6. Repot.

253 46 31
                                    

Vote comment jika berkenan

Dont be silent readers

Kalau ada typo kasih tau ya..

Happy reading :)

***

Hidupmu akan jauh lebih bermakna saat bisa menorehkan senyuman di wajah orang lain. Dan hidupmu akan terasa tak bermakna saat kau hanya mampu menjadi beban untuk orang lain.

*****

Jam pulang sekolah telah tiba, sejak tadi, Rafka baru kembali saat jam istirahat telah usai. Saat Kanaya bertanya apa hukumannya sudah selesai, Rafka hanya mengacungkan jempolnya saja, sialan memang.

Kanaya berjalan menuju toilet, melihat apakah sudah bersih atau masih sama saja seperti tadi pagi.

Sesampainya di toilet, ia melihat lantainya begitu bersih mengkilap, semuanya bersih, sangat sangat bersih.

Kanaya berkeliling sekitar, ia berhenti di depan pintu toilet pria. Tidak mungkin kan, ia masuk ke sana?

Kemudian seseorang keluar dari toilet tersebut

Itu penjaga sekolah, yang biasa membersihkan sekolah!

"Punten mang, tadi pagi jam pelajaran pertama ada yang bersihin toilet gak?" tanya Kanaya pada penjaga sekolah tersebut

"Teu aya da neng geulis, ini oge baru ku mamang di bersihan" Ucapnya

"Oh gitu ya mang, saya permisi dulu," ucap Kanaya kemudian melangkahkan kakinya ke luar toilet

"Sialan si Rafka! Berarti dia dari tadi bolos dong?!" ucap Naya pada dirinya sendiri

"Kak Naya!" seru seseorang memanggil Kanaya

"Iya?" tanya Naya pada seseorang yang memanggilnya, kalau tidak salah itu adik kelasnya yang juga pengurus osis...  Namanya Alessa seingat Naya

"Kak Naya di panggil bu Sri tadi..  Di tunggu di ruang BK katanya," ucap Alessa

"Saya?" tanya Kanaya memastikan

"Iya kak Naya," ucap Lessa

"Sekarang?" tanya Kanaya lagi, karena tidak biasanya bu Sri memanggilnya di luar jadwal pertemuan

"Iya kak"

"Oh oke, makasih Alessa," ucap Kanaya

"Iya kak sama sama..  Aku duluan ya kak"

"Iya"

Setelah itu, adik kelasnya itu pergi entah kemana, pulang mungkin? Ah sudahlah sekarang kak memang waktunya pulang

"Bu Sri ada apaan si tumbenan amat," ucap Kanaya

Langkah Kanaya terhenti di ruangan musik. Lagi, di hari ke 3, dan setiap harinya. Disaat jam pulang sekolah, dan sekolah sudah sepi.  Kanaya selalu mendengar suara tuts piano yang dimainkan penuh rasa, tiap nadanya begitu menyayat hati

RAFKANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang