10. Perlahan Berubah

229 35 18
                                    

Vote comment jika berkenan :)

Don't be silent readers :)

Kalau ada typo kasih tau

Happy reading

****

Ternyata bukan hanya aku yang kamu perlakukan sedemikian istimewa :)

****

"Nay"

"Nayaaaa"

"Nayyy"

"NAYA WOYY!" panggil Rania pada Naya yang terlihat melamun

"Eh apa?" ucap Kanaya dengan tampang linglung.

"Lo ngapa dah?"

"Apa?"

"Ngelamun terus. Untung jamkos," ucap Rania

"Justru itu Ran, mumpung jamkos," jawab Kanaya

"Mending belajar"

"Nanti"

"Tuman"

"Bodo," ucap Kanaya, setelah itu ia berjalan keluar kelas

"Mau kemana nay?!" seru Rania

"Toilet," jawab Naya tanpa menoleh

****

Kanaya menyalakan air di westafel kamar mandi, ia hanya mencuci mukanya yang sudah buluk akibat melamun

Eh gak nyambung ya?

Sudahlah lupakan

Setelah segar, Kanaya berjalan keluar dari kamar mandi dan bergerak ke arah kelas

Derap kaki kanaya terdengar begitu menggema di koridor yang sangat sepi. Sampai mata Kanaya menangkap sesuatu yang menghentikan langkahnya secara otomatis

Disana ada tangga menjulang yang sangat gelap. Tangga itu tertutup pagar, namun tak di kunci alias bisa dibuka

Mungkin ini waktu yang tepat. Kali ini saja :)

****

Kanaya duduk dengan kedua kaki menjuntai ke bawah

Kanaya sedang ada di rooftop sekolah. Tidak banyak yang tau tentang letaknya. Tempat ini tidak dilarang, namun tidak di bolehkan juga. Jadi ya, datang saja asal jangan ketahuan dan tidak merusak. Apalagi bunuh diri

Kanaya menghirup udara kota Bandung dalam dalam. Memandang langit cerah, namun tak panas yang menenangkan

Rasa sesak itu kembali Kanaya rasakan

Tap tap tap

Terdengar suara derap langkah yang semakin mendekat. Kanaya tak panik, entah kenapa dia memilih diam tanpa menoleh. Biarkan saja orang itu menghampirinya

RAFKANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang