chapter 37

608 84 14
                                    

Happy reading..

.
.
.
.

Tampak pria tampan yang memijati keningnya,  ia merasa begitu bimbang setelah sekretarisnya memberitahukan bahwa terdapat masalah dengan cabang perusahaan mereka di Seoul.

Bukan karena permasalahan pada perusahaannya yang membuatnya bimbang,  tapi Seoul..
Kota inilah yang menjadi masalahnya.. Kota itu memiliki banyak kenangan buruk bagi dirinya maupun istri tercintanya.

"apa tidak bisa kau wakilkan saja Yoshiro?? ", kai sekali lagi bertanya pada sekretarisnya.

"maaf presdir,  tapi keadaannya sangat mendesak sehingga harus anda langsung yang memantau. Mereka hanya ingin anda yang menangani langsung. Hanya seminggu presdir.. ", Yoshiro,  sekretaris yang menemani kai dari awal karirnya kembali mencoba menjelaskan situasi yang terjadi.

"tapi kau tau kan kyungsoo sedang mengandung,  aku tak bisa meninggalkannya. Apalagi doyoung tak bisa jauh dariku,  aku takut ia sakit lagi seperti dulu", berbagai alasan dibuatnya agar tak pergi,  sebenarnya jika ia mau ia bisa saja membawa kyungsoo dan doyoung,  tapi ia yakin kyungsoo pasti akan menolak. Ia juga tak ingin kyungsoo kembali mengingat laki-laki itu,  bukan hal yang mudah untuk kembali membawa tawa kyungsoo setelah perpisahan kyungsoo dan pria itu,  bahkan setelah kai menikahinya.

Ia tak ingin usahanya selama ini menjadi sia-sia,  ia tak ingin kyungsoo stress dan mengganggu kesehatannya dan bayi dalam kandungannya. Lebih parahnya jika kyungsoo kembali memberikan cintanya untuk lelaki itu.

"saya tau nyonya tidak mungkin ikut tuan,  tapi ada baiknya tuan membicarakan hal ini pada nyonya", kai mengangguk,  bagaimanapun ia tak boleh menyembunyikan apapun dari kyungsoo.

"baiklah, aku akan membicarakannya. Kapan jadwal kita harus kesana?? ", Yoshiro mengecek buku agendanya.

"minggu depan kita harus sudah tiba disana tuan", kai mengangguk,  semoga saja semuanya berjalan baik.

.
.
.

"soo.. Bisa bicara dengan oppa sebentar?? ", kai mendatangi istrinya itu yang sedang mencuci piring makan malam mereka.

"hmm?? Tentu oppa.. ", kyungsoo menghentikan acara mencucinya.

Kai menggandeng tangan istrinya itu untuk duduk disofa,

"apa doyoung sudah tidur oppa?? ",

"hm.. Ia sudah tidur, kau tau anak kita itu kan. Jika perutnya kenyang dan mendapat elusan dipunggung dia pasti akan langsung tidur"

"hehe.. Kau benar oppa,  jadi apa yang ingin oppa bicarakan??", kyungsoo kini menatap manik suaminya yang penuh kebimbangan itu.

"hmm.. Ada sedikit masalah dikantor,  ada cabang perusahaan yang keadaannya kurang baik soo", kyungsoo mengerutkan alisnya bingung,  tumben suaminya ini membicarakan masalah perusahaan dengannya.

"lalu oppa?? "

"oppa harus kesana,  para pemegang saham hanya mau oppa yang turun tangan langsung.. Apa.. ", belum selesai kai berucap kyungsoo sudah memotong.

"jangan mengkhawatirkanku oppa, aku bisa menginap ditempat eomma selama oppa pergi. Dan untuk doyoung,  aku akan mencoba menjelaskan padanya bahwa appanya ini adalah orang yang sangat penting sehingga banyak orang yang membutuhkan bantuan. Appanya doyoung kan pahlawan super,  hahaha..  Iya kan oppa?? ", kyungsoo tau raut wajah cemas suaminya. Kyungsoo tau kai tak ingin meninggalkannya dan doyoung.

"tapi.. ", kyungsoo mencubit pipi kai.

"tak apa oppa.. Aku sudah dewasa.. "

"bukan itu sayang,  oppa harus pergi ke.. ", ada keraguan untuk mengatakan tujuannya. "seoul", wajah kyungsoo berubah,  wajah cerianya berubah datar.

This Destiny (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang