asal kabarmu tak hilang diantara semesta. Tak apa jika kita memang takkan ada, asal kamu tetap ada.

 Tak apa jika kita memang takkan ada, asal kamu tetap ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 27

Kanaya terus mondar-mandir. Perasaannya sangat tidak enak. Dia tak henti mengirimkan Rafka pesan. Tetap tak ada balasan. Dibaca saja tidak.

Kanaya memutuskan untuk pergi mandi. Berendam mungkin akan membuatnya sedikit tenang.

Kanaya masuk ke kamar mandinya dan berendam. Kanaya memejamkan matanya berharap mendapatkan ketenangan.

Namun ia malah semakin gelisah. Apa Rafka sudah membalas pesannya? Apa Rafka baik-baik saja?

Sekarang sudah siang menjelang sore. Sejak kemarin malam, hujan tak henti-henti mengguyur kota Bandung di sertai gemuruh.

Mungkin itu yang membuat Kanaya gusar. Terlebih, penerbangan Rafka hari ini.

Astaga. Kanaya tak mendapatkan ketenangan sama sekali. Ia segera menyudahi mandinya dan bergegas keluar kamar mandi.

***

Kanaya keluar dari kamarnya. Sekarang sudah sore. Pukul setengah lima.

Bruk

"Awww"

Kanaya terjatuh saat akan melangkah ke tangga. Ia tidak tergelincir hingga berguling, tidak. Hanya terpeleset, namun sepertinya kakinya tidak baik-baik saja

Nara melihat hal itu dari arah dapur. Buru-buru Nara menghampiri putrinya

"Ya ampun sayang, kamu kenapa si kok bisa jatoh gitu?" tanya Nara

Kanaya tak menjawab hanya meringis karena sepertinya kakinya terkilir.

Nara memanggil asisten rumah tangga untuk membantunya membopong Kanaya ke kamarnya. Karena Gibran dan Fero sedang tidak dirumah.

***

"Masih sakit sayang?" tanya Nara. Kanaya sudah diurut oleh seseorang yang bisa dibilang ahli.

"Better"

"Kamu kenapa sayang? Dari pagi uring-uringan terus," ujar Nara sambil mengelus rambut Kanaya.

"Gapapa Ma"

RAFKANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang