Epilog

156 20 3
                                    

~Now Playing~

Samsons- Kenangan Terindah

Samsons- Kenangan Terindah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°Terakhir, Epilog

Sudah lebih dari 2 bulan Kanaya menjadi Mahasiswa di sebuah Universitas Negeri yang terletak di Jalan Raya Bandung-Sumedang, Jatinangor. Syukurlah dia bisa masuk ke universitas tersebut tanpa harus gap year meski dengan jalur sbmptn.

Kanaya baru pulang ngampus. Dan sekarang hari sudah malam.

Kanaya segera mandi dan merebahkan tubuhnya di kasur.

Besok dia tidak ada jadwal. Akhirnya dia bisa tidur nyenyak malam ini.

Selesai mandi, entah kenapa rasanya dia sangat merindukan sosok Rafka. Mereka masih berhubungan baik, meski sebatas teman biasa. Dan sudah satu pekan kebelakang ini mereka tidak berkomunikasi sama sekali.

Kanaya duduk di ujung kasur, lalu mengambil sebuah kotak kecil pemberian Rafka saat dia hendak terbang ke Amerika untuk menyusun hidup barunya.

Dan itu adalah pertemuan terakhir mereka.

Sudah dua bulan, dan selama itu juga Kanaya tak berani membuka kotak tersebut.

Namun malam ini, entah kenapa angin berbisik seolah menyuruhnya membuka kotak tersebut sekarang.

Ragu-ragu, Kanaya membuka kotak kecil tersebut.

Dan terbuka.

Debarannya kembali menggila. Setelah 2 bulan dia berhasil mengalihkan fokusnya pada kampus, sekarang tak lagi.

Isi dari kotak tersebut adalah sebuah kalung. Kalung dengan liontin berbentuk piano.

Kanaya menggigit bibir bawahnya kencang. Pikirannya kembali lagi pada masa-masa bersama Rafka. Demi apapun Kanaya benar benar menepati ucapannya untuk selalu bersyukur meski akhirnya seperti ini.

'i love you' bisik Rafka di sela sela tangisan mereka

Mengingat hal yang satu itu, Kanaya tak bisa menahan air matanya lagi. Baiklah, malam ini saja. Tak apa kan ia merindu?

Kanaya mendekap kalung tersebut dengan air mata yang terus mengalir.

"I miss you," ujar Kanaya

"Denger ya. Kalau malem malem kamu kangen aku.. liat langit, ada bulan purnama ga di sana. Kalau ada, tandanya aku lagi kangen kamu juga," ujar Rafka sambil menyelipkan helaian rambut Kanaya saat angin menerpanya

RAFKANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang