16. A Whole New World

157 24 40
                                    

Kalau ada typo kasih tau

Happy Reading

***

Now playing ~A Whole New World~

Mungkin sebelumnya aku lupa bahwa sering bersama bisa menimbulkan rasa yang kadang tak sama.

***

Istirahat kali ini Kanaya tidak ke kantin. Entahlah. Moodnya hancur sejak pagi. Tidak. Maksudnya sejak malam.

Kanaya menghela nafas gusar. Ia memutuskan untuk pergi ke toilet menyegarkan diri.

Koridor juga nampak sedikit lenggang. Mungkin karena orang orang berkumpul di kantin untuk mengisi perutnya.

Setelah selesai cuci muka, kanaya beranjak keluar. Ia tidak langsung ke kelas, melainkan pergi ke ruang Osis untuk memeriksa saja.

Setelah dirasa cukup, Kanaya keluar ruangan Osis. Saat melangkah keluar, tiba tiba ada yang menariknya dengan kasar dan membawanya ke belakang ruang Osis yang tidak terjamah oleh orang yang lewat.

Kanaya mengumpat saat tubuhnya ditarik paksa. Berani beraninya orang itu.

Tubuh Kanaya di dorong kasar ke arah tembok. Kanaya tersenyum sinis menghadapinya.

Pelakunya adalah Nadine dan 2 teman satu gengnya, kakak kelas yang dengan beraninya mencari masalah dengan siswa yang paling di segani di CHS.

"Lanjutkan! Saya ingin lihat sejauh apa keberanian anda," ujar Kanaya mengintimidasi.

Mendengar itu, 2 teman Nadine kicep. Mereka baru sadar sedang berhadapan dengan siapa.

"Apa? Jabatan lagi? Lagian bisa apa lo kalau tanpa bawa jabatan," ucap Nadine sarkas

"Baik. Anggap saja anda berhadapan dengan siswa biasa. Bukan ketua Osis," ucap Kanaya menantang

"Jadi, apa?" tanya Kanaya ingin tau maksud sikap ketidak sopanan Nadine.

"Masih nanya lagi lo. Gua tu udah muak ya sama sikap munafik lo. Sok baik di depan orang orang. Najis tau ga." Nadine berteriak sambil kesal sendiri. Sementara Kanaya masih berusaha meresponnya dengan tenang.

"To the point, Nadine," ucap Kanaya dengan penekanan di bagian nama Nadine, dimana ia menyebutnya tanpa embel embel kakak.

"BERANI BANGET LO!" Nadine berteriak lalu melayangkan tangannya pada pipi Kanaya.

Tentu saja Kanaya menahannya, lalu memutar tangan Nadine hingga sang empunya kesakitan.

Sementara kedua temannya? Hanya diam bagai patung. Tak berani ambil tindakan.

"Sialan," umpat Nadine

"Kalau anda gamau saya bawa bawa jabatan. Ya harus adil dong. Anda juga gausah bawa bawa senioritas," ucap Kanaya dengan bisikan iblis.

"MUNAFIK LO!," ucap Nadine dengan Nafas menggubu.

Kanaya tersenyum miring, lalu berkata

"Jadi lo mau apa? Cepet bilang mumpung gua masih baik"

"Jauhin Rafka!"

"Berani-berani nya lo nyuruh gua jauhin cowok gua sendiri," ucap Kanaya sambil tersenyum geli di hatinya.

"Udah deh Nay. Lo tuh munafik munafik munafikkk bangettt. Dulu koar koar koar gasuka Rafka. Ribut. Sekarang jilat ludah sendiri. STOP KANAYA. JATAH MUNAFIK SEMUA ORANG DI BUMI LU AMBIL SEMUA!"

RAFKANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang