30. Ketulusan

93 19 19
                                    

Don't be silent reader

Kalau ada typo kasih tau

Happy reading :)

***

I was here, you were there
Guess we never could agree
While the sun shines on you,
I need some love to rain on me

~One last cry - Brian McKnight~

***

Saat kita tahu kita telah terlalu jauh bermain-main di jalan yang tak seharusnya, bukankah mundur bukan lagi sebuah pilihan melainkan keharusan?

****

Part 30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 30

Sudah 6 hari sejak Fero kecelakaan dan masuk rumah sakit. Sejak itu juga Fero tak sadarkan diri dan dinyatakan koma oleh dokter.

Tentu hari-hari Kanaya berubah setelahnya. Setiap pagi dia pergi ke Rumah Sakit. Bergantian dengan Mama dan abangnya.

Boro-boro mikirin liburan. Yang ada di pikirannya sekarang cuma Papanya harus pulih.

Dan soal Rafka? Hahahahah.

Kanaya hanya bisa tertawa hambar.

Sudah ketebak?

Ya, Rafka sama sekali tak mengabarinya apapun. Pesannya saja tak kunjung mendapat balasan.

Dan Kanaya sudah tak menunggu dan tak berharap apapun. Kanaya sudah sadar diri. Dia memang tak sepenting itu.

Hari ini seperti hari-hari kemarin, Kanaya pergi ke Rumah Sakit pagi hari. Namun karena kesiangan bangun, ia tak sempat sarapan dan berakhir di kantin rumah sakit dengan semangkuk bubur di hadapannya.

Kanaya duduk sendirian dan fokus pada makanannya.

Beberapa menit kemudian, ada semangkuk bubur yang disimpan di hadapannya. Kanaya mendongakan kepalanya. Melihat pelaku.

Dia adalah seorang lelaki dengan kaos hitam polos dan topi hitam. Lelaki itu duduk di depan Kanaya lalu melepas topinya.

Kanaya terdiam.

Dia tak asing dengan orang ini. Tapi siapa?

"Frey," ujar lelaki tersebut tiba-tiba.

Kanaya sedikit tersentak kemudian ia ingat kejadian di mall

"Ngapain lo kesini?" tanya Kanaya

"Lo sendiri?" Frey malah balik bertanya. Kanaya tak suka. Ia hanya mengangkat kedua bahunya tanpa menjawab.

"Mama gue di rawat disini," ujar Frey

Kanaya hanya mengangguk sambil memakan buburnya

"Lo ada dendam apa si sama gue?" tanya Frey

RAFKANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang