Don't be silent reader
Kalau ada typo kasih tau
Happy reading :)
***
Yang kita minta belum tentu dikabulkan-Nya. Tapi yang terbaik, sudah pasti diberikan-Nya
***
Part 42
"Saya bingung dok," ujar Rafka pada dokter hans.
Sudah 2 hari kebelakang, papa dan mama Rafka beserta dokter Hans ada di Indonesia.
"Kamu sudah bisa kok. Tapi kalau gak di lakukan ya selamanya cuma jadi teori saja," ujar dokter Hans
"Harus kah?"
"Kamu mau kah?"
Rafka terlihat berpikir sebentar. Lalu dia mengangguk ragu
"Lakukan," ujar dokter Hans
"Kalau ternyata belum sembuh?"
"Kamu akan selalu punya pilihan Rafka."
Rafka mengangguk. Benar juga. Ia selalu punya pilihan atas apapun nanti. Ia juga masi bisa kembali.
"Baik"
"Tenang saja. Pelan-pelan. Lagian kelulusan masih 1 bulan lagi," ujar dokter Hans
Rafka mengangguk. Ia mulai yakin dengan keputusannya
***
Makan malam bersama kali ini adalah sesuatu yang sangat baru bagi Rafka. Di rumah ini, ia bahkan tak mengerti apa itu kehangatan
Untuk pertama kalinya rumah ini di tempati satu keluarga yang utuh.
"Gimana sekolahnya?" tanya Greisy
"Baik"
"Kamu gamau kenalin pacar kamu ke tante?" tanya Greisy
Uhuk
Rafka tiba tiba saja tersedak makanannya lalu segera meminum segelas air
"Siapa gadis itu?" tanya Brian
"Apa?"
"Yang berhasil mengambil hatimu," jawab Brian dengan wajah menggoda
"Dah putus," jawab Rafka singkat
"Loh kok bisa?" tanya Greisy
"Ya putus aja"
"Yah.. padahal tante pengen ketemu," ujar Greisy
"Iya nanti kita ke rumahnya langsung lamaran," jawab Rafka santai
"Katanya udah putus?"
"Ya sekarang putus. Nanti aja kenalinnya langsung calon mantu," jawab Rafka super santai
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFKANAYA
Teen FictionSaat sesuatu yang kau inginkan mulai mendekat dan hampir tergapai. Namun hatimu malah menarik dirimu kearah lain -Kanaya Shaqilla Ini kisah Kanaya Shaqilla, seorang ketua Osis dengan hidup monotonnya sampai kemudian seseorang yang dia sukai sejak a...